Festival Film Antikorupsi ACFFest 2022 Kembali Digelar
KPK mengadakan Anti-Corruption Film Festival atau ACFFest 2022. Film dinilai tepat untuk menanamkan nilai antikorupsi secara menyenangkan ke publik.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pegiat industri film dilibatkan dalam kampanye antikorupsi pada Anti-Corruption Film Festival atau ACFFest 2022. Film dinilai efektif menanamkan nilai antikorupsi karena dapat diterima semua kalangan dan tidak bersifat menggurui.
Pelaksana Tugas Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Wawan Wardiana mengatakan, ACFFest digelar agar generasi muda dapat berpartisipasi pada gerakan antikorupsi. Format festival film dipilih agar mereka dapat berekspresi dan memamerkan karyanya.
”Ini ruang untuk berkreasi dan menyampaikan gagasan antikorupsi melalui media film,” kata Wawan pada peluncuran ACFFest 2022 secara daring, Jumat (3/6/2022). ”Kami berharap anak muda tumbuh menjadi kritis, serta memiliki semangat antikorupsi,” tambahnya.
ACFFest diselenggarakan oleh KPK sejak 2013. ACFFest tahun ini mengusung tema ”Dari Kita, Bangkit dan Bergerak Bersama Lawan Korupsi”.
Festival film ini mencakup sejumlah kegiatan, antara lain kompetisi ide cerita, kompetisi film fiksi dan dokumenter berdurasi maksimal 15 menit, seminar daring, malam anugerah pemenang kompetisi, serta penayangan film internasional di Bali pada 7-8 Juli 2022.
Film pendek merupakan media yang tepat untuk mengungkapkan gagasan. Sebab, film pendek minim intervensi sehingga gagasan sineas bisa disampaikan sejujur mungkin. (Hanung Bramantyo)
Menurut Spesialis Kampanye Antikorupsi KPK Epi Handayani, pada kompetisi ide cerita film, penyelenggara akan memilih lima ide cerita terbaik. Peserta terpilih berkesempatan mengikuti lokakarya bersama pakar perfilman, seperti sutradara dan penulis naskah. Mereka juga akan menerima dana Rp 30 juta untuk memproduksi ceritanya menjadi film.
Penyelenggara menerima lebih dari 700 ide cerita pada ACFFest 2021. Jumlah peserta tahun ini diharapkan meningkat.
”Film menjadi salah satu media pembelajaran KPK. Dengan menggaungkan pesan-pesan antikorupsi melalui film, orang tidak merasa digurui, termasuk anak muda,” kata Epi.
Nilai antikorupsi yang dimaksud meliputi kejujuran, keadilan, keberanian, disiplin, tanggung jawab, kesederhanaan, dan kepedulian. Selain nilai antikorupsi, ACFFest tahun ini juga mengangkat isu politik pemilu.
”Menjelang Pemilu 2024, banyak yang main belakang, main uang. Kita sebagai masyarakat pemilih jangan mau jadi korban. Korban korupsi biasanya tidak sadar dia jadi korban. Kami mau membangun kesadaran masyarakat, baik penyelenggara (pemilu), peserta, maupun masyarakat pemilih terhadap politik uang,” kata Epi.
Ide sederhana
Sutradara dan produser film Hanung Bramantyo mengatakan, film pendek merupakan media yang tepat untuk mengungkapkan gagasan. Sebab, film pendek minim intervensi sehingga gagasan sineas bisa disampaikan sejujur mungkin. Film pendek juga tidak terbentur banyak aturan teknis sehingga ekspresinya lebih bebas dibanding film panjang.
”Film pendek itu medium yang sangat personal. Film panjang sulit menjadi personal karena berhubungan dengan modal (biaya produksi) yang lebih besar, serta berhubungan dengan kepentingan pihak lain,” ucap Hanung.
Untuk membuat cerita film, ia mendorong para pembuat film untuk peka melihat lingkungan, perkembangan zaman, hingga kondisi sosial dan politik. Menurutnya, film yang baik adalah film yang terhubung dengan penonton, masyarakat, dan budaya suatu masyarakat.