Eko Putro SandjojoMenteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi sekaligus Pejabat Penghubung Investasi Indonesia-MalaysiaKompas/Raditya Helabumi (RAD)29-11-2017
KUALA LUMPUR, KOMPAS--Pemerintah RI gencar menarik investasi Malaysia ke Indonesia melalui pertemuan, pameran, dan kemudahan menanamkan modal. Peringkat penanaman modal Malaysia diupayakan terus meningkat melalui pertemuan dengan investor secara rutin.
Menurut Pejabat Penghubung Investasi Indonesia-Malaysia Eko Putro Sandjojo, seusai Indonesia Archipelago Exhibition 2018 di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (3/4/2018), upaya menggairahkan investor Malaysia untuk menanamkan modal di Indonesia, misalnya, melalui jaringan pengusaha RI-Malaysia. Para pengusaha yang tergabung dalam jaringan itu telah mengadakan pertemuan di Kedutaan Besar Indonesia untuk Malaysia di Kuala Lumpur pada 3-4 April 2018.
“Pertemuan yang disertai dengan eksibisi itu dihadiri 48 pengusaha Malaysia dan 28 pengusaha Indonesia,” ujar Eko yang juga Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Menurut Eko, investasi yang diminati pengusaha Malaysia antara lain jalan tol, pembangkit listrik, pelabuhan, pabrik semen, dan properti. Sebelumnya, pertemuan bilateral kedua pemerintah dan para pelaku bisnis juga sudah diadakan di Jakarta pada pertengahan Juni 2017.
Setelah diangkat sebagai Pejabat Penghubung Investasi Indonesia Malaysia, Eko mengumpulkan pengusaha Malaysia di Kuala Lumpur pada April 2017. Mereka berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia senilai Rp 121 triliun. Hingga saat ini, nilai yang sudah direalisasikan Rp 80 triliun.
Bupati Halmahera Barat Danny Missy yang mengikuti pertemuan para investor di Kuala Lumpur, kemarin, mengatakan, pihaknya menjalin kesepakatan dengan beberapa pengusaha Malaysia. Mereka ingin membangun industri pengolahan ikan.
“Potensi laut di Halmahera Barat sangat besar. Hasil laut lain yang diminati investor adalah udang. Investor juga tertarik untuk menampung kelapa dan jagung,” katanya.
Menurut Duta Besar RI untuk Malaysia Rusdi Kirana, perekonomian Indonesia dan Malaysia terus tumbuh. Banyak potensi investasi yang belum digarap.