Enam Ruas Tol Senilai Rp 124 Triliun Siap Dilelang
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Proyek pembangunan enam ruas tol senilai Rp 124 triliun siap dilelang. Lima proyek merupakan usulan badan usaha atau ruas prakarsa dan satu ruas merupakan proyek pemerintah. Itu menandakan industri jalan tol di Indonesia semakin diminati.
Proyek tol yang merupakan usulan badan usaha (unsolicited) adalah ruas Semanan-Balaraja (31,9 kilometer), ruas Kamal-Teluk Naga-Rajeg (38,6 km), ruas Akses Pelabuhan Patimban (37,7 km), ruas Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (184 km), serta Jembatan Balikpapan-Penajam Paser Utara (7,6 km). Sementara satu proyek tol pemerintah adalah ruas Semarang-Demak (26,8 km) yang terintegrasi dengan tanggul laut Kota Semarang. Keenam proyek tersebut diluncurkan pada Selasa (10/7/2018) di Jakarta yang dihadiri para badan usaha dan calon investor.
”Saat ini enam proyek itu sudah siap dilempar ke pasar. Satu proyek pemerintah dan lima proyek tol prakarsa. Biasanya lebih banyak proyek pemerintah. Ternyata badan usaha lebih agresif berinvestasi di jalan tol,” kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna.
Herry mengapresiasi usulan pembangunan jalan tol oleh badan usaha baik tol perkotaan maupun antar kota. Terlebih, badan usaha, yakni konsorsium PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan PT Daya Mulia Turangga, mengusulkan ruas tol di wilayah selatan pula Jawa, yakni Gedebage hingga Cilacap. Ruas tol tersebut diharapkan mendukung jaringan logistik serta mengembangkan kawasan selatan Pulau Jawa.
Menurut Herry, untuk ruas yang diusulkan badan usaha tidak mendapatkan dukungan pemerintah. Biaya investasi akan diperhitungkan ke dalam perhitungan tarif dan konsesi tol. Namun, pemerintah akan ikut mendukung pembebasan lahan untuk ruas tol antarkota yang lalu lintasnya masih rendah. Selain itu, badan usaha pemrakarsa memiliki hak untuk menyamakan penawaran (right to match) dalam proses lelang ruas tol yang diprakarsai. Minggu depan, prakualifikasi lelang keenam proyek akan dimulai secara bertahap.
”Saat ini sedang dibahas peraturan presiden tentang dukungan pemerintah untuk proyek yang di luar PSN (Proyek Strategis Nasional). Dari enam proyek ini, yang masuk PSN adalah proyek Tol Semarang-Demak,” ujar Herry.
Direktur Utama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) Armand Hermawan menambahkan, pihaknya akan menjamin risiko proyek infrastruktur yang bersumber dari pemerintah. Hingga saat ini, PT PII telah menjamin 16 proyek kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) dengan nilai proyek Rp 176 triliun.
”Dari 16 proyek infrastruktur yang kami jamin, 10 proyek merupakan proyek jalan tol. Risiko yang dijamin misalnya keterlambatan tanah, risiko politik,” kata Armand.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Tol Indonesia Sunarto Sastrowiyoto mengatakan, banyaknya ruas tol yang diusulkan badan usaha memperlihatkan industri tol yang berkembang. Selain itu, penjaminan yang diberikan pemerintah memberikan kepastian bagi badan usaha untuk berinvestasi. Selain itu, masalah tanah yang dulu menjadi hambatan membangun jalan tol kini relatif lebih mudah diatasi.
Namun, menurut Sunarto, dirinya masih belum melihat secara jelas desain besar (grand design) pembangunan jalan tol yang terintegrasi dengan pengembangan kawasan tertentu, semisal kawasan industri atau kawasan ekonomi khusus. Sebagian besar badan usaha pemrakarsa yang merupakan pengembang properti menunjukkan ada peluang yang menguntungkan dengan membangun jalan tol.
Tol Semarang-Demak
Menurut rencana, dari 26,8 km tol, sekitar 7 km akan berbentuk tanggul. Tol tersebut menjadi yang pertama di Indonesia yang sekaligus berfungsi sebagai tanggul penahan rob dan penurunan tanah Kota Semarang.
Menurut rencana desainnya, Tol Semarang-Demak akan berawal dari Kaligawe, Kota Semarang, kemudian menyusuri Kanal Banjir Timur Semarang dengan dibangun berada di atas jalan yang sudah ada, kemudian mengarah ke timur hingga memotong jalan nasional pantai utara di Sayung, Kabupaten Demak. Tol masih akan terus ke timur hingga berakhir di pertemuan dengan jalan Lingkar Demak. Tantangannya adalah ruas tersebut berada di atas tanah lunak yang sebagian akan terendam ketika air pasang.
Kasubdit Jalan Bebas Hambatan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hari Suko Setiono mengatakan, di Sayung, Kabupaten Demak, terdapat tanah yang dulu telah dibebaskan. Sementara, masyarakat telah menunggu agar tanahnya segera dibebaskan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko menambahkan, Tol Semarang-Demak akan membantu masyarakat untuk mengurangi rob. Selain itu, proyek tersebut dipandang prestisius karena merupakan yang pertama di Indonesia.
”Lalu lintas kendaraan juga sangat menjanjikan karena Semarang-Demak akan menjadi pusat pengembangan industri, yakni Semarang-Demak, termasuk Kendal. Lalu kawasan industri juga dikembangkan di Kudus dan Jepara,” ujar Sujarwanto.