Pemkot Kupang Siap Menyelenggarakan Pendidikan Tatap Muka Juli Mendatang
Pembelajaran secara tatap muka di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, direncanakan mulai Juli mendatang, bagi sekolah yang dinilai siap menjalankan proses belajar mengajar sesuai dengan protokol kesehatan.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, siap menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar tatap muka per 1 Juli 2021 dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Hanya sekolah yang sudah siap dengan protokol kesehatan lengkap boleh menyelenggarakan KBM tersebut.
Para guru yang belum divaksin diberi kesempatan untuk mengajar dari ruang guru bagi siswa di dalam kelas secara daring. Orangtua siswa wajib menjaga siswa selama di rumah agar tidak bepergian ke mana-mana.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang Dumul Djami, di Kupang, Senin (7/6/2021), mengatakan, rencana kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka per Juli 2021 sudah ada penegasan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui surat keputusan (SK) menteri .
Dalam SK ini diprioritaskan bagi sekolah-sekolah yang sudah siap protokol kesehatan boleh menyelenggarakan KBM tatap muka. Adapun SK menteri pendidikan tahun 2020, hanya daerah dengan kategori zona kuning dan hijau yang boleh menyelenggarakan pendidikan tatap muka.
Intinya, kata Djami, sekolah-sekolah yang sudah siap protokol kesehatan secara lengkap boleh menyelenggarakan pendidikan tatap muka per Juli 2021. Penerapan protokol kesehatan menjadi prioritas penyelenggaraan pendidikan ini, mulai dari tempat cuci tangan, air, sabun, hingga tisu.
Ketentuan lain, jumlah siswa dalam satu ruangan belajar 50 persen, kamar mandi selalu bersih dan selalu ada air, serta sekolah juga wajib menyediakan masker sebagai cadangan bagi siswa yang tidak mengenakan masker dari rumah.
Tidak hanya itu, sebelum KBM tatap muka berlangsung, akan ada tim dari dinas kesehatan dan dinas pendidikan yang mengunjungi sekolah-sekolah itu untuk memastikan apakah protokol kesehatan di sekolah tersebut sudah disiapkan dengan benar atau belum. ”Jika belum segera dilengkapi dan bagi sekolah yang sudah lengkap prokes, sekolah itu akan direkomendasikan ke dinas pendidikan untuk menyelenggarakan KBM tatap muka,” ujarnya.
Ia mengatakan, sekolah itu bisa menggunakan dana bantuan operasional sekolah (BOS) untuk mengadakan alat-alat penunjang prokes. Sekolah yang belum memiliki air secara memadai bisa menghubungi pihak PDAM Kota Kupang agar segera didatangkan saluran pipa air ke sekolah tersebut. Jika PDAM kesulitan, sekolah bisa mengadakan sumur bor atau membeli air tangki.
Bagi guru yang belum divaksin karena penyakit bawaan, mengajar dari ruang guru secara daring. (Dumul Djami)
Saat ini, sekitar 2.457 guru dari total 4.549 guru dari tingkat PAUD/TK sampai SMP sudah divaksin. Guru yang sudah mendapatkan vaksin diberi kesempatan mengajar tatap muka di depan kelas bersama para siswa selama proses KBM berjalan.
”Bagi guru yang belum divaksin karena penyakit bawaan, mengajar dari ruang guru secara daring. Siswa tetap berada dalam ruang kelas, mengikuti penjelasan guru itu melalui layar liquid crystal display atau LCD di depan kelas,” katanya.
Pedoman teknis
Selain itu, pihak Dinas Pendidikan Kota Kupang juga menyiapkan pedoman teknis pembelajaran, termasuk penerapan prokes selama para siswa, guru, dan pegawai berada di sekolah. Selain wajib masker, juga jaga jarak dan hindari kerumunan siswa selama di sekolah. Seusai KBM tatap muka, semua siswa langsung dipulangkan ke rumah masing-masing.
Hal ini untuk menghindari munculnya kluster baru Covid-19 di sekolah. Jika dalam keberlangsungan KBM tatap muka ada siswa terkonfirmasi positif Covid-19, KBM tatap muka di sekolah itu harus dihentikan dan sekolah daring kembali diberlakukan. Siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19 akan dikarantina dan segera dilakukan pelacakan terhadap siswa dan guru di sekolah itu.
Kepala Sekolah Dasar Inpres (SDI) Liliba Kota Kupang Johanes Tukan mengatakan, SDI Liliba sudah siap KMB tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat sejak 2020. Semua sarana dan prasarana protokol kesehatan Covid-19 telah disiapkan, termasuk air bersih, dengan dana BOS.
”Sebanyak 45 guru dan tenaga pendidik di sekolah itu, 42 orang di antaranya telah mendapat vaksin, sedangkan tiga belum. Satu di antaranya sedang hamil dan dua orang menderita diabetes dan jantung,” ujarnya.
Dalam satu rombongan belajar hanya diperkenankan 50 persen siswa, mengikuti KBM selama empat jam pelajaran per hari. Mereka belajar secara shift, yakni pagi dan siang hari. Seusai KBM di sekolah, mereka didorong langsung pulang ke rumah masing-masing.
Ia minta orangtua siswa agar tetap mengawasi atau mengontrol siswa selama berada di rumah. Siswa jangan dibiarkan bepergian ke pusat-pusat keramaian bersama rekan-rekannya karena sangat berpeluang terjadi penularan Covid-19. Beberapa kejadian kluster sekolah, seperti di Sikka dan Manggarai, karena siswa bepergian ke mana-mana selama liburan, kemudian menularkan kepada siswa lain di sekolah.
Gina Klau Seran (43), orangtua siswa SDI Liliba Kota Kupang, mengatakan, dirinya mendukung KBM tatap muka. Selama KBM berlangsung secara daring, ia sendiri kesulitan mendampingi anaknya untuk belajar dari rumah.
”Saya kerja, suami juga kerja. Anak pertama yang duduk di bangku SMP juga harus belajar daring. Tidak ada yang menemani mereka belajar di rumah. Dengan adanya sekolah tatap muka, sebagai orangtua saya dukung,” kata Klau Seran.
Dia bersedia mengarahkan kedua anaknya agar tidak bepergian ke pusat-pusat keramaian seusai KMB tatap muka di sekolah. Mereka hanya diperkenankan mengunjungi saudara atau tetangga terdekat, tetapi tetap menerapkan protokol kesehatan.