Kehadiran Kurikulum Merdeka atau Kurikulum Prototipe yang telah diujikan di sejumlah sekolah mendapat sambutan. Di antaranya guru menjadi tahu bakat minat dan kemampuan siswa serta memetakannya.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kehadiran Kurikulum Merdeka atau sebelumnya disebut Kurikulum Prototipe disambut positif sejumlah pelaku pendidikan. Kehadiran kurikulum ini diharapkan semakin membawa kemajuan bagi pendidikan sekaligus membuat anak didik maupun tenaga pendidik menjadi kreatif dan mengetahui minat dan bakatnya.
Stephani Anggia Putri, guru kelas 1 SD 005 Sekupang, Kota Batam, mengatakan Kurikulum Prototipe dengan paradigm baru, mendiferensiasi pembelajaran dan berpusat pada siswa, sesuai kebutuhan siswa, serta tahap perkembangan siswa untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. ”Saya rasakan sebagai guru, jadi tahu bakat minat, dan kemampuan siswa dengan asesmen pembelajaran yang cukup efektif membantu saya memetakan kebutuhan siswa,” katanya, Jumat (11/2/2022).
Ia pun bisa menyusun metode dan stretegi pembelajaran sesuai profil siswa. Selain itu, ada pembelajaran kolaboratif dengan pengalaman belajar lewat pembelajaran berbasis proyek.
Sambutan positif juga disampaikan Joko Prasetyo, Guru IPS SMPN 2 Temanggung, yang menyebutkan dari tahun 2021 dan 2022 sudah menggunakan Kurikulum Prototipe. Ada paradigma baru untuk kegiatan pembelajaran yang selama ini ”terbelenggu” dengan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM). ”Di kurikulum baru, guru sangat mengahargai proses dan capaian belajar siswa. Guru lebih fleskibel dalam pembelajaran dan berkreasi,” katanya.
Guru harus punya pengetahuan konten pedagogis yang mumpuni, membandingkan kurikulum, mencari referensi yang pas untuk kurikulum.
Perubahan lain yang penting yakni adanya kegiatan proyek penguatan profil pelajar Pancasila yang diterapkan dengan blok waktu. Ada tiga proyek yang dilakukan dalam satu tahun. Proyek dilakukan selama dua pekan dan tidak ada pembelajaran materi mata pelajaran.
Siswa melakukan pembelajaran berbasis proyek, misalnya ke tempat pembuangan sampah yang bau. Dengan mengalami belajar langsung, siswa jadi tahu dampak sampah yang luar biasa pada lingkungan dan sosial. Di proyek berikutnya siswa ditantang menggunakan sampah dengan meningkatkan nilai ekonomi, seperti membuat kerajinan dari sampah dan membuat ekobrik. Lalu, proyek ketiga tentang kearifan lokal mengenalkan budaya.
Bisa modifikasi
Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Guru Indonesia Dhitta Puti Sarasvati mengapresiasi upaya pemerintah yang mencoba memperbaiki kurikulum. Namun, sebenarnya dengan kurikulum yang lama pun guru bisa memodifikasinya. Itu bisa dilakukan jika guru berani mengambil keputusan profesional serta mendapatkan dukungan sekolah. Apalagi kurikulum tingkat satuan peniddikan juga sudah ada. Artinya, sekolah punya hak untuk menentukan sendiri kurikulumnya, memodifikasi sesuai kebutuhan.
”Sayangnya, pemahaman ini tidak sampai ke lapangan. Selain itu, juga butuh keterampilan khusus untuk mengambil keputusan profesional terkait kurikulum,” kata Dhitta yang juga dosen pendidikan di Sampoerna University, Jakarta.
Menurut Dhitta, guru harus punya pengetahuan konten pedagogis yang mumpuni, membandingkan kurikulum, mencari referensi yang pas untuk kurikulum, hingga mampu menganalisisnya. ”Sebagai pendidik ya senang saja ada perbaikan kurikulum. Namun dari sudut kebijakan sepertinya belum yakin perbaikan kurikulum itu isu yang paling strategis dan urgent untuk saat ini,” ujar Dhitta.
Seperti diberitakan, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, Jumat (11/2/2022), mengumumkan strategi Kemendikbudristek untuk pemulihan pendidikan yang juga akan berdampak pada peningkatan pendidikan Indonesia yang relevan untuk masa depan. Itu melalui kebijakan Merdeka Belajar Episode 15: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar. Pemerintah menyiapkan transisi perubahan Kurikulum 2013 yang lebih sederhana dan fleksibel menjadi Kurikulum Merdeka (sebelumnya Kurikulum Prototipe) di tahun 2024 serta pendampingan guru dan kepala sekolah untuk mampu mengimplementasikan Kurikulum Merdeka lewat platform digital.