MANADO, KOMPAS - Pelaksanaan Festival Bunga Internasional Tomohon dari tahun ke tahun telah memberi keuntungan finansial miliaran rupiah bagi masyarakat dan petani di Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Tahun ini, festival yang rangkaian awalnya dimulai pada Minggu (5/8/2018) telah menyedot ribuan orang datang.
Wali Kota Tomohon Jimmy Eman kepada wartawan di Tomohon, Selasa (7/8), mengatakan, pelaksanaan Festival Bunga juga memberi keuntungan bagi pemilik hotel, cottage, dan homestay dengan jumlah kamar mencapai 1.000. ”Sekarang semua hotel dan cottage di Tomohon penuh dipesan. Saya cek tadi, tidak ada kamar kosong lagi, semua sudah dipesan dalam rangka festival,” kata Jimmy.
Puncak festival digelar Rabu (8/8) ini dengan pawai kendaraan berhiaskan bunga. Terdapat sekitar 30 peserta pawai, sebanyak 13 peserta di antaranya berasal dari luar negeri, antara lain Australia dan Jepang. Peserta juga berasal dari sejumlah provinsi, kabupaten/kota, dan pihak swasta di Indonesia yang berpartisipasi dalam acara ini.
Ketua Panitia Festival Bunga Internasional Tomohon Coreta Louis Kapoyos mengatakan, sejumlah tamu penting negara asing telah berada di Tomohon untuk menyaksikan acara puncak festival. Para tamu itu, antara lain, Pangeran Georgia Juan Bagration Mukhrani beserta istri, Kristine, yang datang bersama belasan pengusaha Georgia. Ada pula 30 duta besar negara sahabat dan turis mancanegara.
Pakar ekonomi regional, Noldy Tuerah, mengatakan, pelaksanaan Festival Bunga Internasional Tomohon menjadi contoh pembangunan perkebunan dan pariwisata yang saling menopang serta menguntungkan masyarakat dan petani. Kabupaten dan kota lain dapat mengikuti Tomohon untuk berkreasi dalam menciptakan peluang itu.
”Banyak kegiatan festival di Sulut, tetapi lebih banyak menyedot dana dari APBD. Pemilihan ikon festival juga harus tepat dan sesuai ciri khas daerah,” kata Noldy.
Festival bunga Tomohon telah terpromosikan ke sejumlah negara di dunia, bahkan menjadi alternatif festival bunga terkenal di Pasadena, Amerika Serikat. Padahal, saat awal pelaksanaan festival ini pada 2008, Pemerintah Kota Tomohon harus mengeluarkan anggaran Rp 20 miliar dari APBD disebabkan bunga yang dipakai sebagian besar didatangkan dari luar wilayah, terutama dari Jawa Barat.
Akan tetapi, pada festival tahun ini, subsidi pemerintah jauh berkurang, yakni tinggal Rp 2,3 miliar. Hal ini menunjukkan kegiatan ini memiliki prospek baik atas festival bunga yang kini menjadi ikon Kota Tomohon.
Dia optimistis pelaksanaan festival ini pada tahun depan akan lebih baik dan memberi keuntungan besar bagi masyarakat dan penyelenggara. Dia juga berharap semakin banyak perusahaan swasta terlibat. (ZAL)