Agus PMTOH, Seniman Tutur Aceh, Akan Tampil di Jerman
Agus Nur Amal atau Agus PMTOH telah tampil di lebih dari 1.000 panggung lokal, nasional, dan internasional. Di tengah dunia yang modern, Agus masih setia terhadap seni tradisional, hikayat Aceh.
Oleh
ZULKARNAINI MASRY
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Seniman tutur atau penghikayat dari Provinsi Aceh, Agus PMTOH, akan tampil di Kassel, Jerman, pada Juni 2022. Sebanyak 120 seniman dari sejumlah negara akan menampilkan karya seni rupa dan seni tutur.
Dihubungi dari Banda Aceh, Rabu (3/11/2021), dia mengatakan merasa bahagia karena dari sekian banyak seniman dari negara lain, dia terpilih. Proses seleksi dilakukan setahun dan tim seleksi memverifikasi dengan menemui dirinya di Jakarta.
Agus Nur Amal lebih dikenal dengan nama Agus PMTOH. Dipanggil Agus PMTOH karena dia dianggap penerus almarhum seniman tutur Aceh, Adnan PMTOH. Secara formasl Agus menempuh Pendidikan Seni di Institut Kesenian Jakarta (IKJ), tetapi dia juga belajar langsung dari Adnan PMTOH.
”Seni tutur masih diminati. Di tingkat internasional, penghargaan terhadap seni tutur masih tinggi, saya sangat senang diundang untuk memperlihatkan hikayat Aceh,” kata Agus.
Dalam ajang itu, selain penampilan seniman tutur, para seniman juga akan memamerkan seni rupa kontemporer. Festival itu mengusung tema ”Lumbung” yang bermakna ketahanan dari berbagai sisi, seperti ketahanan pangan, budaya, dan kemanusiaan.
Seni tutur masih diminati. Di tingkat internasional, penghargaan terhadap seni tutur masih tinggi, saya sangat senang diundang untuk memperlihatkan hikayat Aceh. (Agus Nur Amal)
Agus sedang mempersiapkan materi yang akan ditampilkan dalam pertunjukan TV Eng Ong. TV Eng Ong adalah sebuah pertunjukan seni tutur tradisional dengan gaya seperti pembawa acara di televisi dengan materi hikayat. Hikayat Agus dituturkan sembari memainkan ragam properti yang dibuat dari barang-barang bekas.
Dalam hikayat-hikayat yang dibawakan, Agus selalu menyelipkan pesan nilai-nilai kemanusiaan, agama, dan nasihat. Sejatinya, hikayat Aceh adalah media untuk menyampaikan dakwah kepada umat.
Hikayat
Melalui hikayat pula sejarah Aceh, seperti Prang Sabi, Sultan Ali Mughayat Syah, hingga Sultan Iskandar Muda, ditebar kepada generasi muda.
Agus sudah cukup lama bergelut di seni tutur. Dia telah tampil lebih dari 1.000 kali di berbagai pangung lokal, nasional, dan internasional.
Agus mengatakan, di Afrika, seni tutur berkembang baik. Di sana seni tutur dipadukan dengan alat musik modern seperti gitar listrik dan alat musik lain. Sementara di Aceh, hikayat masih tampil dalam bentuk orisinal atau tradisional dengan penuh kesederhanaan.
Agus juga gelisah karena tidak banyak penghikayat dari muncul dari Aceh. Dia berharap pemerintah dan para pihak memberikan ruang yang besar bagi penghikayat agar bisa tampil dan merawat budaya.
Saat ini, dirinya tengah mempersiapkan segala peralatan panggung untuk dibawa ke Jerman. Properti itu akan dipemerkan di Gedung Museum Greem Walth untuk dipamerkan selama 100 hari.
Agus mengatakan, di antara properti yang akan dipamerkan ada sampah laut dari Pulau Breuh, Aceh, yang kemudian dikemas menjadi properti menarik, dengan tetap menampilkan nilai keacehan yang khas dan kuat.
”Ada satu kontainer properti yang akan saya bawa. Ini adalah properti yang saya gunakan saat membawa hikayat,” katanya.