Sekolah di Palu Bersiap Gelar Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
Pembelajaran tatap muka di Kota Palu, Sulteng, segera dimulai. PTM harus memperhatikan protokol kesehatan dan syarat vaksinasi untuk mencegah penularan Covid-19.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·4 menit baca
PALU, KOMPAS — Sekolah-sekolah di Kota Palu, Sulawesi Tengah, menyiapkan fasilitas dan penataan belajar untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas setelah 1,5 tahun menjalankan belajar dari rumah. Sekolah menjamin protokol kesehatan pencegahan Covid-19 akan ditegakkan saat belajar-mengajar berjalan.
Kegiatan belajar-mengajar secara tatap muka di Kota Palu, Sulteng, segera dilaksanakan menyusul berubahnya status pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dari level 4 ke level 3. Dalam peraturan PPKM level 3, pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas bisa digelar dengan memperhatikan protokol kesehatan. PTM di masa pandemi mengisyaratkan hanya 50 persen dari total rombongan belajar yang mengikuti kegiatan di sekolah pada satu hari.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu masih menggodok aturan teknis terkait PTM tersebut, tetapi dipastikan diberlakukan dalam waktu dekat. Persiapan sekolah-sekolah untuk PTM dilakukan dalam beberapa hari terakhir.
Di SDN 15, Kecamatan Mantikulore, para guru mulai membersihkan lingkungan sekolah dan ruang kelas. Sebagian ruang kelas telah ditata dengan kapasitas bangku dan meja 50 persen dari normalnya. Dari total 28 meja dan kursi yang dipakai siswa dalam keadaan normal, disiapkan setengahnya, yakni 14 meja dan kursi.
Tempat cuci tangan juga tersedia di halaman masing-masing ruang kelas yang sebelum pandemi pun sudah ada. Sabun untuk cuci tangan juga tersedia di gudang sekolah. Jumlah siswa di sekolah tersebut 360 jiwa.
”Kami siap gelar PTM terbatas dan memastikan bisa menerapkan aturan ketat untuk menghindari penularan Covid-19. Selain fasilitas di sekolah, anak-anak juga wajib memakai masker. Jika ada siswa yang tak memakai masker datang sekolah, pasti dipulangkan,” ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SDN 15 Anton di Palu, Sulteng, Jumat (24/9/2021).
Persiapan sama terlihat di SMP Negeri 1 di Kecamatan Palu Timur yang jumlah siswanya 1.500 jiwa. Sejumlah ruangan telah disiapkan dengan jarak antar meja dan kursi 1 meter dengan kapasitas hanya 16 meja dan kursi dari normalnya 32 meja dan kursi.
Memang dalam surat edaran yang sedang dibahas, PTM untuk siswa SMP diprioritaskan untuk yang sudah divaksin. (Abdullah Hafid)
Tempat cuci tangan juga tersedia di halaman masing-masing ruang kelas. Di beberapa titik di dalam kompleks sekolah tersaji informasi untuk mengingatkan warga sekolah agar menaati protokol kesehatan, seperti selalu memakai masker, sering mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Untuk menghindari kerumunan yang biasanya terjadi di depan sekolah saat para siswa diantar dan dijemput orangtua, Wakil Kepala SMP Negeri 1 Hartadi Gato menyatakan pihaknya akan mengaturnya. ”Jika orangtua murid belum datang menjemput, siswa tetap di kompleks sekolah. Dua gerbang akan dimanfaatkan untuk memecah konsentrasi siswa,” ujarnya.
Isman (49), warga Kelurahan Tanamodindi, Kecamatan Mantikulore, yang anaknya duduk di kelas VII salah satu sekolah menengah pertama, menuturkan, dirinya setuju PTM terbatas digelar. ”Saya sudah pulang dari sekolah dan sekolah menyiapkan fasilitas untuk pencegahan protokol kesehatan. Kami orangtua juga akan bekali anak dengan masker dan cairan pencuci tangan,” ujarnya.
Syarat vaksinasi
Namun, ada juga orangtua yang belum setuju PTM, terutama di tingkat sekolah dasar yang siswanya belum menjadi sasaran vaksinasi. PTM sebaiknya dilaksanakan di jenjang yang siswanya sudah tercakupi vaksinasi.
”Vaksinasi selalu dipercaya mengurangi risiko penularan dan pemburukan gejala Covid-19. Ada baiknya untuk tingkat sekolah dasar, PTM ditunda saja sampai betul-betul penularan terkendali. Silakan PTM di jenjang SMP dan SMA yang sebagian siswanya sudah divaksinasi,” tutur Nia (42), yang anaknya kelas 2 SD.
Vaksinasi Covid-19 memang baru menyasar anak dengan batas umur terbawah 12 tahun. Di Palu, siswa SMP dan SMA sudah banyak yang divaksinasi. Di SMP Negeri 1, misalnya, sudah 70 persen dari 1.500 siswa divaksinasi untuk dosis pertama.
Secara keseluruhan, di Sulteng baru 8 persen atau 25.015 anak dari sasaran 314.609 anak umur 12-17 tahun yang divaksinasi. Sementara hampir semua guru di Sulteng, termasuk di Palu, sudah divaksinasi.
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako, Palu Arwan, sepakat vaksinasi bisa menjadi salah satu syarat pelaksanaan PTM terbatas, selain penarapan protokol kesehatan di sekolah. Vaksinasi bisa melindungi anak-anak dari penularan massal dan pemburukan situasi karena Covid-19.
Ia juga meminta agar satuan tugas penanggulangan Covid-19 selalu memantau PTM di sekolah agar protokol kesehatan benar-benar dipraktikan.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu Abdullah Hafid menyatakan, protokol kesehatan seharusnya menjadi senjata pengurangan penularan Covid-19. Artinya, siswa yang belum divaksin pun bisa mengikuti PTM. ”Memang dalam surat edaran yang sedang dibahas, PTM untuk siswa SMP diprioritaskan yang sudah divaksin,” ujarnya.
Ia menegaskan, berdasarkan peninjuan, sekolah-sekolah sudah siap melaksanakan PTM, terutama fasilitas terkait pencegahan Covid-19. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak agar pelaksanaan PTM berjalan sesuai dengan pencegahan protokol kesehatan.
Jika ada indikasi para guru atau siswa sakit baik yang terkait gejala Covid-19 maupun tidak terkait sama sekali, mereka harus segera ditangani bekerja sama dengan puskesmas setempat. Guru atau siswa yang sakit tidak boleh pergi sekolah.
Abdullah menyatakan, PTM terbatas ini bentuk penyesuaian setelah 1,5 tahun tak digelar. Ia berharap semua pihak, terutama sekolah dan orangtua, bekerja sama agar langkah penyesuaian terhadap pandemi Covid-19 berjalan dengan baik sehingga begitu penerapan penuh semua pihak sudah siap.
Kasus penularan Covid-19 di Kota Palu masuk terus terjadi meskipun cenderung menurun. Setiap hari tak kurang dari 10 kasus konfirmasi dilaporkan.