Siswa di Perbatasan RI-Malaysia Arungi Sungai untuk Cari Jaringan Internet
Siswa, guru, dan orangtua murid di Kaltara, perbatasan Indonesia-Malaysia harus mengarungi sungai dan berkendara berjam-jam untuk mengikuti asesmen nasional. Semua harus dilakukan karena ketiadaan jaringan internet.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Siswa, guru, dan wali murid di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Utara harus menempuh perjalanan puluhan kilometer untuk mengikuti asesmen nasional berbasis komputer. Sejumlah orangtua bahkan harus merogoh kocek pribadi agar anaknya tetap bisa mengikuti program tersebut.
Asesmen nasional berbasis komputer (ANBK) SMP dilaksanakan pada 4-7 Oktober. Di Kabupaten Nunukan, Kaltara, ratusan siswa dan guru harus menginap di desa hingga kecamatan tetangga. Sebab, di sana, sejumlah tempat tidak terjangkau jaringan internet dan listrik.
Kapitan (54), salah satu orangtua siswa, harus mengendarai motor lima jam perjalanan untuk mengantar anaknya. Ia tinggal di Desa Binuang, Kecamatan Krayan Selatan, yang tidak terjangkau internet sama sekali.
Anaknya harus menumpang ruangan dan komputer di SMAN 1 Krayan Selatan di Desa Long Layu yang sudah memiliki jaringan internet. Jalan yang Kapitan lalui adalah jalan tanah setapak yang biasa digunakan untuk membawa alat pertanian.
”Tidak ada jalan lain. Kami berangkat Minggu (3/19/2021) sekitar 09.00 Wita dan sampai pukul 14.00 Wita. Sampai tanggal 7 Oktober kami menumpang di tempat keluarga,” ujar Kapitan, dihubungi dari Balikpapan, Selasa (5/10).
Selama menginap, Kapitan menumpang makan di tempat keluarganya. Namun, untuk kebutuhan bensin dan kebutuhan lain, ia harus mengeluarkan kocek pribadi. Ini ANBK pertama yang diikuti putrinya. Ia berharap, ada pembenahan infrastruktur di perbatasan agar hal semacam ini semakin mudah.
”Tolong pemerintah memperhatikan ini. Kasihan anak-anak. Jangan melihat Jakarta saja, sementara kami yang di daerah pedalaman, di pelosok ini, kondisinya memprihatinkan,” katanya.
Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, asesmen nasional adalah program penilaian mutu setiap sekolah. Tujuan program ini untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki mutu pembelajaran.
Untuk menyewa perahu, kami musyawarah dan dibantu dana dari desa-desa sekitar Rp 8 juta. Biaya penginapan dan makan anak-anak, kami siasati dari dana BOS. (Ruddy)
Perjalanan yang melelahkan juga harus dilalui pelajar dan guru di Kecamatan Lumbis Hulu. Sebanyak 20 siswa dan 10 guru SMPN 2 Lumbis Ogong di sana harus menumpang perahu kayu bermesin 80 tenaga kuda dengan lama perjalanan sekitar delapan jam. Mereka harus menginap di Kecamatan Lumbis yang sudah terjangkau internet.
”Untuk menyewa perahu, kami musyawarah dan dibantu dana dari desa sekitar Rp 8 juta. Biaya penginapan dan makan anak-anak, kami siasati dari dana BOS,” ujar Ruddy, Kepala SMPN 2 Lumbis Ogong.
Kondisi yang serba terbatas di daerah pedalaman Nunukan ini menyulitkan banyak hal dalam pendidikan yang berkaitan dengan internet. ANBK juga akan dilaksanakan untuk tingkat SD mulai minggu kedua Oktober.
Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Pengelola Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nunukan Oktavianus Ramli menjelaskan, karena berbagai keterbatasan, hal yang paling memungkinkan dilakukan adalah guru dan siswa berangkat ke tempat terdekat yang tersedia jaringan internet.
”Nanti, untuk ANBK SD juga begitu. Kami kasihan juga anak-anak kelas V SD nanti. Umurnya kan baru 10-13 tahun harus menempuh perjalanan jauh,” kata Oktavianus, yang saat ini bertugas di Kecamatan Krayan.
Gubernur Kaltara Zainal A Paliwang menjelaskan, pembangunan jalan perbatasan di Kaltara dimulai sejak 2019 melalui APBN. Jalan nasional ini dibagi atas tiga ruas, salah satunya jalan dari Kabupaten Malinau menuju Kecamatan Krayan, Nunukan, dengan panjang sekitar 200 kilometer.
Pada Maret 2021, Zainal bertemu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Suharso Monoarfa. Ia menyampaikan, agar pembangunan jalan di perbatasan bisa segera dilalui oleh masyarakat dan bisa mengungkit pembangunan lainnya.
”Insyaallah beliau akan support membangun Kaltara. Mengingat, Kaltara beranda di wilayah terdepan Indonesia,” katanya.