Pameran Trade Expo Indonesia Angkat Potensi Ekspor Minyak Sawit dan Ikan
Oleh
Hendriyo Widi
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Indonesia akan menggelar pameran internasional Trade Expo Indonesia pada 24-28 Oktober 2018 di ICE BSD, Tangerang, Banten. Pameran ditargetkan dihadiri 28.000 pengunjung dan akan memberi porsi besar pada komoditas ekspor minyak kelapa sawit mentah dan perikanan.
TEI tahun ini mengusung tema ”Creating Product for Global Opportunities”. Tema itu menyatakan bahwa Indonesia merupakan penghasil produk-produk berdaya saing dan memberi peluang bagi pelaku usaha global untuk bekerja sama dalam mengembangkan bisnis di kancah perdagangan global.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Arlinda di Tangerang, Rabu (19/9/2018), mengatakan, pemeran internasional itu akan menghadirkan berbagai produk kualitas ekspor Indonesia yang diproduksi korporasi ataupun usaha kecil menengah (UKM) sebanyak 1.110 peserta. Dalam ajang kali ini, Indonesia akan memamerkan stan khusus produk perikanan serta minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan produk turunannya.
Potensi ekspor perikanan Indonesia sangat besar dan perlu terus ditingkatkan guna mendorong pertumbuhan ekspor nonmigas. Adapun CPO dan produk turunan juga penyumbang ekspor nonmigas terbesar Indonesia yang tengah menghadapi kampanye hitam di Uni Eropa.
”Kami ingin memberikan gambaran positif industri CPO dan turunannya di Indonesia, terutama kepada para pengunjung dan pembeli dari negara lain. Hal itu dalam rangka menangkal kampanye hitam CPO dan produk turunannya,” katanya.
Menurut Arlinda, TEI 2018 merupakan salah satu peluang meningkatkan ekspor Indonesia secara berkelanjutan. Pameran itu juga merupakan salah satu peluang Indonesia mengembangkan pasar di di tengah ketidakpastian ekonomi global dan perang dagang AS-China.
Kemendag menargetkan, TEI 2018 dapat membukukan transaksi sebesar 1,5 miliar dollar AS dan mendatangkan pembeli-pembeli potensial dari luar negeri. Hingga Rabu ini, tercatat 2.245 pembeli dari luar negeri telah terdaftar menghadiri TEI 2018.
”Pembeli-pembeli luar negeri itu kami datangkan melalui kerja sama dengan Kementerian Luar Negeri, Atase Perdagangan, Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia, serta Konsul Perdagangan ataupun Kamar Dagang dan Industri negara-negara sahabat,” katanya.
Kemendag mencatat, pembeli-pembeli dari luar negeri yang sudah terdaftar berasal dari 60 negara. Beberapa di antaranya Nigeria, China, India, Aljazair, Arab Saudi, Jepang, Uni Emirat Arab, Kamboja, Suriname, dan Amerika Serikat.
”Mereka tidak hanya bertransaksi langsung, tetapi juga dapat mengeksplorasi peluang kerja sama dengan mitra bisnis prospektif dan berinteraksi dengan petinggi Pemerintah Indonesia, pemimpin bisnis, dan para pelaku usaha nasional,” ujarnya.
Arlinda menambahkan, pembiayaan penyelenggaraan TEI 2018 murni dari swasta. Sponsor utamanya adalah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank.
Direktur Pelaksana V LPEI atau Indonesia Eximbank Bonifasius Prasetyo mengatakan, LPEI juga mendorong pelaku usaha kecil menengah (UKM) untuk ekspor, baik melalui pembiayaan maupun peningkatan kapasitas. Pertumbuhan kredit ekspor bagi UKM trennya bagus, yaitu tumbuh 50 persen, sedangkan korporasi 10 persen.
”Dalam TEI 2018, kami akan mempertemukan 50 nasabah kami dengan para pembeli dari luar negeri,” katanya.