Canthing Jawi Wetan, Menggelorakan Cinta Batik Karya UMKM di 38 Kabupaten dan Kota di Jatim
Seluruh batik yang ada di 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur kembali digelorakan untuk menggenjot pemasaran hingga luar negeri melalui serangkaian acara dalam Chanting Jawi Wetan yang berlangsung sepekan di Surabaya.
SURABAYA, KOMPAS — Canthing Jawi Wetan menjadi salah satu ajang menggelorakan kembali batik yang ada di 38 kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. Rangkaian kegiatan yang berlangsung selama sepekan diharapkan bisa mengangkat kembali baik-batik khas di Jatim, sekaligus sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan pembatik.
Demikian benang merah pada diskusi buku Canthing Bhayangkara Bumi Jawi Wetan karya Ully Nico Afinta dan Abdullah Segaf yang digelar di kantor Gubernur Jatim, Jalan Pahlawan Surabaya, Minggu (27/3/2022).
Pembicara dalam diskusi yang merupakan rangkaian acara Canthing Jawi Wetan Go Global antara lain perancang busana Edward Hutabarat, Ketua Yayasan Komunitas Batik Jatim (KIBAS) Lintu Tulistiantoro, pembatik Madura Siti Maemuna, dan Yogi Rosdianta, pembatik sekaligus mendesain kemeja batik pemain basket NBA Indiana Pacers.
Selain diskusi buku, untuk mendongkrak pemasaran batik dan produk UMKM Jatim, juga digelar pameran batik dan produk pelaku UMKM di halaman kantor Gubernur Jatim oleh pelaku UMKM 38 kabupaten/kota, serta pergelaran busana karya perancang Edward Hutabarat dan Denny Wirawan.
Menurut Gubernur Jatim Khofifah Indah Parawansa, kegiatan Canting Jawi Wetan kolaborasi Pemprov Jatim dengan Bhayangkari Daerah Jatim ini diharapkan bisa menghidupkan kearifan budaya lokal yang bisa menjadi bagian dari perekat dan penguat kehidupan berbangsa.
Lebih lanjut dikatakan, proses menggali budaya dari Jatim dimulai dari batik sudah dilakukan luar biasa. Apalagi setiap kabupaten dan kota memiliki banyak corak dengan karakter dan sesuai filosofi daerah tersebut.
”Mudah-mudahan ini menjadi basis dari penguatan pentingnya menggali dan menghidupkan kearifan budaya lokal sebagai bagian dari perekat dan penguat kehidupan kemanusiaan,” ujarnya.
Peradaban
Dikatakan, saat ini Jatim sedang menggali peradaban yang menjadikan titik terang bagaimana sesungguhnya dahulu Majapahit menyatukan pulau-pulau nusa dan antara. Artinya pulau-pulau terluar disatukan oleh Mukti Palapa. ”Jadi Mahapatih Gajah Mada harus berpuasa sampai cita-citanya tercapai menyatukan Nusantara,” ujarnya.
Menurut Ketua Bhayangkari Daerah Jatim Ully Nico Afinta, Canthing Jawi Wetan Go Global salah satu upaya mendorong UMKM Jatim naik kelas hingga menembus pasar dunia. Kegiatan ini juga untuk mendorong UMKM naik kelas hingga bisa go global.
Ully menyatakan suatu kebanggaan Bhayangkari bersama Kepolisian Daerah Jatim dapat mendokumentasikan dan melestarikan budaya Indonesia sebagai warisan nenek moyang dengan berbagai motif batik, jenis kain, dan warga dengan arti dan filosofi dari masing-masih daerah.
Mudah-mudahan ini menjadi basis dari penguatan pentingnya menggali dan menghidupkan kearifan budaya lokal sebagai bagian dari perekat dan penguat kehidupan kemanusiaan. (Khofifah Indar Parawansa)
Penyusunan buku Canthing Bhayangkara Jawi Wetan melibatkan anggota Polri dan Bhayankari di seluruh jajaran Polda Jatim. ”Polri dan Bhayangkari berkomitmen terus mendukung UMKM dan anggotanya, membina serta mendampingi agar produktivitas terus meningkat karena akan bermuara pada penciptaan lapangan kerja,” ujarnya.