Proyek Pembangkit Listrik Mikrohidro Mulai Dilelang
Oleh
N ARYA DWIANGGA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat kembali melelang dua bendungan sebagai lokasi pembangkit listrik mikrohidro. Kedua lokasi tersebut adalah Bendungan Jatimlerek di Jawa Timur yang berpotensi dan Bendungan Batang Hari di Sumatera Barat.
”Kalau ada kemungkinan, investasi akan didorong. Seandainya tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara jauh lebih baik,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono akhir pekan lalu di Jakarta.
Setelah dua lokasi, yakni Bendungan Jatibarang dan Bendungan Gerak Serayu, dilelang untuk dimanfaatkan sebagai lokasi pembangkit listrik mikrohidro, Kementerian PUPR kembali melelang dua lokasi lagi. Bendungan Gerak Batanghari berpotensi menghasilkan listrik 2 x 2 megawatt (MW) dan Bendungan Gerak Jatimlerek berpotensi menghasilkan listrik 2 MW.
Pada lelang lokasi tersebut, penawar yang memberikan manfaat terbesar bagi pemerintah akan memenangi lelang. Menurut Basuki, pihaknya mendukung dengan memotong waktu perizinan yang menjadi kewenangannya agar prosesnya dapat semakin cepat.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Imam Santoso mengatakan, dua lokasi yang telah ditetapkan pemenangnya itu masuk ke negosiasi harga satuan listrik dengan PT PLN (Persero). Namun, itu bukan kewenangan Kementerian PUPR. ”Namun, belum ada peminat atau tidak ada yang menawar lelang pada Bendungan Jatimlerek. Kemungkinan karena potensi listriknya terlalu kecil dan tidak bisa mengganti biaya investasi,” kata Imam.
Menurut Imam, hal itu menjadi catatan dan dalam jangka pendek, bisa jadi lokasi bendungan tersebut ditarik dan mengganti dengan lokasi lain. Masih ada 10 lokasi bendungan yang berpotensi dibangun pembangkit listrik mikrohidro.
Kajian investor
Saat ini, kata Imam, lokasi bendungan yang diminati adalah Bendungan Perjaya di Sumatera Selatan. Di lokasi tersebut sudah ada investor yang mengkaji potensi listriknya. Namun, pemanfaatannya tetap akan melewati mekanisme lelang seperti yang telah dijalankan.
Terkait dengan lelang 11 bendungan tahun ini, Basuki mengatakan, semuanya menggunakan dana dari pemerintah, tidak ada yang bekerja sama dengan swasta. Proyek Bendungan Tiga Dihaji di Sumatera Selatan yang menurut rencana dapat bekerja sama dengan pihak swasta tidak jadi dilakukan sebab potensi listriknya dianggap terlalu kecil.
”Tidak ada investor yang tertarik karena potensi listriknya di bawah 75 MW. Menurut investor Jepang, mereka mau membangun bendungan apabila potensi listrik yang bisa dihasilkan minimal 75 MW. Ini masukan baru,” kata Basuki.