Tiga koreografer bereksperimen dengan menggabungkan seni tari dan matematika. Apabila ditelisik lebih jauh, gerak tubuh mengandung hitungan matematis, seperti pola geometris dan tempo.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
Tiga koreografer mengeksplorasi hubungan antara gerak tubuh dan matematika. Walau disiplin tari dan matematika tampak tidak pernah bersentuhan, keduanya memiliki sejarah yang berkelindan dan hidup hingga kini.
Candi Borobudur menjadi titik tolak bagi para koreografer untuk menggali inspirasi. Koreografer yang terlibat adalah Fitri Setyaningsih, Retno Sulistyorini, dan Otniel Tasman. Hasil eksperimen mereka dikemas menjadi pertunjukan bertajuk ”Layar Terkembang Seri Tubuh Mandala”. Karya mereka disiarkan secara daring di kanal Youtube Indonesian Dance Festival pada 26-28 November 2021.
Eksperimen ini bagian dari rangkaian Indonesian Dance Festival (IDF) yang akan berlangsung hingga tahun 2022. Eksperimen ini bertolak dari penelitian Etnomatematika: Eksplorasi Candi Borobudur oleh peneliti etnomatematika Dedi Muhtadi dan Rahmi Nur Fitria Utami dari Universitas Siliwangi, serta Sukirwan dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Adapun etnomatematika diartikan sebagai ilmu yang mempelajari seni matematika dalam berbagai aktivitas kebudayaan manusia.
Otniel berkarya dari narasi tentang angka nol. Angka itu dideskripsikan sebagai kekosongan. Ide ini terinspirasi dari salah satu stupa di Borobudur yang kosong di bagian dalam. Kekosongan atau ketiadaan tersebut selama ini dimaknai sebagai simbol kesempurnaan Buddha.
”Bilangan nol sedang saya pertanyakan. Selain bilangan, nol juga (menjadi simbol) antara yang material dan immaterial (abstrak),” kata Otniel pada diskusi daring ”Dermaga Bincang Tari”, Kamis (2/12/2021) malam.
Ia pun mencoba mengalami kekosongan, baik di tempat yang ramai akan manusia hingga di tempat yang sunyi. Karyanya kemudian dibuat di sejumlah tempat, seperti pasar tradisional dan hotel.
Sementara itu, Fitri Setyaningsih membuat karya yang berlatar tobong gamping atau pabrik batu gamping. Batu tersebut dipilih karena terbentuk melalui proses panjang. Batu gamping menjadi simbol material Borobudur yang selesai dibangun pada 824 Masehi tersebut.
Bilangan nol sedang saya pertanyakan. Selain bilangan, nol juga (menjadi simbol) antara yang material dan immaterial (abstrak).
Karya Fitri tidak berhenti di batu gamping. Idenya diperluas dengan memperhatikan gerak tubuh pekerja di tobong gamping. Menurut dia, Borobudur tidak hanya diciptakan untuk keagungan. Lebih jauh lagi, dalam keagungan Borobudur ada proses yang melibatkan gerak tubuh dan energi.
Adapun Retno Sulistyorini membuat tarian yang terinspirasi dari tradisi selapanan atau selamatan bayi berusia 35 hari. Tradisi itu umumnya melibatkan orang-orang yang duduk melingkar untuk mendoakan bayi. Menurut dia, orang yang berdoa sungguh-sungguh seperti mengeluarkan vibrasi energi. Secara geometris, lingkaran disebut sebagai bentuk yang tepat untuk menyalurkan vibrasi.
”Memunculkan vibrasi butuh konsentrasi dan intensitas, sama seperti saat kita memanjatkan doa. Hal itu kemudian ditunjukkan menjadi vibrasi atau getaran tubuh pada tarian,” kata Retno.
Peneliti etnomatematika Dedi Muhtadi mengatakan, pengembangan matematika tidak lepas dari kebudayaan manusia. Hal ini tampak dari munculnya ilmu geometri yang bermula dari kegiatan mengukur tanah oleh para petani di masa Mesir kuno. Saat itu, mereka hendak menggarap tanah di sekitar Sungai Nil.
Menurut dramaturg yang juga matematikawan, Nia Agustina, matematika sebenarnya ilmu yang lahir dari pengalaman empiris manusia. Jika ditelisik lebih jauh, tarian pun dinilai tidak lepas dari matematika.
”Tarian Bharatanatyam dari India hanya akan terlihat seperti tarian secara visual oleh orang awam. Namun, tarian itu bisa dilihat secara matematika karena ada perhitungan geometris di dalamnya,” Ucap Nia.
Di sisi lain, Direktur Event Nasional dan Internasional Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dessy Ruhati mengapresiasi karya-karya para seniman. Menurut dia, kegiatan tersebut menunjukkan inovasi dan kreasi di dunia seni tari kontemporer.