Usmar Ismail Jadi Pahlawan, Jokowi Minta Insan Film Jaga Semangat Kejuangan
Pandemi Covid-19 bukan halangan bagi insan film untuk bergerak maju. Tak hanya prestasi dan pengakuan film yang terukir, tetapi juga karya-karya yang tetap terus melaju. Bahkan, tokoh perfilman ditetapkan jadi pahlawan.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meminta agar semangat kejuangan para pahlawan, para pejuang kebudayaan, dan Bapak Perfilman Indonesia Haji Usmar Ismail harus terus dijaga. Penjagaan semangat kejuangan tersebut dapat ditempuh dengan menciptakan karya-karya berkualitas yang menunjukkan keunggulan dan karakter jati diri sebagai bangsa dengan kekayaan budaya yang tidak tertandingi.
Pada 66 tahun yang lalu, Haji Usmar Ismail dan Jamaluddin Malik memprakarsai penyelenggaraan Festival Film Indonesia sebagai perayaan dan apresiasi tertinggi bagi industri perfilman Indonesia. ”(Oleh) Karena itu tahun ini, pagi tadi, sebagai wujud penghargaan tertinggi untuk para pejuang kebudayaan, atas nama bangsa dan negara, saya menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada Bapak Haji Usmar Ismail, Bapak Perfilman Indonesia,” kata Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan pada acara Malam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) yang digelar di Jakarta, Rabu (10/11/2021) malam.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Negara pun menuturkan dirinya bangga karena di masa pandemi Covid-19 industri film Indonesia meraih banyak prestasi yang gemilang di dunia film internasional. Prestasi tersebut mengungguli negara-negara lain di Asia Tenggara.
Beragam arah sudut cerita film yang diambil pun mendapat perhatian Presiden Jokowi, semisal mengenai syariah yang ada di Provinsi Aceh. Selain itu juga film yang mengambil sudut cerita mengenai perempuan yang ada di penjara dan melahirkan anak di sana serta film-film lainnya. ”Menurut saya, sudut-sudut yang diambil kadang-kadang kita tidak mempunyai pikiran ke arah itu. Ini saya kira sebuah pandangan yang tajam, yang diwujudkan dalam sebuah film yang sangat apik,” kata Presiden Jokowi.
Sudut-sudut yang diambil kadang-kadang kita tidak mempunyai pikiran ke arah itu. Ini saya kira sebuah pandangan yang tajam, yang diwujudkan dalam sebuah film yang sangat apik.
Presiden Jokowi pun mengapresiasi empat film Indonesia yang berturut-turut memenangi penghargaan tertinggi di festival-festival film terbaik dunia. ”Ada Edwin dengan karya Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas yang menjadi pemenang di Golden Leopard Locarno Film Festival,” ujarnya.
Selanjutnya adalah Kamila Andini melalui karya berjudul Yuni yang memenangi Platform Prize Toronto International Film Festival. Berikutnya, Tumpal Tampubolon melalui karya Laut Memanggilku yang memenangi Sonje Award Busan International Film Festival. Demikian pula Monica Tedja melalui karya Dear To Me yang memenangi Junior Jury Award-Special Mention, Open Doors Short, Locarno Film Festival.
”Ini sangat luar biasa. Sekali lagi, saya sangat mengapresiasi dan saya berharap para sineas, para aktor, para aktris, dan seluruh stakeholder perfilman Indonesia terus memupuk mimpi besar, menguatkan kolaborasi dengan pusat-pusat perfilman dunia, menggali dan mengangkat cerita unik, tempat indah, serta juga talenta-talenta hebat kita,” ujar Presiden Jokowi.
Ucapan selamat pun disampaikan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut bagi para peraih Piala Citra dalam ajang FFI tahun 2021. Raihan prestasi tersebut diharapkan menginspirasi karya-karya yang lebih baik di masa yang akan datang.
Pandemi yang ada di negeri ini, dan di seluruh belahan bumi, belum juga usai. Namun, tantangan-tantangan yang disebabkan olehnya, insya Allah, dapat kita lalui satu per satu.
Pandemi bukan halangan
Ketua Komite FFI 2021 Reza Rahadian menuturkan, FFI sangat bersyukur atas penghargaan yang begitu tinggi, yaitu penganugerahan pahlawan nasional kepada Bapak Perfilman Indonesia, Haji Usmar Ismail. ”Pandemi yang ada di negeri ini, dan di seluruh belahan bumi, belum juga usai. Namun, tantangan-tantangan yang disebabkan olehnya, insya Allah, dapat kita lalui satu per satu,” katanya.
Reza mengatakan, pandemi bukanlah suatu halangan untuk menciptakan mahakarya yang luar biasa bagi dunia perfilman Tanah Air. ”Dalam perubahan yang terjadi, insan perfilman Indonesia tetap berjuang untuk berkarya serta tetap memberikan apresiasi tertinggi kepada insan perfilman Indonesia,” katanya.