Tiga Siswa Terpapar Covid-19 di Batam, Pembelajaran Tatap Muka Jalan Terus
Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, memutuskan tetap melanjutkan pembelajaran tatap muka meskipun pada satu minggu terakhir ada tiga siswa yang terinfeksi Covid-19.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, memutuskan tetap melanjutkan pembelajaran tatap muka meskipun pada satu minggu terakhir ada tiga siswa yang terinfeksi Covid-19. Pemkot Batam menyatakan, tiga siswa itu tertular Covid-19 dari orangtuanya, bukan dari kluster sekolah.
Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad, Rabu (31/3/2021), menyatakan, sekolah yang siswanya terinfeksi Covid-19 akan ditutup 14 hari. Sementara untuk sekolah lain, Pemkot Batam memutuskan pembelajaran tatap muka tetap dilanjutkan, baik itu di pulau utama Batam maupun di wilayah hinterland.
Tiga sekolah di Batam yang siswanya terinfeksi Covid-19 itu adalah SD Negeri 4 dan SMP Negeri 1 di Kecamatan Belakang Padang serta SMP Negeri 43 di Kecamatan Batam Kota. Penularan di Belakang Padang diketahui pada 24 Maret 2021, sedangkan penularan di Batam Kota terungkap pada 26 Maret.
”Apa yang terjadi di tiga sekolah itu sebenarnya tidak bisa dikatakan sebagai kluster penularan sekolah karena semua siswa itu tertular di rumah dari orangtuanya,” kata Amsakar.
Di SMP Negeri 43, terdapat satu siswa kelas IX yang terinfeksi Covid-19. Ia diketahui tertular dari orangtuanya. Sekolah itu terletak di Batam Kota yang merupakan salah satu dari dua kecamatan di Batam yang masih berstatus zona merah.
Sementara itu, SD Negeri 4 dan SMP Negeri 1 terletak di Kecamatan Belakang Padang, pulau yang terpisah dari pulau utama Batam. Di dua sekolah itu, ada dua siswa yang terinfeksi Covid-19.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Belakang Padang Mahmud mengatakan, dua siswa itu berasal dari satu keluarga. Mereka tertular Covid-19 dari orangtuanya yang bekerja di Bandara Hang Nadim di Batam.
”Hasil pelacakan oleh petugas kesehatan tidak ditemukan siswa lain yang terinfeksi Covid-19. Meski demikian, pembelajaran tatap muka di dua sekolah itu tetap dihentikan selama 10 hari terhitung dari 24 Maret. Untuk sementara siswa kembali belajar daring,” ujar Mahmud.
Untuk sementara siswa kembali belajar daring. (Mahmud)
Belakang Padang merupakan salah satu dari tiga kecamatan hinterland di Kota Batam. Di kecamatan-kecamatan hinterland tersebut, pembelajaran tatap muka telah dimulai sejak 4 Januari 2021. Sementara untuk sembilan kecamatan di pulau utama, pembelajaran tatap muka baru dimulai pada 22 Maret.
Amsakar menilai, penerapan protokol kesehatan di sejumlah sekolah di Batam sudah terbilang ketat. Saat datang, siswa diwajibkan memakai masker, mencuci tangan, dan diukur suhu tubuhnya. Selain itu, jaga jarak juga diterapkan di kelas dengan membatasi jumlah siswa 15-20 orang.
”Kami masih berketetapan hati meneruskan pembelajaran tatap muka karena ini baru betul dibuka. Jangan sampai kami membuat sebuah kebijakan yang terkesan coba-coba. Kami akan melanjutkan dengan pemantauan yang lebih ketat,” ucap Amsakar.
Keputusan itu diambil dengan mempertimbangkan aspek psikologis siswa. Menurut Amsakar, terlalu lama mengikuti pembelajaran daring berdampak kurang baik terhadap perkembangan sosial anak. Hal itu juga sering dikeluhkan orangtua dalam sejumlah pertemuan terkait opsi pembelajaran tatap muka.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Batam, hingga 30 Maret, kasus kumulatif 6.154 orang. Sebanyak 5.845 orang sembuh, 155 orang meninggal, dan 154 masih dirawat.