Gelar Hari Bakti, Artha Graha Peduli Dorong Pasar UMKM
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Yayasan Artha Graha Peduli membangun rasa kebersamaan di Sudirman Central Business District atau SCBD. Upaya yang dilakukan di antaranya dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat secara gratis, pembinaan usaha kecil dan menengah, serta peningkatan kesadaran menjaga lingkungan.
Artha Graha Peduli (AGP) menyelenggarakan Hari Bakti dan Pelayanan Masyarakat di kawasan Pasar Akhir Pekan (PAP) SCBD, Jakarta, Minggu (25/11/2018). Kegiatan tersebut diikuti lebih dari 5.000 orang. Turut hadir Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal.
Pendiri AGP, Tomy Winata mengatakan, kegiatan itu diselenggarakan untuk meningkatkan kebersamaan pegawai dan keluarga Grup Artha Graha serta pegawai perusahaan lainnya, penghuni, dan pengunjung SCBD.
Tomy melanjutkan, kegiatan itu juga digelar untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. ”Kami memberikan kesempatan agar UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) dapat memperkenalkan produk andalan dan murah kepada masyarakat,” katanya.
Pelaksana Harian AGP Heka Hertanto mengatakan, SCBD merupakan wilayah strategis bagi pelaku UMKM. Setiap hari, tidak kurang dari 3.000-4.000 orang mengunjungi PAP SCBD untuk mencicipi kuliner Nusantara.
Dalam kegiatan Hari Bakti dan Pelayanan Masyarakat AGP ini, 75 pedagang UMKM binaan AGP dan Bank Artha Graha Internasional (BAGI) mengikuti acara itu. Berbagai kuliner khas Indonesia ditawarkan dalam perhelatan itu, seperti gudeg dan ketupat sayur. Produk UMKM lain yang ditawarkan adalah sayur dan buah produksi petani lokal serta kerajinan tangan etnik.
Heka berharap, kegiatan tersebut dapat memangkas jarak antara para pemimpin dan karyawan di kawasan itu. ”Semoga bisa menjadi acara tahunan,” katanya.
Lingkungan
Dalam kesempatan yang sama Menteri KKP Susi Pudjiastuti mengingatkan masyarakat agar terus peduli terhadap masalah lingkungan, terutama kelautan. Kasus paus ditemukan mati di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, beberapa hari lalu, menunjukkan urgensi mengurangi penggunaan plastik dalam kegiatan sehari-hari.
”Kalau tidak mengubah perilaku, jumlah sampah di laut akan lebih banyak daripada ikan pada 2030,” kata Susi. Kemungkinan hal itu besar terjadi karena plastik membutuhkan waktu hingga 450 tahun untuk hancur.
Oleh karena itu, Susi mengimbau masyarakat agar mengurangi penggunaan botol minum sekali pakai, plastik keresek untuk membawa barang, dan sedotan plastik untuk minum.
Terkait lingkungan, Tomy Winata kini sibuk menyelamatkan Sungai Citarum yang terletak di Jawa Barat. Sudah tidak asing kalau Sungai Citarum identik dengan masalah pencemaran.
“AGP aktif dalam penyelamatan Sungai Citarum,” kata Tomy. Adapun penyelamatan Sungai Citarum dilakukan melalui program penanggulangan pencemaran dan kerusakan daerah aliran sungai (DAS) Citarum yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
Menurut Tomy, AGP bekerja sama dengan pemerintah dan Satuan Tugas (Satgas) Citarum untuk melestarikan mata air dan badan sungai. Mata air sungai ini berasal dari Situ Cisanti, yang bersumber dari Gunung Wayang. AGP juga memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai agar mengelola limbah dengan benar.
Pemilik Grup Artha Graha ini mengimbau agar seluruh perusahaan, terutama di Jawa Barat, untuk bergotong royong menyelamatkan Sungai Citarum. “Memang tidak mudah, tetapi pengusaha juga bertanggung jawab untuk ikut membersihkan,” tuturnya.
Selain Sungai Citarum, AGP juga melakukan penyelamatan dan pelestarian Sungai Ciliwung, Citanduy, dan sungai-sungai besar lainnya. Tomy mengatakan, pelestarian sungai sangat penting karena berkaitan dengan ketahanan pangan dan kesejahteraan bangsa.