Perpustakaan Berperan Tingkatkan Literasi Masyarakat
Penguasaan ilmu pengetahuan yang terbatas turut berkontribusi terhadap masalah kemiskinan. Hal ini diperburuk dengan budaya baca yang masih rendah. Keberadaan perpustakaan berperan penting mendorong literasi masyarakat.
Oleh
SEKAR GANDHAWAGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Literasi dinilai dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang dan mendorong kesejahteraan masyarakat. Perpustakaan dan taman bacaan masyarakat pun berperan penting untuk meningkatkan literasi masyarakat.
Kepala Perpustakaan Nasional M Syarif Bando, Selasa (9/11/2021), di Jakarta, mengatakan, setidaknya ada tiga penyebab kemiskinan. Salah satunya penguasaan ilmu pengetahuan yang terbatas. Hal ini diperburuk dengan budaya baca yang masih rendah.
Sebelumnya, Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menyatakan, indeks baca di Indonesia 0,001. Artinya, hanya 1 dari 1.000 orang yang rajin membaca. Padahal, budaya baca berhubungan dengan kemampuan literasi dan kualitas sumber daya manusia.
”Literasi tidak lagi dipahami sebagai kemampuan mengenal huruf, kata, dan kalimat. Literasi adalah kedalaman pengetahuan yang dapat diimplementasikan dengan inovasi dan kreativitas. Tujuannya memproduksi barang atau jasa untuk memenangi persaingan global,” kata Syarif secara daring pada Forum Perpustakaan Umum Indonesia (FPUI): Peran Perpustakaan Umum di Era Normal Baru dalam Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional.
Menurut Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Amich Alhumami, literasi menjadi salah satu komponen pembangunan nasional. Sebab, literasi dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, misalnya membuka kesempatan kerja yang baik, luas, dan berupah layak.
Literasi tidak lagi dipahami sebagai kemampuan mengenal huruf, kata, dan kalimat. Literasi adalah kedalaman pengetahuan yang dapat diimplementasikan dengan inovasi dan kreativitas.
”Selain itu, orangtua yang berpendidikan juga akan paham soal kesehatan dan gizi. Mereka akan melahirkan generasi penerus berkualitas dari sisi kesehatan fisik dan mental. Penduduk berpendidikan juga dapat menekan pernikahan anak sehingga usia sekolah anak lebih panjang,” ucap Amich.
Perpustakaan
Dalam konteks itu, perpustakaan berperan sebagai sumber pengetahuan dan pembelajaran bagi masyarakat. Peran perpustakaan tidak lagi terbatas pada menyediakan buku bacaan, tetapi juga peningkatan kapasitas SDM dan potensi masyarakat. Ini disebut juga perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Amich menambahkan, peran ini juga diemban taman bacaan masyarakat (TBM). Untuk mengembangkan potensi masyarakat, perpustakaan perlu bekerja sama dengan pihak lain, seperti komunitas, pemerintah, dan swasta.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kalimantan Selatan Nurliani mengatakan, program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial sedang berjalan. Program ini telah diikuti empat kabupaten dan 14 desa di Kalsel.
Salah satu upaya meningkatkan potensi masyarakat ialah melalui gelar wicara virtual selama pandemi. Materi yang disampaikan, antara lain, cara mengolah teratai yang, menurut dia, ada banyak di Kalsel.
Transformasi
Sementara itu, konsultan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, Erlyn Sullistyaningsuh, mengatakan, program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial sudah berjalan sejak 2018. Hingga kini, program itu sudah mencakup 32 provinsi, 160 kabupaten, dan 1.250 desa di Indonesia.
Menurut hasil evaluasi pada 2020, program ini berdampak ke lebih dari 50 persen masyarakat, Sebagian pengunjung perpustakaan mengaku meraih prestasi akademis (83,21 persen), menerima tawaran pekerjaan (78,64 persen), dan memperoleh ide pengembangan usaha (64,55 persen).
Erlyn mencontohkan, seorang warga di Kudus, Jawa Tengah, berhasil membuat bioaktivator untuk mengolah sampah daun, buah, dan sayur setelah belajar di perpustakaan desa. Bioaktovator itu digunakan untuk membuat pupuk organik cair. Kegiatan itu memberinya penghasilan tambahan.
”Perpustakaan perlu bersinergi dan membangun kemitraan untuk memfasilitasi pengembangan kapasitas masyarakat,” ucap Erlyn.