Pengembangan Bahasa dan Sastra untuk Memartabatkan Bahasa Indonesia
Berbagai terobosan dan inovasi dihadirkan sepanjang tahun ini untuk mendukung pengembangan bahasa dan sastra Indonesia. Pemanfaatan teknologi digital juga diterapkan dalam berbagai program.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pengembangan bahasa dan sastra Indonesia terus dilakukan untuk memartabatkan bahasa Indonesia di dalam dan luar negeri. Apalagi, ada keinginan pemerintah untuk meningkatkan peran bahasa Indonesia di kancah internasional.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, E Aminudin Aziz di Jakarta, Rabu (29/12/2021), mengatakan, berbagai terobosan dan inovasi dihadirkan sepanjang tahun ini untuk mendukung pengembangan bahasa dan sastra Indonesia. Pemanfaatan teknologi digital juga diterapkan dalam berbagai program, baik oleh Badan Bahasa di tingkat pusat maupun di daerah.
Komitmen untuk memartabatkan bahasa Indonesia diwujudkan melalui peluncuran aplikasi kebahasaan bernama Aplikasi Penyuntingan Ejaan Bahasa Indonesia (Sipebi). Aplikasi ini bersifat luring mudah alih (portable) yang berfungsi untuk melakukan perbaikan/penyuntingan teks bahasa Indonesia secara otomatis.
Tingkat kesalahan paling tinggi ada pada pengunaan kata di untuk imbuhan. Menjadi tantangan tersendiri bagi kami bukan hanya urusan ejaan tapi juga tata bahasa.
“Tingkat kesalahan paling tinggi ada pada pengunaan kata di untuk imbuhan. Menjadi tantangan tersendiri bagi kami bukan hanya urusan ejaan tapi juga tata bahasa,” ujar Aminudin.
Sipebi secara resmi diluncurkan pada 28 Oktober 2021. Sebagai karya perdana dalam hal pemeriksaan ejaan, Sipebi sedang dalam tahap pengembangan sehingga masih memiliki banyak keterbatasan.
Guna mendukung Gerakan Literasi Nasional (GLN), Badan Bahasa tahun ini melakukan kegiatan Praktik Baik Literasi bagi Generasi Muda dan Pembinaan Komunitas Literasi. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan budaya literasi, khususnya minat membaca buku non-teks pelajaran dan minat menulis di kalangan generasi muda.
Kegiatan tersebut digelar di lima kabupaten yakni, Banjar, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Tengah, Barito Kuala, dan Tanahlaut.
Sementara itu, untuk menambah wawasan dan pengetahuan para pegiat komunitas literasi, digelar kegiatan Pembinaan Komunitas Literasi dengan melibatkan pegiat komunitas literasi, seperti Kampung Literasi, Taman Bacaan Masyarakat, dan perpustakaan desa.
“Untuk meningkatkan kualitas buku bahan ajar, kami mengundang penulis profesional yang punya minat menulis bahan literasi dan kami membuat sayembara. Ada 800 peserta yang dinilai dari berbagai kelompok dan ditetapkan 75 judul buku yang terpilih, lalu kami sebar ke wilayah 3T ( tertinggal, terdepan dan terluar) untuk dicetak tahun depan,” jelas Aminudin.
Pengayaan literasi dilakukan dengan menerjemahkan sebanyak 1.375 judul cerita anak dan 350 judul buku cerita berbahasa daerah. Tahun 2022, buku cerita tersebut akan dicetak dan distribusikan ke daerah 3T untuk jenjang PAUD dan SD. Di wilayah perkotaan, disiapkan pula buku dalam bentuk arsip lunak (soft file).
Kegiatan lain yang dilakukan oleh Badan Bahasa tahun ini adalah Festival Tunas Bahasa Ibu dalam rangka revitalisasi bahasa dan sastra daerah yang diujicobakan di tiga provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. “Ada lima Bahasa daerah yang direvitalisasi, yaitu bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Makassar, bahasa Bugis, dan bahasa Toraja,” sebut Kepala Badan Bahasa.
Pengajaran bahasa indonesia
Penyebarluasan bahasa Indonesia sekaligus peningkatan peran bahasa Indonesia di kancah Internasional juga dilakukan Badan Bahasa. Setiap tahun diselenggarakan program fasilitasi pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di dalam dan luar negeri.
