Pelajar Indonesia Raih Penghargaan di Ajang Kompetisi Peneliti Belia Internasional
Pelajar-pelajar Indonesia meraih berbagai penghargaan dalam International Conference of Young Scientists 2021 yang berlangsung secara daring di Serbia.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Limbah kakao yang berpotensi dikembangkan menjadi kemasan biodegradable yang ramah lingkungan membawa pelajar Indonesia, Carina Jane Winoto dari SMA Cita Hati East, Surabaya, meraih medali emas di ajang International Conference of Young Scientists 2021. Kompetisi peneliti belia internasional secara daring ini diikuti pelajar dari 23 negara.
Pelajar Indonesia lainnya berhasil mempersembahkan medali perak yang diraih Elizabeth Andrea Yusuf dan Kelila Karenza Kumala dari SMA Santa Laurensia, Tangerang, Banten. Mereka meneliti polimer alami, microcrystalline cellulose (MCC), yang diekstrak dari nata de coco atau sari kelapa untuk pengobatan hernia.
Ada juga medali perunggu yang dipersembahkan Angeline Sharon, siswa SMA Merlion Surabaya. Dia meneliti di bidang Computer Science dengan judul ”The Implementation of Non-Linear Anisotropic Diffusion for Image Reconstruction in CT Scan”.
Meningkatkan iklim penelitian di jenjang sekolah menengah dan membangun kreativitas, keberanian, serta kejujuran di dalam diri siswa melalui penerapan metode ilmiah pada penelitian.
Direktur Center for Young Scientists Monika Raharti, Sabtu (1/5/2021), mengatakan, ada enam penelitian siswa Indonesia diikutsertakan di ajang ICYS 2021 yang berlangsung pada 23-26 April 2021 secara daring di Belgrade, Serbia. Tim Indonesia untuk lomba ICYS ini dibentuk melalui perjalanan panjang dari lomba tingkat provinsi, nasional, dan internasional, yang berlangsung dari Juli hingga November 2020. Jumlah peserta yang mengikuti sistem lomba berjenjang ini sebanyak 1.538 siswa yang membawakan 919 judul penelitian.
Tim Indonesia yang tersaring selanjutnya dibina oleh Center for Young Scientists selama 3 bulan dengan tenaga ahli dari Institut Teknologi Bandung, Universitas Katolik Parahyangan, dan Bandung Fe Institut. Setiap tahun, lomba ini diselenggarakan di 15 provinsi di Tanah Air oleh Center for Young Scientists dengan tujuan untuk meningkatkan iklim penelitian di jenjang sekolah menengah, dan membangun kreativitas, keberanian, serta kejujuran di dalam diri siswa melalui penerapan metode ilmiah pada penelitian.
”Diharapkan lebih banyak lagi peneliti belia terbentuk di Indonesia guna mempersiapkan generasi penerus yang unggul dan cerdas,” ujar Monika.
Menurut Monika, hasil riset pelajar Indonesia diapresiasi. Penghargaan Best Poster juga diberikan kepada riset di bidang Mathematics berjudul ”Fractal Dimension Model of Virus Nanostructure for Fatality Rate Projection” yang dibuat oleh Nicole Charmayne Ilham dan Kayven Claus Satrio dari SMA Cita Hati West Surabaya.
Dua buah penelitian lain dalam tim Indonesia berjudul ”Finding The Best Site for an Equatorial Observatory in Indonesia” bidang Physics oleh Kaladeo Petrananda dari PKBM Piwulang Becik Salatiga dan ”Exploring Types of Tofu by Fractal Dimension” di bidang Mathematics oleh pasangan Jesselyn dan Ella Yovita Suwibowo dari SMA Cita Hati, Surabaya.