Kampus Merdeka Buka Peluang Mahasiswa Kuliah di Luar Negeri
Program IISMA merupakan program ”student mobility”. Mahasiswa Indonesia di semester IV-VI bisa mendapatkan beasiswa yang memungkinkan mereka untuk mengambil mata kuliah di universitas top dunia.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau MBKM memberikan ruang bagi mahasiswa untuk mengikuti berbagai program di luar kampus guna mendukung pengembangan diri. Salah satu program Kampus Merdeka untuk mahasiswa yang diminati ialah program pengiriman mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi di luar negeri selama satu semester yang dimulai tahun 2021 ini.
Koordinator Program dari Subkelompok Kerja (Subpokja) Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Andi Rahadiyan Wijaya di Jakarta, Rabu (20/10/2021), menjelaskan program ISMA memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di luar negeri selama satu semester. Ke depannya, Kemendikbudristek akan terus berupaya untuk menjaga keberlanjutan program agar mahasiswa lain dapat turut berkesempatan merasakan pengalaman pembelajaran di perguruan tinggi terkemuka di luar negeri.
Antusiasme para mahasiswa Indonesia dalam mengikuti program ini pun sangat besar. Sekitar 2.500 mahasiswa yang sudah mendaftar IISMA dari 172 perguruan tinggi Indonesia. Adapun penerima beasiswa itu untuk saat ini sebanyak 970 mahasiswa dari 98 perguruan tinggi yang ada di Indonesia.
Program IISMA merupakan program student mobility, yakni mahasiswa Indonesia di semester IV-VI bisa mendapatkan beasiswa yang memungkinkan mereka untuk mengambil mata kuliah di universitas top dunia. Berbeda dengan program-program pelajar yang lain, mahasiswa dapat mempelajari mata kuliah yang tidak mesti linear dengan program studinya.
Kampus Merdeka merupakan terobosan untuk melakukan transformasi pada pendidikan tinggi di Indonesia.
Pada tahun 2022, Kemendikbudristek melalui Subpokja IISMA Kampus Merdeka akan meningkatkan kualitas dari perguruan tinggi yang menjadi mitra IISMA. Program IISMA tahun depan akan mengejar negara-negara yang lebih luas dan universitas yang masuk dalam top 100 kelas dunia.
”Kami ingin mengejar partner IISMA harus ranking 5 besar di negaranya atau merupakan top 100 berdasar QS World University Ranking 2022 sehingga fokus tahun depan kita mungkin akan masih mengirimkan 1.000 mahasiswa, tetapi kualitas dari mitra kita itu menjadi lebih baik,” kata Andi.
Sementara itu, di acara Sosialisasi MBKM bertema ”Membangun Jiwa Kepemimpinan Melalui Kampus Merdeka”, Ketua Pokja Kampus Merdeka Ditjen Diktiristek Muhammad Setiawan menambahkan, sebanyak 970 mahasiswa penerima beasiswa IISMA saat ini sudah berangkat dan menempuh studi ke 39 perguruan tinggi di 30 negara tujuan Eropa, Asia, dan Amerika.
”Tentunya program ini diharapkan akan terus berlangsung. Program bisa dikonversikan menjadi SKS mahasiswa. Kami berharap dukungan dari pemangku kepentingan, termasuk DPR RI, karena antusiasme mahasiswa yang mendapatkan manfaat dari program ini tinggi,” ujar Setiawan.
Anggota Komisi X DPR RI, Muhammad Kadafi, mendukung program Kampus Merdeka. Menurut dia, program Kampus Merdeka untuk menjawab tantangan yang sedang dihadapi pendidikan tinggi Indonesia saat ini. Sejalan dengan itu, Kampus Merdeka merupakan terobosan untuk melakukan transformasi pada pendidikan tinggi di Indonesia.
”Kita ingin merubah mindset generasi muda bangsa kita untuk bisa lebih adaptif dengan perkembangan zaman,” kata Kadafi.
