Kiprah Anak Muda Berkontribusi di Masa Pandemi Covid-19
Dengan bekal pemahaman dan kepemimpinan yang kuat, anak muda bisa berkiprah dan berkontribusi besar bagi sekitarnya di masa pandemi Covid-19.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Bertepatan dengan Hari Buku Nasional, Senin (17/5/2021), Tanoto Foundation, meluncurkan buku CONTRIBUTE, berisi kisah-kisah inspiratif para Tanoto Scholars. Para penerima beasiswa Teladan dari berbagai universitas mitra Tanoto Foundation ini memberikan kontribusi kepada berbagai lapisan masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Kontribusi nyata para Tanoto Scholars ini buah dari nilai-nilai yang tertanam dalam Program Beasiswa dan Kepemimpinan yang digagas Tanoto Foundation. Mahasiswa tak hanya menerima beasiswa, tetapi juga berbagai program pengembangan diri dan kepemimpinan.
Mahasiswa disiapkan untuk dapat jadi pemimpin masa depan dengan karakter yang mawas diri, penuh integritas, berinovasi, gigih, pengasih, giat berusaha dan belajar, serta mampu memberdayakan masyarakat.
Tidak ada jaminan kapan dan bagaimana tantangan ini akan diselesaikan. Tapi saya tahu saya akan terus maju, menghadapinya secara langsung apa pun yang menghadang. (Jenifer Kiem Aviani)
Buku CONTRIBUTE menampilkan cerita 24 Tanoto Scholars di tiga negara yaitu Indonesia, China, dan Brasil. Mereka tanpa ragu turun ke lapangan dan menjadi bagian dari solusi untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Buku ini tersedia dalam dua bahasa, yaitu Indonesia dan Inggris. Versi e-book dapat diakses melalui situs Tanoto Foundation.
Beragam kiprah
Simon Simorangkir berbagi kisah tentang bagaimana ia secara langsung membantu kepulangan 237 mahasiswa Indonesia dari Wuhan. Berbekal jejaring dengan berbagai pihak di Wuhan dan Jakarta serta menembus ketatnya penjagaan penyekatan, upayanya mengusahakan kepulangan para mahasiswa ini berbuah manis ketika akhirnya mereka mendarat di Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma di Jakarta.
Adapula kisah Jenifer Kiem Aviani yang ahli biomolekuler. Dia melakukan penelitian kemanjuran dalam pengobatan penyakit korona di Bandung, Jawa Barat. Ia juga menolong berbagai keluarga yang anggotanya mengalami stunting, kurang nutrisi maupun mempunyai disabilitas.
Jenifer berhasil menghasilkan penemuan penting tentang terapi plasma konvalesen yang dapat mengurangi tingkat kematian dan mempersingkat masa penyembuhan pasien Covid-19.
"Tidak ada jaminan kapan dan bagaimana tantangan ini akan diselesaikan. Tapi saya tahu saya akan terus maju, menghadapinya secara langsung apa pun yang menghadang,” ujar Jenifer yang merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung.
Menurut Jenifer, keberanian dan ketabahan dalam dirinya berasal dari nilai-nilai kepemimpinan saat dirinya belajar sebagai Tanoto Scholar. "Kami belajar untuk terus berinovasi dan peduli pada orang lain," kata Jenifer.
Di Buleleng, Bali, Ni Wayan Widhi menyaksikan tetangga-tetangganya yang kehilangan pekerjaan di bidang pariwisata akibat pandemi. Keluarganya sendiri, yang kebanyakan menjadi petani cengkeh, mengalami kesulitan akibat anjloknya harga cengkeh. Tapi ini tak mengurangi keinginannya untuk berbagi.
“Gagasan awalnya adalah menyediakan makanan bagi keluarga-keluarga yang untuk hidup sehari-hari saja sulit,” kata Widhi.
Berkat dukungan berupa donasi dan partisipasi dari kawan-kawannya, Widhi menyalurkan sembako bagi 115 keluarga di Buleleng serta berdonasi bagi panti asuhan Destawan. Dia juga menggerakkan sukarelawan untuk mengajarkan bahasa Inggris kepada anak-anak di sana.
“Dampak kegiatan kami mungkin awalnya kecil, namun kami selalu belajar dan berkembang demi komunitas yang semakin baik. Inilah nilai-nilai yang terus saya junjung sebagai seorang Tanoto Scholar,” kata Widhi.
Tiga contoh kisah Tanoto Scholars di atas adalah cuplikan dari buku CONTRIBUTE yang diharapkan dapat menginspirasi siapa saja untuk berbagi kepada sesama.
CEO Global Tanoto Foundation J Satrijo Tanudjojo memaparkan Tanoto Foundation selalu mendukung upaya baik yang dilakukan oleh Tanoto Scholars untuk membantu mengatasi masalah bangsa. Dengan bekal pendidikan, lanjutnya, mereka menggunakan keterampilan masing-masing untuk menolong, seperti menggalang donasi bagi yang membutuhkan maupun terjun langsung sebagai ahli medis.
“Dengan berbagai disrupsi yang terjadi dalam tatanan global, para alumni dan Tanoto Scholars tetap menemukan berbagai cara kreatif untuk membantu sesama," kata dia.
Tanoto Scholars menerapkan nilai-nilai yang diturunkan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto, yaitu peduli sesama dan memberdayakan orang lain. Nilai ini juga tertuang dalam sembilan karakteristik Tanoto Scholars.