Keluarga berperan penting dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Apalagi di masa pandemi Covid-19, interaksi orangtua dengan anak menjadi lebih sering dan lama seiring pemberlakuan pembelajaran jarak jauh.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Masa pandemi Covid-19 memberikan kesempatan bagi orangtua dan anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama di rumah. Untuk itu, keluarga mesti menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak dalam proses bertumbuh dan berkembang.
Upaya membangun Indonesia lebih baik bisa dimulai dari rumah masing-masing. ”Pengasuhan menjadi urusan bersama, tiap anak adalah anak kita, dan tiap keluarga adalah keluarga kita,” kata pendiri Keluarga Kita, Najelaa Shihab, dalam rangkaian acara daring Festival Keluarga Kita, Sabtu-Minggu (27/6/2021). Festival ini untuk menyambut Hari Keluarga Nasional yang diperingati setiap tanggal 29 Juni.
Menurut Najelaa, semua keluarga mempunyai cerita masing-masing, ada kesamaan dan ada yang berbeda, yang bisa menjadi inspirasi untuk saling belajar dan berefleksi. Kita ingin semua keluarga bisa turut membangun Indonesia yang lebih baik dari rumah masing-masing.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim yang berbagi kisah pada sesi penutupan Festival Keluarga Kita mengatakan, ayah dan ibu masing-masing punya peran 50 persen untuk memberikan dampak dalam pengasuhan anak. Jadi, peran bapak pun sama pentingnya dengan peran ibu dalam menemani anak bertumbuh dan berkembang.
”Semakin banyak orang yang jadi mentor dan membuat anak merasa nyaman, semakin baik buat anak. Di masa kini, yang bisa menambah dan mendisrupsi anak untuk semakin berkembang menjadi sosok yang baik dan sukses, butuh peran bapak,” tuturnya.
Semakin banyak orang yang jadi mentor dan membuat anak merasa nyaman, semakin baik buat anak.
Nadiem mengatakan, penting bagi orangtua, termasuk ayah, untuk membangun interaksi dengan anak. Untuk itu, butuh konsistensi menyediakan waktu bersama yang berkualitas, dimulai dari bermain bersama, berbicara, hingga berdiskusi dua arah.
Kembali ke rumah
Di webinar bertajuk ”Darurat Parenting” yang digelar GBI Mission Center, Sabtu (26/6/2021), Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Seto Mulyadi mengatakan, orangtua harus menjadi teladan dalam menciptakan keluarga ramah anak. ”Ujung tombak pendidikan kini kembali ke rumah. Maka, rumah harus jadi tempat yang gembira dan bahagia bagi anak, termasuk saat harus belajar di rumah karena pandemi Covid-19,” ungkapnya.
Dari survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia, ada sekitar 13 persen anak sekolah mengalami depresi karena pandemi Covid-19. Selain itu, kekerasan pada anak meningkat. Anak pun merasa rindu belajar di sekolah bersama para guru profesional yang memahami mereka, tetapi ada ancaman masalah kesehatan karena virus korona tipe baru, SARS-CoV-2, penyebab Covid-19.
”Orangtua memegang peran penting kini bagi anak yang mengalami keterbatasan karena pandemi Covid-19. Sudah seharusnya orangtua menjadi sahabat dan idola anak. Mereka akan bisa belajar dengan baik meski di rumah jika jauh dari ketegangan dan ketakutan yang diciptakan orangtua atau keluarga,” kata Kak Seto yang juga Ketua Umum Asosiasi Sekolah Rumah dan Pendidikan Alternatif (Asah Pena).
Menurut Kak Seto, para orangtua merasa darurat karena tiba-tiba harus menjadi orangtua profesional, yang membuat rumah nyaman bagi anak di masa pandemi. Karena itu, orangtua harus mau belajar untuk terus menerima dan mendukung anak guna menciptakan situasi nyaman dan konduif bagi anak dalam menghadapi situasi dunia yang berubah.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asah Pena Anastasia Rima Hendrarini menegaskan, anak-anak bukan makhluk lemah yang tidak dilindungi negara. Berbagai peraturan hukum menjamin setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, pertumbuhan, perkembangan, serta perlindungan kekerasan dan diskriminasi.
Para orangtua yang tak memenuhi hak anak juga dapat diproses hukum. ”Anak-anak yang dihormati dan dihargai haknya, mereka juga akan belajar menghargai dan menghormati orang lain,” tuturnya.
Menurut Anastasia, kegiatan pengasuhan bagi orangtua makin penting untuk dikembangkan sehingga memberikan arah dan pegangan bagi orangtua dalam mendidik anak-anak mereka mulai di rumah. ”Belajar parenting (pengasuhan) membekali para orangtua untuk belajar enggak stres atau bingung untuk menghadapi keunikan dan kekhasan setiap anak,” kata Anastasia.