Pemerintah memberi peluang bagi anak muda dari keluarga miskin untuk masuk ke perguruan tinggi tanpa harus mengkhawatirkan biaya.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Petugas mengajarkan cara penggunaan aplikasi m-banking kepada mahasiswa yang mengurus pengambilan beasiswa Bidikmisi di Bank BTN, Yogyakarta, Selasa (4/2/2020). Bidikmisi adalah bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan dan bantuan biaya hidup bagi mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai tetapi kurang mampu secara ekonomi di berbagai perguruan tinggi negeri ataupun swasta.
JAKARTA, KOMPAS — Akses kuliah untuk anak muda dari keluarga miskin semakin terbuka dengan program Kartu Indonesia Pintar atau KIP Kuliah. Dukungan pendanaan kuliah di perguruan tinggi negeri dan swasta dari pemerintah ini untuk mendukung keberlanjutan pendidikan siswa dari keluarga miskin dengan besaran biaya yang sesuai kebutuhan penerima beasiswa.
Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Abdul Kahar, Jumat (22/10/2021), mengatakan, KIP Kuliah yang merupakan bagian dari Program Merdeka Belajar ini diperbarui tahun 2021. Kini, penerima beasiswa mendapat dukungan biaya kuliah sesuai program studi yang dipilih dan biaya hidup sesuai indeks kemahalan daerah tempat mereka kuliah.
Alokasi dana yang disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa ini akan membuat mahasiswa dari keluarga miskin tidak ragu untuk membidik perguruan tinggi ataupun program studi unggulan di kota besar dengan biaya hidup lebih mahal. ”Program beasiswa KIP Kuliah ini memang kompetitif, tetapi terbuka untuk mahasiswa di PTN dan PTS. Bahkan, saat ini penerima dari mahasiswa PTS juga semakin banyak,” kata Abdul.
Beasiswa KIP Kuliah dialokasikan untuk 200.000 mahasiswa. Alokasi ini memang masih kecil karena jumlah lulusan siswa SMA/SMK sederajat lebih dari 1 juta orang per tahun.
Dalam acara peluncuran KIP Kuliah di Episode 9 Merdeka Belajar oleh Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim beberapa waktu lalu dikatakan, KIP Kuliah ini demi membantu mewujudkan kuliah anak Indonesia tanpa batas serta membuka imajinasi dan mimpi setingggi-tingginya. Hal ini juga sebagai komitmen pemerintah untuk terwujudnya sumber daya manusia unggul.
Pada tahun 2021, besaran anggaran KIP Kuliah yang tahun lalu sebesar Rp 1,3 triliun ditingkatkan menjadi Rp 2,5 triliun. Meskipun anggaran ditingkatkan, jumlah penerima tetap 200.000 orang seperti tahun 2020. Namun, pemberian dana untuk tiap mahasiswa ditingkatkan sesuai kebutuhan.
Pada KIP tahun 2020, besaran uang kuliah yang disubsidi pemerintah rata-rata Rp 2,4 juta per semester. Sekarang, besaran itu ditingkatkan sesuai program studi yang dipilih hingga maksimal Rp 12 juta per semester. Biaya hidup yang dulu disamaratakan sekitar Rp 700.000 per bulan kini dibagi dengan lima kluster pada kisaran Rp 800.000-Rp 1,4 juta per bulan.
”Kebijakan baru ini memberi harapan agar mahasiswa dari keluarga miskin percaya diri masuk ke perguruan tinggi terbaik dan termahal. Tidak usah khawatir lagi soal biaya,” kata Nadiem.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB University Drajat Martianto dalam Silaturahmi Merdeka Belajar Episode 12, ”Kartu Indonesia Pintar Kuliah Merdeka: Pendidikan Tinggi untuk Semua”, mengatakan, beasiswa KIP Kuliah memberi peluang bagi mahasiswa dari keluarga tidak mampu untuk dapat menjalani kuliah tanpa terkendala masalah finansial. Pada dasarnya, mahasiswa dari keluarga miskin juga punya potensi. Hal ini terbukti dari pencapaian prestasi selama kuliah, mulai dari nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) hingga prestasi nonakademik.
”Sekitar 50 persen mahasiswa IPB, pendapatan orangtuanya di bawah Rp 4 juta per bulan. Ada 9.000-10.000 mahasiswa yang masuk dalam kelompok ini, sekitar 45 persen mendapat KIP Kuliah. Prestasi mereka membanggakan,” kata Drajat.
