JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan delapan ruas Jalan Tol Trans-Sumatera yang ditugaskan kepada PT Hutama Karya (Persero) diprioritaskan pada ruas tol koridor utama. Delapan ruas tersebut diproyeksikan selesai pada 2019.
Koridor utama Jalan Tol Trans-Sumatera menghubungkan kota-kota di Sumatera, dari timur hingga barat. Delapan ruas penugasan tersebut adalah Bakauheni-Terbanggi Besar, Terbanggi Besar-Pematang Panggang, Pematang Panggang-Kayu Agung, Palembang-Indralaya, Palembang-Tanjung Api-api, Pekanbaru-Kandis-Dumai, Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat, dan Medan-Binjai.
”Untuk ruas penugasan Trans-Sumatera ini diprioritaskan di ruas-ruas yang masuk koridor utama atau menghubungkan antarkota. Sambil dibebaskan lahannya, pembiayaannya dicari untuk per ruas,” kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Herry Trisaputra Zuna, akhir pekan lalu, di Jakarta.
Herry menambahkan, realisasi pembangunan beberapa ruas Jalan Tol Trans-Sumatera berjalan baik. Di ruas Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140,7 kilometer, konstruksinya mencapai 92 persen. Diproyeksikan, konstruksi akan selesai pada Desember 2018.
Adapun pembangunan ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung sepanjang 189,2 kilometer mencapai 75 persen dengan pembebasan lahan 94 persen. Diproyeksikan, ruas itu selesai pada akhir semester I-2019.
Ruas lainnya, seperti Palembang-Indralaya sepanjang 22 kilometer, konstruksinya mencapai 98 persen dan direncanakan beroperasi Oktober tahun ini. Ruas yang juga direncanakan beroperasi pada Oktober adalah Medan-Binjai, yang saat ini pembangunannya mencapai 97 persen.
Sementara itu, ruas Pekanbaru-Kandis-Dumai sepanjang 131,48 kilometer hingga saat ini konstruksinya baru sekitar 10 persen. Adapun konstruksi pada ruas Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat dan Palembang-Tanjung Api-api belum dimulai.
Menurut Herry, pembangunan ruas Jalan Tol Trans-Sumatera memerlukan dana besar. Menurut catatan BPJT, delapan ruas penugasan untuk Jalan Tol Trans-Sumatera memerlukan investasi setidaknya Rp 74,2 triliun. Jumlah itu belum termasuk ruas Palembang-Tanjung Api-api.
”Ruas Palembang-Tanjung Api-api belum ada perjanjian pengusahaan jalan tol-nya (PPJT),” ujar Herry.
Struktur pembiayaan ruas Jalan Tol Trans-Sumatera berupa 70 persen ekuitas dan 30 persennya pinjaman.
Direktur Keuangan PT Hutama Karya (Persero) Anis Anjayani mengatakan, studi kelayakan dan kajian analisis dampak lingkungan telah dilakukan untuk ruas Palembang-Tanjung Api-api. Ruas jalan tol itu akan terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-api dan Pelabuhan Tanjung Carat di Sumatera Selatan, yang masih dalam tahap perencanaan.
Untuk membiayai Jalan Tol Trans-Sumatera, lanjut Anis, Hutama Karya mengajukan penyertaan modal negara kepada pemerintah sebesar Rp 12,5 triliun. Saat ini, pengajuan penyertaan modal negara itu masih dibahas di DPR. Dalam pembahasan dengan Komisi VI dan Badan Anggaran DPR, penyertaan modal negara diusulkan menjadi Rp 10,5 triliun.
Secara terpisah, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Sugiyartanto mengatakan, Jembatan Suramadu di Jawa Timur yang pernah direncakan akan dikelola Hutama Karya untuk menambah pendanaan Jalan Tol Trans-Sumatera, kini direncanakan akan dijadikan jembatan non-tol.