JAKARTA, KOMPAS--Pemerintah memutuskan untuk menyerahkan kelanjutan pengelolaan Blok Rokan di Riau kepada PT Pertamina (Persero). Blok kaya minyak yang kini dikelola PT Chevron Pasific Indonesia itu akan berakhir masa kontraknya pada 2021.
Keputusan tersebut berpotensi meningkatkan kontribusi produksi minyak Pertamina di dalam negeri.
Pengumuman keputusan penyerahan hak kelola Blok Rokan disampaikan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar, Selasa (31/7/2018) malam, di Jakarta. Arcandra didampingi Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi dan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto.
"Bonus tanda tangan yang disodorkan Pertamina sebesar Rp 11,3 triliun dan komitmen pasti investasi eksploitasi sebesar Rp 7,2 triliun," kata Arcandra dalam keterangan resmi.
Dengan demikian, lanjut Arcandra, kontribusi produksi minyak bumi dan gas Pertamina akan naik, dari 23 persen menjadi 36 persen terhadap seluruh produksi migas nasional pada tahun ini. Adapun pada tahun depan, kontribusi produksi migas Pertamina akan dinaikkan lagi menjadi 39 persen. Kontribusi Pertamina ditargetkan mencapai 60 persen terhadap seluruh produksi migas nasional pada 2021.
"Keputusan ini murni diambil berdasarkan pertimbangan bisnis dan ekonomi setelah mengevaluasi proposal yang diajukan Pertamina," ujar Arcandra.
Sebelumnya, Pertamina sudah mendapat penyerahan 12 blok migas hasil terminasi secara langsung dari pemerintah, termasuk Blok Mahakam di Kalimantan Timur.
Secara terpisah, Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan, Pertamina tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan pemerintah untuk mengelola Blok Rokan. "Yang jelas, impor minyak mentah akan berkurang sehingga bisa menghemat devisa. Selain itu, pengelolaan minyak akan lebih efisien karena kami juga memiliki kilang minyak di Duri, Riau, yang tidak jauh dari Blok Rokan," ujar Adiatma.
Berdasarkan data SKK Migas, pada semester I-2018, produksi siap jual atau lifting minyak Blok Rokan sebanyak 207.148 barrel per hari. Angka itu setara dengan 26 persen capaian produksi minyak siap jual dari seluruh blok di Indonesia. Pada periode yang sama, produksi minyak siap jual Pertamina melalui sejumlah anak usahanya di dalam negeri sebanyak 146.896 barrel per hari atau 20 persen dari total lifting minyak di Indonesia.
Blok Rokan termasuk blok migas yang bernilai strategis. Sejak beroperasi pada 1971 hingga 31 Desember 2017, produksi minyak di Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel. (APO)