Di antara mahasiswa KIP angkatan 2018, lebih dari 20 mahasiswa mencapai IPK 4,00. Demikian pula di angkatan 2019 dan 2020. Putri Gayatri, mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia IPB University, misalnya, bahkan pernah tampil berbicara dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Putri aktif berkampanye agar anak perempuan tidak menikah di usia muda. Lalu, ada juga Holidin, mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB University, yang meraih IPK 4,00 dan berprestasi menjadi juara kompetisi karya ilmiah internasional.
”Keberlanjutan program KIP Kuliah ini akan membantu mahasiswa dari keluarga miskin untuk terus berani menggapai mimpi dan cita-cita tinggi guna membuat perubahan di keluarga dan daerahnya,” kata Drajat.
Abdul mengatakan, pemerintah ingin memberi kesempatan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu ikut berpartisipasi dan menikmati pendidikan hingga perguruan tinggi. Pemerintah memiliki Program Indonesia Pintar sejak tahun 2015 untuk jenjang SD-SMA/SMK. Dalam kurun 5-6 tahun, banyak alumnus Program Indonesia Pintar di pendidikan dasar dan menengah yang lulus sekolah dan bermimpi untuk kuliah. Untuk itu, pemerintah memberi ruang supaya mereka tetap dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan beasiswa KIP Kuliah.
Menurut Abdul, KIP Kuliah diprioritaskan bagi penerima Program Indonesia Pintar yang mampu tembus kuliah di PTN dan PTS. Beasiswa ini terbuka juga untuk siswa yang keluarganya mendapat bantuan Program Keluarga Harapan. Beasiswa ini juga bisa diakses siswa yang keluarnya masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial desil 4.
”Dari evaluasi selama 10 tahun program beasiswa Bidikmisi untuk mahasiswa dari keluarga tidak mampu, kita menemukan banyak talenta muda yang luar biasa dari keluarga miskin. Di tahun 2021, pemerintah mencoba melakukan penyesuaian. Hanya dengan memberi kesempatan mereka bisa meraih cita-citanya dan berkontribusi untuk masa depan keluarga dan bangsanya,” ujar Abdul.
DOKUMENTASI KEMENDIKBUDRISTEK
Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Persatuan Mahasiswa dan Alumni Bidikmisi (Permadani Diksi) Nasional Rizal Maula
Sementara itu, Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Persatuan Mahasiswa dan Alumni Bidikmisi (Permadani Diksi) Nasional Rizal Maula menyambut baik perubahan dalam pendanaan beasiswa kuliah bagi mahasiswa dari keluarga miskin lewat KIP Kuliah. Penerima beasiswa Bidikmisi angkatan 2010-2016 menerima bantuan biaya hidup sekitar Rp 600.000 per bulan, kemudian naik menjadi Rp 700.000 per bulan, dan dirasa masih jauh dari kebutuhan. Namun, pada tahun 2021, bantuan itu disesuaikan dengan kondisi daerah sehingga sangat membantu.
”Penerima beasiswa ini, kan, dari daerah. Kalau mau ke kota besar, (kami) khawatir biaya hidup. Kami bersyukur kalau saat ini semakin ada peningkatan,” kata Rizal yang merupakan alumnus penerima beasiswa Bidikmisi.
Ia mengatakan, banyak lulusan penerima beasiswa Bidikmisi yang berprestasi baik, tidak hanya kuliah S-1, tetapi sampai berlanjut hingga doktor di luar negeri. Para alumnus juga mulai berkiprah di perusahaan ternama, menjadi staf ahli/khusus menteri, hingga menjadi pengusaha.
”Kami yakin, penerima beasiswa KIP Kuliah mampu menjadi generasi pemimpim bangsa di masa depan yang berkualitas secara intelektual dan nilai-nilai hidup,” katanya.
Menurut Rizal, Permadani Diksi ikut menyosialisasikan dan memotivasi siswa SMA/SMK sederajat di seluruh Indonesia untuk berani bermimpi mengubah nasib dengan berkuliah. Perguruan tinggi juga mendukung mahasiswa untuk tidak hanya berprestasi secara akademik, tetapi juga nonakademik di tingkat nasional hingga internasional.
Rizal merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Di daerahnya, banyak lulusan SMA/SMK sederajat yang menikah begitu lulus. Namun, ia berjuang untuk kuliah sehingga bisa mendapat beasiswa kuliah Bidikmisi.
”Jejaring alumni Bidikmisi atau KIP Kuliah ini baik dan semangat berbagi untuk kemajuan bangsa tinggi. Pada 2030-2045, kami yakin alumni KIP Kuliah juga akan mewarnai kepemimpinan di negeri ini,” ujarnya.