Muhammadiyah Luncurkan Universitas Khusus Pembelajaran Jarak Jauh
Muhammadiyah meluncurkan perguruan tinggi baru yang diberi nama Universitas Siber Muhammadiyah. Berbeda dengan perguruan tinggi Muhammadiyah lain, Universitas Siber Muhammadiyah khusus melayani pembelajaran jarak jauh.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Pimpinan Pusat Muhammadiyah meluncurkan perguruan tinggi baru yang diberi nama Universitas Siber Muhammadiyah. Berbeda dengan perguruan tinggi Muhammadiyah lain, Universitas Siber Muhammadiyah khusus melayani pembelajaran jarak jauh. Universitas ini diharapkan menghadirkan pendidikan berkualitas yang tidak dibatasi oleh ruang kelas.
”Dengan Universitas Siber Muhammadiyah ini, kita bisa belajar tanpa kendala ruang,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir dalam peluncuran Universitas Siber Muhammadiyah di kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Rabu (6/10/2021).
Haedar menyatakan, salah satu tujuan utama gerakan Muhammadiyah adalah turut mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Itulah kenapa Muhammadiyah mendirikan banyak perguruan tinggi dan sekolah di banyak wilayah Indonesia. Keinginan untuk ikut mencerdaskan masyarakat itulah yang juga mendorong Muhammadiyah mendirikan Universitas Siber Muhammadiyah.
Haedar menambahkan, pendirian Universitas Siber Muhammadiyah juga merupakan upaya Muhammadiyah untuk terlibat aktif dalam era revolusi teknologi informasi atau revolusi 4.0 yang terjadi saat ini. Dia menyebut, untuk terlibat aktif dalam revolusi 4.0 itu, dibutuhkan lembaga-lembaga yang bisa menjawab tantangan zaman.
”Universitas ini untuk mengisi ruang revolusi 4.0 yang sudah dibuka oleh dunia. Era revolusi teknologi informasi itu tidak cukup diisi dengan retorika dan teori akademis semata, tetapi dengan membuka lembaga sosial dan institusi pendidikan,” ujar Haedar.
Haedar memaparkan, Universitas Siber Muhammadiyah akan dikelola dengan sistem yang baik sehingga menjadi perguruan tinggi berkualitas. Dia menuturkan, selama ini Muhammadiyah sudah memiliki pengalaman menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh secara online atau daring.
Sejumlah perguruan tinggi Muhammadiyah sudah memiliki sistem pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran daring dan luring. Oleh karena itu, penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh di Universitas Siber Muhammadiyah bukanlah sesuatu yang benar-benar baru bagi para pendidik di Muhammadiyah.
”Muhammadiyah punya sistem penyelenggaraan pendidikan dengan program-program online yang tersebar di 164 perguruan tinggi. Oleh karena itu, Universitas Siber Muhammadiyah ini merupakan bagian integral dari perguruan tinggi Muhammadiyah yang sehat. Jadi, kami tidak sekadar memperoleh legalitas, tetapi menjadi universitas yang berkualitas,” tutur Haedar.
Direktur Universitas Siber Muhammadiyah Bambang Riyanta mengatakan, gagasan untuk mendirikan universitas tersebut sudah ada sejak sebelum pandemi Covid-19. Bahkan, soft launching universitas tersebut sudah dilakukan pada 18 November 2019 saat resepsi Milad Muhammadiyah ke-107.
Setelah itu dilakukan berbagai persiapan untuk melengkapi persyaratan pendirian Universitas Siber Muhammadiyah. Setelah persyaratan dipenuhi, Universitas Siber Muhammadiyah mendapatkan izin prinsip dari pemerintah pada 19 April 2021. Lalu, pada 29 September 2021, universitas tersebut mendapat izin operasional dari pemerintah. ”Dengan izin operasional itu, insya Allah Universitas Siber Muhammadiyah siap menerima mahasiswa baru,” kata Bambang.
Bambang memaparkan, Universitas Siber Muhammadiyah memiliki enam program studi, yakni Informatika, Sistem Informasi, Administrasi Kesehatan, Akuntansi, Manajemen, dan Hukum. Untuk menjalankan proses pembelajaran jarak jauh, Universitas Siber Muhammadiyah sudah memiliki learning management system atau sistem manajemen pembelajaran.
Keberadaan learning management system itu sangat penting untuk memastikan pembelajaran jarak jauh dijalankan secara terstruktur dan sistematis. ”Pembelajaran jarak jauh itu bertumpu pada penggunaan learning management system sehingga dosen dan mahasiswa ’dipaksa’ menjalankan kuliah secara terstruktur dan sistematis,” kata Bambang.
Bambang menambahkan, Universitas Siber Muhammadiyah juga sudah memiliki dosen-dosen dengan latar belakang pendidikan S-2 dan S-3. Sesuai ketentuan, setiap program studi di Universitas Siber Muhammadiyah memiliki minimal lima dosen.
’Sesuai dengan syarat, kita harus punya lima dosen untuk setiap program studi dan kami memiliki enam program studi. Jadi, ada 30 dosen yang sudah siap. Kami tertib dan disiplin memenuhi instrumen yang dipersyaratkan,” ujar Bambang.
Pelaksana Tugas Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta Bhimo Widyo Andoko mengatakan, Universitas Siber Muhammadiyah diharapkan memberikan layanan pendidikan yang berkualitas terhadap masyarakat yang berada di wilayah 3T (terluar, terdepan, dan tertinggal). Sebab, selama ini, masyarakat di wilayah 3T kesulitan mengakses layanan pendidikan yang berkualitas.
’Saya sangat menghargai hadirnya Universitas Siber Muhammadiyah ini karena untuk menjangkau wilayah-wilayah 3T itu sangat sulit. Ini salah satu cara kami untuk hadir memberikan tawaran pendidikan di wilayah 3T,” kata Bhimo.