MANILA, KOMPAS — Bisnis martabak ”Markobar” merambah ke Filipina. Kedai martabak manis tersebut, menurut rencana, akan dibuka di Manila tahun ini.
Gibran Rakabuming Raka, pemilik bisnis Markobar, kepada Kompas di Manila mengatakan, Filipina dipilih karena masyarakat sangat antusias dengan martabak manis produksinya. Tahun lalu saat mengikuti World Street Food Jamboree yang diadakan Makansutra di Manila, Markobar menjadi kedai terlaris.
Warga Manila pun meminta lagi martabak manis dalam acara yang sama pada tahun ini. Menurut mereka, martabak manis cocok dengan selera mereka.
”Kami suka makanan penutup. Hal yang manis menjadi sesuatu yang ditunggu di sini, apalagi mereka punya topping beraneka rasa. Ada sensasi krispi, krim, dan asin,” kata Kamil Rodrigues (25), warga Manila, Sabtu (3/6).
Menurut Gibran, Markobar akan menggandeng pebisnis lokal untuk menggarap proyek martabaknya di Manila. Hingga kini mereka masih membahas tentang hal teknis, seperti lokasi, perizinan, dan harga. ”Kemungkinan tak ada perubahan resep atau harga. Orang Filipina sejauh ini merespons baik,” katanya.
Dalam World Food Street Congress 2017 di Manila, Gibran hadir sebagai tamu. Dia diberi kesempatan untuk memperkenalkan Markobar kepada peserta kongres dari berbagai dunia.
KF Seetoh, penggagas acara tersebut, mengatakan, martabak manis selalu menjadi rockstar dalam festival makanan mereka. Martabak manis sendiri merupakan bagian dari makanan warisan.
Makanan tersebut berasal dari China yang dibawa leluhur ke Indonesia. Martabak manis pun berkembang sesuai zaman, baik bentuknya maupun rasa.
Seetoh pun memuji Gibran yang memilih dunia kuliner kaki lima dari bawah. ”Anak presiden lain berbisnis konstruksi dan lain- lain, tetapi dia memilih jualan kue pinggir jalan,” kata Seetoh.
Gibran mengatakan, salah satu alasannya terjun di kaki lima karena makanan kaki lima menjadi satu dari penyangga ekonomi nasional dari sektor makanan. Dari kaki lima, warga tak hanya mendapatkan makanan murah, tetapi juga membuka peluang munculnya pengusaha.
World Food Street Congress sendiri diadakan setiap tahun untuk memopulerkan makanan kaki lima warisan dunia. Mereka membuat perayaan atau jambore selama lima hari dengan membawa kedai jajanan dari berbagai penjuru dunia.
Tahun ini mereka mengadakan acara di Filipina. Mereka memopulerkan Sisig, Kare-kare, dan Goat Sinigag, makanan khas Papanga, Filipina, sebagai makanan berkualitas warisan leluhur. Sisig menjadi makanan favorit sepanjang jambore makanan itu digelar.
Mereka juga membawa makanan dari Indonesia, seperti martabak manis Buyung San Francico, Siomay Putri Bandung, dan iga babi bakar dari Bali. Ketiga makanan itu dipilih karena cita rasa dan sejarahnya. Makanan itu juga dipilih menyesuaikan selera warga Filipina.