TANGERANG, KOMPAS — Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Kota Tangerang masih menghadapi sejumlah kendala, seperti jaringan pemasaran produk dan kemampuan manajemen.
Malik (34), pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pengadaan baju seragam sekolah, mengaku kesulitan mendapatkan jaringan untuk memasarkan produk. Dulu, ia langganan memasok seragam ke sejumlah sekolah setiap tahun.
"Saat ini, beberapa sekolah mengubah kebijakan, tidak lagi mengadakan dan menjual pakaian seragam di sekolah untuk menghindari dugaan korupsi. Kami kesulitan mendapatkan jaringan," ujar Malik dalam pertemuan dengan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) serta Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang, Rabu (22/11).
Kendala lain, kata Malik, adalah terbatasnya SDM yang dapat menjahit sehingga mereka membutuhkan pelatihan dan pembinaan.
Ani Sutri Mulyani (43), pelaku usaha roti manis dan kue kering merek Alyaa Bakery, mengalami kesulitan dalam manajemen usaha dan permodalan. "Bakat dagang dari orangtua, tetapi saya tidak memiliki pendidikan dan pengetahuan mengenai manajemen usaha. Jika ada pelatihan, pembinaan, dan pendampingan, saya senang sekali," ujar warga Ciledug yang sudah dua tahun mengelola usaha ini.
Ketua Serikat Saudagar Nusantara Andi Hanafi berharap Pemerintah Kota Tangerang merangkul pelaku UMKM. "Kalau pemerintah dapat mendorong UMKM, maka kualitas UMKM dapat meningkat, efektif, dan cepat berkembangnya," ujarnya.
Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Sarmili mengatakan, pihaknya berupaya memfasilitasi para pelaku UMKM yang juga warga Kota Tangerang. Selain pelatihan dan pembinaan, dinas ini juga akan memberikan pendampingan, membantu kemitraan, dan modal usaha.
"Kami akan meminta dan bekerja sama dengan BJB (Bank Jabar Banten) untuk membuat konsep modal subsidi dari daerah sehingga pinjaman tidak berbunga besar atau nol persen," katanya.
Dinas ini juga berencana membangun gedung untuk tempat promosi produk UMKM.
Investasi
Andi meminta agar potensi dan peluang investasi di Kota Tangerang dikelola dengan baik. "Kalau tidak, malah orang lain yang mengambilnya," ujarnya.
Kepala Bidang Penanaman Modal BPMPTSP Mahdiar mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Kota Tangerang 5,3 persen. Kondisi ini menandai Kota Tangerang terus berkembang pesat dalam sektor investasi.
Periode 2013-2018, Pemerintah Kota Tangerang menargetkan investasi Rp 27,8 triliun. Sampai 31 Oktober 2017, nilai investasi Rp 24 triliun. (PIN)