Kolaborasi dengan Jepang
Kolaborasi dengan perguruan tinggi luar negeri terus dijalin untuk menyukseskan salah satu program Kampus Merdeka IISMA. Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo Yusli Wardiatno bersama Atase Kehutanan (Athut) Muhammad Zahrul Muttaqin yang mengunjungi Utsunomiya University di Prefektur Tochigi mengajak sejumlah perguruan tinggi di Jepang untuk menjadi mitra IISMA. Salah satunya Utsunomiya University.
Yusli mengatakan, IISMA membuka kesempatan bagi mahasiswa-mahasiswa yang berkuliah di Indonesia untuk mengambil tiga hingga empat mata kuliah dalam satu semester di perguruan tinggi di luar negeri. Dalam hal ini, KBRI Tokyo sangat mendukung Utsunomiya University untuk mendaftar menjadi mitra Kemendikbudristek dalam program ini yang akan dibuka 31 Oktober-30 November 2021.
Wakil Rektor Utsunomiya University Kimimasa Matsukane mengatakan, kampus ini memiliki kekuatan dalam bidang pertanian dan kehutanan. Utsunomiya University juga memiliki kerja sama yang cukup erat dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) University).
”Kami mohon dukungan dan bantuan KBRI Tokyo untuk meningkatkan pertukaran mahasiswa dan staf serta kolaborasi riset dengan IPB, setelah pandemi mereda dan border (pembatasan perjalanan) antara Indonesia-Jepang dibuka,” kata Kimimasa Matsukane.
Atdikbud Yusli dan Athut Zahrul juga mengunjungi KKBC Co Ltd, perusahaan Jepang yang bergerak dalam bidang lingkungan hidup. Kunjungan ini difasilitasi Guru Besar Universitas Seikei Shigeru Kato.
”Terima kasih atas bantuan KKBC atas alat analisis parameter lingkungan yang telah diterima IPB senilai 20 juta yen dan rencana bantuan alat lainnya dalam tahun fiskal 2021 senilai 40-60 juta yen,” kata Yusli.
Yusli berharap KKBC Co Ltd yang termasuk perusahaan yang bergerak dalam penanganan lingkungan hidup dengan reputasi positif ini membuka kesempatan untuk jadi tempat magang bagi mahasiswa Indonesia. Untuk magang yang diberi nilai agar dapat dikonversi ke dalam SKS, agar mahasiswa dapat meningkatkan pemahaman dan keahlian dalam menggunakan alat-lat laboratorium yang canggih.
”Pendidikan tinggi Negeri Sakura dikenal maju dalam bidang teknologi dan rekayasa. Maka, generasi muda Indonesia harus terus memanfaatkan segala kesempatan yang ada, baik lewat IISMA maupun kebijakan-kebijakan lain Kampus Merdeka yang telah dipelopori Kemendikbudristek,” kata Yusli.
Kolaborasi juga dijalin KBRI Jepang dengan Joshibi University of Art and Design (JUAD). Rektor JUAD Fumiko Ogura mengungkapkan harapannya untuk bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung, khususnya Fakultas Seni Rupa dan Desain. Fumiko juga mengusulkan sejumlah program kerja sama, seperti pertukaran mahasiswa dan staf hingga kompetisi desain seni rupa.
”Saya yakin, melalui seni dan budaya, kita dapat lebih mengeratkan hubungan Indonesia dan Jepang. Saya sudah menghubungi Kepala Biro Kerja Sama ITB, Bapak Taufiq Hidayat, yang juga menyambut gembira informasi tersebut,” kata Yusli dalam kunjungannya ke JUAD bersama Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Republik Indonesia di Tokyo Nuning Heri Akhmadi.
Pada kesempatan pertemuan tersebut, Yusli menjelaskan tentang program IISMA dan meminta JUAD untuk mendaftarkan diri sebagai mitra Kemendikbudristek untuk pelaksanaan program tahun 2022. JUAD merupakan universitas yang hanya menerima mahasiswa perempuan untuk program S-1, tetapi untuk program master dan doktoral diperkenankan mahasiswa laki-laki.
”Kerja sama bidang seni rupa dan desain sangat potensial dan harus terus didorong, sama seperti halnya bidang sains, teknologi, dan matematika,” kata Fumiko.