Citilink Targetkan Kenaikan Pendapatan Melalui Menu Baru
Oleh
Satrio Pangarso Wisanggeni
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Maskapai Citilink Indonesia meluncurkan menu makanan baru dalam penerbangannya (in-flight meal) dengan kuliner khas Nusantara, seperti sate ayam dan nasi kapau. Hidangan-hidangan yang khas dan familiar tersebut diharapkan memiliki daya tarik dan dapat meningkatan pendapatan maskapai berbiaya rendah tersebut dari area penjualan makanan.
Penumpang Citilink akan dapat membeli kedua hidangan tersebut di dalam penerbangan mulai Sabtu (1/9/2018). Selain sate ayam dan nasi kapau, hidangan khas Nusantara lainnya yang tersedia adalah nasi ulam jawa dan nasi goreng supergreen dengan bumbu sambal hijau.
Vice President Cargo & Ancillary Citilink Indonesia Benny Rustanto, pada Jumat (31/8/2018) sore di Denpasar, mengatakan, peluncuran menu baru ini adalah strategi agar penumpang maskapai tersebut tidak merasa bosan dengan pilihan hidangan yang tersedia. Pemilihan sejumlah hidangan tersebut adalah berdasar pada hasil feedback (masukan) dan survei yang dilakukan oleh Citilink.
“Ini adalah strategi agar penumpang yang frequent terbang dengan kami tidak akan merasa bosan. Diharapkan penumpang Citilink yang sudah loyal akan semakin loyal,” kata Benny dalam acara Pengenalan Menu Baru di kantor perusahaan katering penerbangan Aerofood ACS, kompleks Bandar Udara Ngurah Rai, Bali. Hidangan in-flight meal Citilink dipasok oleh Aerofood ACS.
Selain keempat masakan khas Indonesia tersebut, Citilink juga memperkenalkan tiga hidangan baru bergaya barat, yakni omelet dengan sosis ayam, roti sandwich dengan ayam asap dan keju, dan salad.
Dalam kesempatan tersebut, Benny juga mengatakan akan mempertahankan tiga hidangan yang telah hadir sebelumnya, yaitu adalah Nasi Kuning Tuna Cakalang, Spageti Bolognaise, dan Nasi Goreng Spesial. Di sisi lain, Citilink memutuskan untuk tidak menyediakan sejumlah menu lama seperti Nasi Ayam Tangkap Aceh, Nasi Ikan Arsik Sibolga, dan Nasi Campur Bali dalam menu.
Benny mengatakan, keputusan ini diambil berdasarkan hasil survei dan review rutin setiap bulan terhadap menu makanan yang dijual saat perjalanan pesawat. Hidangan-hidangan yang dipilih dalam menu baru pun juga berdasarkan permintaan pelanggan dan hasil diskusi dengan pihak Aerofood.
Production manager Aerofood ACS Denpasar PJ Hafid mengatakan, hidangan-hidangan yang masuk dalam menu baru dinilai lebih umum dan familiar dengan masyarakat secara umum. Sementara itu, masakan yang dipertahankan adalah yang telah terbukti populer dan banyak dipesan.
“Nasi Ayam Tangkap Aceh dan Nasi Campur Bali mungkin tidak terlalu familiar. Sedangkan nasi goreng hijau dan sate ayam sudah banyak di pasaran,” kata Hafid.
Selain makanan, Citilink juga memperkenalkan jus kacang hijau sebagai salah satu minuman yang dapat dipesan saat perjalanan.
Tingkatkan pemasukan
Menu yang lebih familiar diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan penumpang untuk memesan makanan di dalam perjalanan.
Benny mengatakan, melalui menu baru ini, pendapatan dari sektor makanan dapat meningkat sebesar 5-7 persen. Saat ini, pendapatan Citilink dari sektor makanan adalah sebesar Rp 8 miliar per bulan.
Berdasarkan data yang dimiliki Benny, jumlah paket makanan yang disediakan di dalam pesawat dalam setiap penerbangan Citilink adalah sebanyak 30 pesen dari jumlah penumpang rata-rata. Benny mengatakan, rata-rata jumlah penumpang Citilink adalah sebanyak 155 orang. Sehingga, jumlah paket makanan yang disediakan di dalam pesawat adalah hanya sekitar 46 paket setiap penerbangan.
Akan tetapi, Benny mengatakan, penumpang dapat menghindari kehabisan makanan dengan cara memesan terlebih dahulu (pre-booked meal) melalui aplikasi ponsel maupun situs web saat melakukan check-in.
Setiap hidangan in-flight meal Citilink dijual dengan harga Rp 55.000. Sedangkan apabila memesan terlebih dahulu, harganya lebih murah, yakni Rp 45.000. Selama satu bulan masa pengenalan menu baru ini, Benny mengatakan, ada potongan harga sebesar 10 persen, baik untuk prebooked meal maupun pesan di pesawat.