BANJARMASIN, KOMPAS — Lima orang tewas saat melakukan kegiatan bongkar muat inti buah kelapa sawit atau kernel di kapal kargo MV Sumiei yang sandar di Pelabuhan Martapura Baru, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu (24/2) malam. Mereka diduga keracunan gas di dalam palka berisi inti buah sawit.
Korban tewas adalah pekerja bongkar muat atas nama Jani (48), David (30), Syahrani (40), serta Madi (55) yang bertugas sebagai mandor. Seorang lagi adalah Kamal, perawat Klinik First Aid PT Pelindo Husada Citra Banjarmasin.
Humas PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Fariz Hazmilzam di Banjarmasin, Minggu (25/2), menyampaikan, para korban sempat dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit TPT Dr R Soeharsono dan IGD Rumah Sakit Suaka Insan, Banjarmasin. Namun, nyawa mereka tidak terselamatkan lagi.
”Kejadian itu berawal dari kegiatan bongkar muat inti buah sawit (kernel) di kapal kargo MV Sumiei oleh para pekerja perusahaan bongkar muat Mitra Padu Serasi pada pukul 20.00 Wita,” katanya.
Kapal kargo MV Sumiei tersebut singgah di Pelabuhan Martapura Baru, Banjarmasin untuk memuat 500 ton inti buah sawit lagi. Kapal yang hendak berlayar menuju Jambi itu sebelumnya bertolak dari Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, sekitar 65 kilometer dari Banjarmasin dengan mengangkut 600 ton inti buah sawit.
Saat kapal sandar dan palka dibuka atas perintah kapten kapal, anak buah kapal (ABK) MV Sumiei sudah memperingatkan untuk tidak langsung melakukan pembongkaran muatan. Para pekerja bongkar muat diminta menunggu lebih kurang 3 jam karena dari palka tercium bau gas amonia yang sangat menyengat.
Namun, dua pekerja tetap nekat turun dan masuk ke dalam palka. Seketika itu juga mereka sulit bernapas dan lemas. Mandor dan satu pekerja lain bermaksud menolong rekannya dengan ikut turun dan masuk ke palka. Mereka juga mengalami nasib yang sama dan tidak kunjung keluar.
Melihat kondisi begitu, petugas keamanan Pelindo III langsung meminta bantuan petugas Klinik First Aid Pelindo Husada Citra. Satu perawat bernama Kamal segera datang dengan membawa tabung oksigen. Namun, perawat itu juga lemas dan tidak sadarkan diri saat hendak menolong para pekerja bongkar muat.
Chief Executive Officer Pelindo III Regional Kalimantan Recky Julius Uruilal memastikan, pihaknya sudah berupaya menyelamatkan para korban. ”Pelindo III beserta tim klinik first aid dan emergency sudah berupaya menyelamatkan semua korban sebagai upaya preventif tindakan kegawatdaruratan kejadian yang tidak diinginkan,” kata Recky.
Kepala Polsek Kawasan Pelabuhan dan Laut (KPL) Banjarmasin Komisaris Susilawati mengatakan, pihaknya sudah meminta keterangan sejumlah saksi untuk mengungkap kasus tersebut. ”Kami meminta keterangan dari nakhoda kapal dan ABK. Untuk sementara, kelima korban diduga tewas akibat keracunan gas,” ujar Susilawati.