Universitas Okmin di Pegunungan Bintang untuk Anak-anak Muda Pedalaman Papua
Papua menambah satu lagi perguruan tinggi. Kali ini berdiri Universitas Okmin di Pegunungan Bintang, Papua. Ini diharapkan memberikan akses pendidikan lebih besar bagi masyarakat setempat.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
DOKUMENTASI KEMENDIKBUDRISTEK
Bupati Pegunungan Bintang Spei Yan Bidana (kanan) menyambut gembira peresmian Universitas Okmin di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, tepat saat HUT Ke-76 RI, Selasa (17/8/2021). Peresmian secara virtual ditandai dengan penyerahan surat keputusan Mendikbudristek oleh Plt Dirjen Pendidikan Tinggi Nizam.
JAKARTA, KOMPAS — Perayaan Hari Kemerdekaan Ke-76 Republik Indonesia dijadikan momentum untuk menghadirkan perguruan tinggi di pedalaman Papua. Peresmian Universitas Okmin di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Selasa (17/8/2021), menjadi komitmen kehadiran negara untuk memastikan layanan pendidikan dapat dinikmati anak-anak muda bangsa di mana pun.
Peresmian pendirian Universitas Okmin dilakukan secara virtual meskipun sinyal internet di Pegunungan Bintang tidak stabil. Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nizam menyerahkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 344/E/O/2021 tentang Izin Pendirian Universitas Okmin Papua di Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua, yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Okmin Papua. Turut menyaksikan Bupati Pegunungan Bintang Spei Yan Bidana.
Nizam mengatakan, peresmian Universitas Okmin menandai sejarah penting, menjadi lembaran baru untuk kemajuan Papua ke depan. ”Kehadiran perguruan tinggi tidak hanya mengembangkan SDM (sumber daya manusia), tetapi juga membangun ekonomi dan kesejahteraan masyarakat lewat Tridarma Perguruan Tinggi. Fokuskan Tridarma Universitas Okmin sesuai dengan potensi dan kondisi di Pegunungan Bintang,” kata Nizam.
Proses pendirian Universitas Okmin, lanjut Nizam, relatif cepat. Karena itu, pengembangan diharapkan dapat optimal dengan semangat gotong royong pemerintah daerah, industri, dan perguruan tinggi yang sudah ada.
Pendidikan akan mendidik anak-anak Papua menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga masyarakat Papua maju, Indonesia maju.
Kehadiran Universitas Okmin juga bisa bermanfaat bagi daerah lain. Pegunungan Bintang berbatasan dengan negara Papua Niugini. Sementara di wilayah Papua, berbatasan dengan Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Keerom, dan Kabupaten Jayapura.
Spei menyatakan, diberikannya izin Universitas Okmin menunjukkan kehadiran negara untuk masyarakat di pedalaman Papua dan di perbatasan. ”Ini merupakan tonggak sejarah peradaban Papua di Pegunungan Bintang dan daerah perbatasan untuk mempersiapkan pemimpin masa depan. Kami berharap, Kemendikbudristek terus mendukung untuk pengembangan fasilitas pendidikan dan dosen supaya dalam 2-3 tahun bisa jadi universitas negeri di perbatasan untuk menjaga di daerah perbatasan melalui pendidikan,” tuturnya.
Spei mengapresiasi untuk izin pendirian Universitas Okmin yang cepat diberikan pemerintah demi memberikan kesempatan bagi anak-anak Papua di pedalaman, khususnya Pegunungan Bintang, bisa berkuliah. Upaya ini diharapkan dapat mendorong peningkatan indeks pembangunan manusia Indonesia.
”Pendidikan sangat penting untuk kemajuan peradaban dengan membuat anak-anak muda cerdas. Nanti akan berpengaruh pada indeks pembangunan manusia,” kata Spei.
Di tanah Papua, perguruan tinggi milik pemerintah yang sudah ada antara lain Universitas Cenderawasih di Jayapura, Universitas Negeri Papua di Manokwari, dan Universitas Musamus di Merauke. Ada juga perguruan tinggi swasta.
”Kami yakin, jika tidak memprioritaskan pendidikan, masyarakat jadi miskin. Pendidikan akan mendidik anak-anak Papua menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga masyarakat Papua maju, Indonesia maju. Kami merasakan HUT RI tahun ini membuat terjadi perubahan untuk memajukan peradaban baru dari tanah Papua untuk Indonesia,” tutur Spei.
KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA
Seorang ibu menggendong anaknya di depan posko kesehatan Desa Pendam, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Selasa (23/1/2018), untuk berobat. Warga di desa itu diserang berbagai penyakit yang didominasi infeksi saluran pernapasan akut, diare disertai dehidrasi, dan gizi kurang.
Dalam kesempatan peresmian, Nizam berkesempatan berdiskusi virtual dengan perwakilan mahasiswa dari 300 mahasiswa baru. Mikael, mahasiswa Program Studi Antropologi, berharap bisa mendapatkan pengetahuan dan mandiri untuk membangun tanah Papua.
Di Universitas Okmin ada dosen tetap yayasan, yaitu Antonia Kiara, alumnus S-2 Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, yang mengajar Agroteknologi. Potensi pertanian di daerah Oksibil yang dingin bagus untuk tanaman sayur dan buah-buahan, selain itu lebih tahan lama tanpa masuk kulkas daripada di daerah yang panas. Ketahanan pangan pun bisa baik dengan teknologi tepat guna. Juga bisa ditanami kopi karena cita rasanya berbeda dan khas.
Nizam berpesan agar transfer pengetahuan dan pengembangan disesuaikan dengan kondisi ekonomi masyarakat demi meningkatkan taraf kehidupan. ”Juga dilatihkan kewirausahaan,” lanjutnya.
Kemendikbudristek juga memberikan bantuan mobil keliling yang dilengkapi VSAT untuk membantu kelancaran pembelajaran jarak jauh di Papua. Selain itu, juga pemberian laptop Dikti Edu dengan konten pembelajaran yang bisa diakses secara luring.