Kurangi Minuman Manis dan Bersoda untuk Menjaga Kesehatan Jantung
Minum minuman manis lebih dari 355 liter per hari meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler pada orang dewasa. Karena itu, minum tanpa gula baik untuk menjaga kesehatan jantung.
Oleh
Yovita Arika
·3 menit baca
Minuman manis tidak hanya bisa berdampak terhadap penambahan berat badan. Minuman manis juga dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular atau penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah.
Temuan terbaru menunjukkan minum 12 ons atau sekitar 355 mililiter minuman manis setiap hari terkait dengan rendahnya kolesterol lipoprotein atau kolesterol baik dan kadar trigliserida atau kolesterol darah lebih tinggi, yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular pada orang dewasa.
Kondisi itu hanya berlaku untuk konsumsi minuman yang ditambahkan gula, termasuk minuman bersoda (soft drink). Minuman yang manis alami seperti jus yang berasal dari 100 persen buah tanpa ada tambahan gula tidak terkait dengan rendahnya kolesterol lipoprotein (HDL-C) dan kadar triglisireda tinggi.
”Penelitian ini memperkuat pemahaman kita tentang dampak negatif yang mungkin ditimbulkan minuman manis terhadap kolesterol darah yang meningkatkan risiko penyakit jantung. Ini menjadi satu alasan bagi kita semua untuk mengurangi soda dan minuman manis lain,” kata Kepala Petugas Medis untuk Pencegahan dan Kepala Pusat Metrik dan Evaluasi di American Heart Association Eduardo Sanchez, seperti dikuti Science Daily, Rabu (26/2/2020). Penelitian itu diterbitkan di jurnal American Heart Association pada Rabu (26/2/2020).
Ini menjadi satu alasan bagi kita semua untuk mengurangi soda dan minuman manis lain.
Untuk mengetahui kaitan antara minuman manis dan kadar trigliserida dan kolesterol ini, para peneliti mempelajari data medis 5.924 peserta kohort offspring dan Generation 3 dari Framingham Heart Study di Massachusetts, Amerika Serikat, yang diikuti selama rata-rata 12,5 tahun pada tahun 1991-2014. Kohort offspring dari Framingham Heart Study mencakup anak-anak peserta Framingham Heart Study, dan kohort Generasi 3 mencakup para cucu peserta Framingham Heart Study.
Asupan tinggi
Dalam riset itu, minuman dikelompokkan menjadi tiga jenis. Pertama, 355 mililiter minuman manis berkalori tinggi, seperti soda, minuman rasa buah, minuman energi, serta kopi dan teh manis. Kedua, 355 mililiter minuman manis berkalori rendah termasuk soda ”diet” dengan manis alami atau minuman beraroma lain. Ketiga, 8 ons atau sekitar 227 mililiter jus buah yang murni berasal dari buah-buahan tanpa tambahan gula.
Peserta dibagi menjadi lima kelompok berdasarkan berapa sering mereka minum berbagai jenis minuman itu, mulai dari asupan rendah (kurang dari 1 porsi per bulan) hingga asupan tinggi (lebih dari 1 porsi per hari). Setelah empat tahun, mereka yang mengonsumsi minuman manis (bergula) lebih dari 355 liter per hari terkait kasus 53 persen lebih tinggi kadar trigliserida tinggi dan 98 persen lebih tinggi kasus kolesterol lipoprotein rendah daripada mereka yang minum kurang dari 1 porsi per bulan.
”Mengurangi jumlah atau menghilangkan konsumsi minuman manis mungkin menjadi salah satu strategi yang dapat membantu menjaga kadar trigliserida dan HDL (kolesterol baik) pada tingkat yang lebih sehat,” kata Nicola McKeown, ahli epidemiologi gizi di Jean Mayer USDA Human Nutrition Research Center on Aging di Universitas Tufts di Boston yang juga penulis utama penelitian ini.
Karena itu, Amerikan Heart Association merekomendasikan masyarakat untuk tidak meminum minuman bergula untuk meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Kementerian Kesehatan menyarankan, batasan konsumsi gula per orang tak lebih dari 10 persen dari total energi (200 kilo kalori), setara dengan 50 gram atau sekitar empat sendok makan per hari. Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak serta Pesan Kesehatan pada Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji.