Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan jantung bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya lewat pameran karya seni.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
YAYASAN JANTUNG INDONESIA
Sejumlah pakaian karya perancang busana yang dipamerkan dalam pameran tertutup ”Empat Dekade Yayasan Jantung Indonesia” di Jakarta, Senin (8/11/2021).
JAKARTA, KOMPAS — Komunikasi, informasi, dan edukasi pencegahan penyakit jantung perlu dilakukan secara masif. Berbagai media pun harus dimanfaatkan secara optimal untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas, salah satunya melalui seni.
Hal itulah yang dilakukan Yayasan Jantung Indonesia dalam peringatan 40 tahun yayasan tersebut berdiri. Edukasi pada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan jantung dilakukan melalui pameran tertutup berjudul ”Berdetak: 4 Dekade Yayasan Jantung Indonesia” yang diselenggarakan mulai Selasa, 9 November 2021, di Museum Nasional Indonesia.
Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia Esti Nurjadin, di Jakarta, Senin (8/11/2021), mengatakan, edukasi masyarakat amat penting untuk meningkatkan kesadaran dalam mencegah penyakit jantung. Jumlah orang yang mengalami penyakit jantung terus meningkat sehingga beban kesehatan semakin besar.
”Penyakit jantung yang dialami masyarakat disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Itu terutama karena konsumsi makanan yang tidak sehat serta kurang aktivitas fisik,” katanya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019 memperkirakan ada 17,9 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Sementara di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018, prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter sebesar 1,5 persen. Artinya, ada 15 dari 1.000 orang atau sekitar 2,7 juta penduduk di Indonesia didiagnosis memiliki penyakit jantung.
Penyakit jantung yang dialami masyarakat disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Itu terutama karena makan makanan yang tidak sehat serta kurang aktivitas fisik.
Esti mengatakan, banyaknya masyarakat yang menderita penyakit jantung membuat edukasi dan sosialisasi upaya pencegahan di masyarakat semakin penting. Kesadaran masyarakat untuk segera mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat perlu ditingkatkan, bahkan sejak usia anak. Kasus penyakit jantung pada usia produktif semakin banyak ditemukan.
KOMPAS/MOHAMAD FINAL DAENG
Pasien di Puskesmas Kassi-Kassi, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, diperiksa kesehatan jantungnya oleh dokter spesialis yang terpisah jarak melalui layanan bernama tele-EKG (electrocardiography), Kamis (9/7/2015). Layanan kesehatan berbasis teknologi informasi itu adalah salah satu perwujudan konsep kota cerdas (smart city) yang diterapkan di Makassar.
Pameran
Selain untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, Esti mengungkapkan, pameran empat dekade Yayasan Jantung Indonesia sekaligus diadakan untuk membantu anak-anak dengan penyakit jantung bawaan. Pameran itu melibatkan 11 seniman kontemporer serta 16 perancang busana dan perhiasan. Adapun seluruh hasil karya yang terjual nantinya disumbangkan untuk anak-anak dengan penyakit jantung bawaan yang berasal dari keluarga prasejahtera.
Seniman serta perancang busana dan perhiasan yang terlibat antara lain Aditya Novali, Agus Suwage, Angki Purbandono, Didit Hediprasetyo, Ghea Panggabean, Sebastian Gunawan, Sejauh Mata Memandang, dan Tulola Jewelry. Setidaknya terdapat 48 karya yang dipamerkan dari para seniman tersebut.
Creative Director dari Tulola Jewelry Happy Salma mengatakan, hasil karya yang dipamerkan nanti diharapkan bisa menggugah lebih banyak masyarakat untuk membantu anak-anak yang memiliki penyakit jantung bawaan. Melalui seni, edukasi tentang penyakit jantung dapat lebih mudah diterima masyarakat.
YAYASAN JANTUNG INDONESIA
Suasana pameran tertutup ”Empat Dekade Yayasan Jantung Indonesia” di Jakarta, Senin (8/11/2021).
Editorial Director Adhwan Media Winda Malika Siregar menambahkan, pameran empat dekade Yayasan Jantung Indonesia dapat diikuti masyarakat luas secara virtual melalui https://inaheart.or.id/40TahunYJI. Selain pameran, diluncurkan pula buku Berdetak 4 Dekade Yayasan Jantung Indonesia.
Buku tersebut berisi hasil karya para seniman juga edukasi mengenai kesehatan jantung. Buku ini juga dapat dibeli masyarakat yang ingin turut berdonasi untuk anak-anak dengan penyakit jantung bawaan. Nantinya, donasi yang terkumpul akan digunakan untuk layanan kuratif dan rehabilitatif anak-anak tersebut.
”Hingga saat ini, dari donasi yang terkumpul, sudah dapat membantu 20 anak dengan penyakit jantung bawaan dari keluarga prasejahtera,” kata Winda.