Sepanjang tahun 2021, sebanyak 10.730 pemelajar BIPA di 38 negara telah terfasilitasi melalui 279 penugasan tenaga pengajar BIPA di 204 lembaga. Sedangkan, tahun lalu ada sebanyak 221 penugasan di 23 negara, 89 lembaga, dan 8.854 pemelajar.
Dari segi kebijakan, program BIPA untuk luar negeri tahun ini dilaksanakan melalui tiga skema, yaitu pengiriman pengajar dari Indonesia, penugasan tenaga pengajar lokal, dan pembelajaran jarak jauh secara daring.
“Tahun ini BIPA lebih banyak menggunakan guru yang merupakan mitra kami, baik yang ada di Indonesia maupun luar negeri. Para diaspora Indonesia memberi dukungan yang luar biasa dan difasilitasi oleh KBRI, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI),” kata Aminudin.
Tahun lalu, bahan ajar BIPA diproduksi di Indonesia, lalu dikirimkan ke luar negeri. Sementara itu, tahun ini, Badan Bahasa melibatkan komunitas lokal untuk masuk menjadi penyusun bahan ajar BIPA agar lebih kontekstual.
Adapula program Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) yang dikembangkan sejak 2019. Di tahun 2021 dilakukan pencanangan UKBI Adaptif, mulai dari tahap pendaftaran hingga penilaian,
Badan Bahasa melaksanakan UKBI secara daring. Pada setiap tingkatan/level, jenis soal antar setiap peserta pun berbeda.
“Ketika kami ubah ke metode baru ini, selama 11 bulan, tercatat pesertanya mencapai sekitar 166.000 orang. Berkali-kali lipat jumlahnya dari tahun sebelumnya yang hanya berjumlah sebanyak 62.000 orang. Kecepatan untuk mendapatkan sertifikat UKBI juga hanya memakan waktu sepekan terkirim ke peserta,” jelas Aminudin.
Kata tahun ini
Pemanfaatan teknologi digital oleh Badan Bahasa salah satunya dengan Google Trends untuk mendata kata/istilah yang ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Metode ini dipilih karena dapat mewakili fenomena yang paling mendominasi dalam satu tahun tertentu yang disebut kata tahun ini (KTI). Pada tahun 2021 ditetapkan kata vaksinasi sebagai KTI.
Pelaksana tugas Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa Dora Amalia menjelaskan, Google Trends digunakan sebagai pembanding untuk memperlihatkan kata populer dalam satu tahun terakhir. Kata vaksin menjadi perbincangan di 34 provinsi di Indonesia dengan tren kenaikan pada bulan Juli.
Memasuki bulan November perbincangan kata vaksin melandai, tetapi naik kembali di awal bulan Desember semenjak dibukanya vaksinasi untuk anak-anak. Sedangkan, topik yang berkaitan dengan pencarian kata vaksin di mesin pencari Google pada tahun ini adalah PeduliLindungi, sertifikat vaksin, lokasi vaksin terdekat, efek vaksin, dan jenis-jenis vaksin.
KTI tidak hanya berupa kata tunggal, tetapi dapat juga berupa frasa atau istilah untuk konsep tertentu. Di antara kata/istilah yang diusulkan menjadi menjadi KTI, antara lain infodemik, krisis iklim/darurat iklim, krofel, lokapasar, dan presidensi. Adapun, kata vaksin ditetapkan sebagai KTI 2021 berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu popularitas dan penggunaan di berbagai kalangan yang dibuktikan dengan data dari Google Trends, serta keluasan distribusinya.
KTI dikembangkan selama tiga tahun terakhir. Badan Bahasa mengangkat KTI untuk mengkaji kata yang popular, baik kata baru maupun lama, yang muncul ke permukaaan. KIT banyak digunakan masyarakat pengguna bahasa sebagai wujud ungkapan yang menggambarkan fenomena pada tahun itu.
Aminudin menambahkan, Badan Bahasa ikut bersama-sama dengan Satgas Covid-19. Jika ada bahasa baru dalam istilah asing, maka kelompok kerja akan mengurus pengistilahannya ke Bahasa Indonesia.
Sebagai contoh, kata physical distancing kemudian dialihbahasakan menjadi jaga jarak. Badan Bahasa juga membantu dalam proses penterjemahan beberapa panduan penanganan Covid-19, seperti petunjuk larangan mudik yang diterjemahkan ke dalam 89 bahasa daerah, buku tentang panduan di masa pandemi yang diterjemahkan ke dalam 107 bahasa daerah, dan kampanye 3M dalam bentuk 94 video berbahasa daerah.