JAKARTA, KOMPAS — Usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM menopang kinerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada triwulan I-2018. BRI akan memperkuat segmen ini dengan cara meningkatkan portofolio penyaluran kredit UMKM serta mendorong literasi keuangan.
Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan, penyaluran kredit ke segmen UMKM masih mendominasi keseluruhan portofolio kredit BRI tahun ini. Sepanjang triwulan I-2018, BRI menyalurkan kredit bagi sektor UMKM sebesar Rp 584,7 triliun atau 77,2 persen dari keseluruhan portofolio kredit BRI. Rasio ini meningkat dari periode yang sama tahun lalu, yakni 74,4 persen.
”Dengan kinerja yang cukup kuat tersebut, kami optimistis mampu tumbuh secara berkelanjutan dengan tetap fokus terhadap pemberdayaan UMKM serta mendorong literasi dan inklusi keuangan ke seluruh penjuru negeri,” ujarnya di Jakarta, Kamis (3/5/2018).
BRI, tambah Suprajarto, akan menggarap nasabah kredit usaha rakyat (KUR) yang usahanya berkembang atau naik kelas. Sepanjang triwulan I-2018, BRI menyalurkan KUR senilai Rp 22,3 triliun kepada lebih dari 1,1 juta debitur.
Jumlah penyaluran KUR tersebut setara dengan 28,1 persen dari target penyaluran KUR oleh BRI tahun ini, yakni Rp 79,7 triliun.
Sepanjang 2017, BRI menyalurkan KUR kepada 3,7 juta debitur senilai total Rp 69,4 triliun. Dari jumlah itu, 41 persen di antaranya disalurkan ke sektor produktif.
”BRI berkomitmen dalam pemberdayaan UMKM di Indonesia dan mengharapkan dampak positif terhadap pertumbuhan di sektor riil,” kata Suprajarto.
Dengan fokus dalam pemberdayaan segmen UMKM, Suprajarto optimistis BRI mampu tumbuh secara berkelanjutan. Pasalnya, segmen UMKM terbukti tangguh terhadap gejolak atau krisis ekonomi.
BRI juga berupaya meningkatkan portofolio segmen UMKM melalui pengembangan digitalisasi perbankan yang telah dilakukan sejak 2017. Lewat digitalisasi, proses pengajuan kredit yang semula tiga hari bisa dipercepat menjadi satu hari.
Direktur Strategi Bisnis dan Keuangan BRI Haru Koesmahargyo memaparkan, pada triwulan I-2018, secara konsolidasi BRI menyalurkan kredit Rp 757,68 triliun atau naik 11,2 persen dibandingkan dengan triwulan I-2017 yang sebesar Rp 681,27 triliun.
Pencapaian tersebut di atas tingkat pertumbuhan kredit perbankan nasional pada Maret 2018 yang sebesar 8,5 persen. “BRI mengimbangi penyaluran kredit yang tumbuh dua angka tersebut dengan tetap menjaga kualitas rasio kredit bermasalah (NPL) gross BRI, yang sebesar 2,46 persen,” ujarnya.
NPL BRI di bawah NPL industri perbankan nasional yang sebesar 2,75 persen pada Maret 2018. Mengantisipasi risiko peningkatan kredit macet, BRI meningkatkan rasio perlindungan (coverage) menjadi 174,81 persen pada triwulan I-2018 dari 172,38 persen pada triwulan I-2017.
”BRI konservatif tetap memandang risiko yang akan datang, sekaligus untuk menjaga tingkat dan kualitas profitabilitas ke depan secara keberlanjutan,” ujar Haru.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) BRI berhasil tumbuh sebesar 12,7 persen menjadi Rp 827,1 triliun pada triwulan I-2018, dari Rp 734 triliun pada triwulan I-2017. Tingkat pertumbuhan tersebut di atas tingkat pertumbuhan DPK nasional pada Maret 2018 yang sebesar 7,7 persen.
Selaras dengan peningkatan DPK, BRI juga meningkatkan porsi dana murah menjadi 55,87 persen di triwulan I-2018, dari 55,17 persen pada periode yang sama tahun lalu. Hingga triwulan I-2018, total aset BRI sebesar Rp 1.064 triliun atau naik 11,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.