Perkuliahan Tetap Andalkan Metode Daring
Kegiatan perkuliahan masih dominan mengandalkan metode pembelajaran jarak jauh metode daring kecuali untuk kegiatan praktikum.
JAKARTA, KOMPAS — Sebagian besar aktivitas perkuliahan masih mengandalkan metode dalam jaringan sembari kampus terus mengusahakan vaksinasi kepada dosen dan tenaga kependidikan. Keputusan pembelajaran tatap muka terbatas pada tahun akademik 2021/2022 masih menunggu perkembangan pandemi Covid-19 dan arahan pemerintah pusat-daerah.
Rektor Universitas Airlangga Surabaya Mohammad Nasih mengemukakan, kegiatan praktikum sudah dilakukan secara tatap muka, seperti praktikum mahasiswa profesi kedokteran. Di luar itu, kegiatan pembelajaran berjalan jarak jauh secara daring.
”Sesuai arahan pemerintah (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), kami mungkin menyelenggarakan kuliah tatap muka terbatas tahun akademik 2021/2022. Itu baru empat bulan lagi. Kami mengamati perkembangan pandemi Covid-19,” ujar Nasih, Senin (22/3/2021), di Jakarta.
Ketua Majelis Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta Suyanto menyampaikan, hingga kini UNY masih menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan metode daring. Metode ini dinilai terbaik untuk menekan penyebaran Covid-19 yang belum mereda. Namun, Suyanto mengakui, ada tantangan kondisi akses internet dan beban pengeluaran paket data internet.
Menyelenggarakan pembelajaran tatap muka luring secara terbatas, dia nilai tidak mudah. Penyediaan sampai pengawasan penerapan protokol kesehatan cukup kompleks.
Sejumlah mahasiswa UNY juga datang dari sejumlah daerah. Mereka tinggal di rumah kos yang belum tentu menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Permasalahannya sekarang adalah kekebalan imunitas kelompok lingkungan sekitar mereka belum terbentuk. Vaksinasi baru berjalan ke pendidik. Namun, masyarakat sudah telanjur euforia duluan.(Suyanto)
”Permasalahannya sekarang adalah kekebalan imunitas kelompok lingkungan sekitar mereka belum terbentuk. Vaksinasi baru berjalan ke pendidik. Namun, masyarakat sudah terlanjur euforia duluan,” katanya.
Rektor Universitas Gadjah Mada Panut Mulyono, saat dihubungi terpisah, mengaku, pihaknya telah mengajukan agar semua dosen dan tenaga kependidikan nonlansia memperoleh vaksinasi Covis-19. Namun, karena keterbatasan vaksin, hasil rapat UGM dengan Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Dinas Kesehatan Sleman memutuskan warga UGM lansia divaksinasi dulu pada 20-21 Maret. UGM kemudian mengusulkan vaksinasi dosen dan tenaga kependidikan non-lansia mulai 24 Maret 2021.
”Pelaksanaannya tergantung ketersediaan vaksin. Kami terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Dinas Kesehatan Sleman. Untuk mahasiswa, kami sudah tanya bahwa vaksinasi untuk mereka belum tersedia,” ujarnya.
Untuk perkuliahan tahun akademik 2021/2022 yang akan dimulai Agustus 2021, modelnya menggunakan bauran luring dan daring. Namun, setelah ujian tengah semester genap tahun akademik 2020/2021 yang selesai 9 April 2021, UGM akan melakukan kajian untuk menentukan apakah perkuliahan bauran tatap muka terbatas dan daring bisa dipercepat.
”Kalau sampai sekarang, kegiatan tatap muka terbatas baru menyasar di beberapa fakultas dan itu pun mengharuskan praktik di laboratorium. Aktivitas tersebut menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” kata Panut.
Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Reini Wirahadikusumah menyampaikan, sejak akhir tahun 2020, ITB telah merancang perkuliahan luring dan daring. Untuk semester genap tahun akademik 2020/2021, pembelajaran tatap muka terbatas berlaku untuk mahasiswa pascasarjana.
Sementara untuk mahasiswa program sarjana, dia mengatakan, perkuliahan masih mengutamakan pembelajaran jarak jauh metode daring. Penerapan pembelajaran tatap muka terbatas untuk mahasiswa kelompok itu pada tahun akademik 2021/2022 masih menunggu perkembangan pandemi Covid-19 dan arahan pemerintah pusat ataupun daerah.
Reini menyebutkan, 3.422 sivitas akademika dari kalangan dosen, tenaga kependidikan, dan purnatugas di lingkungan ITB akan menerima vaksinasi pada 22-24 Maret di Gedung Sasana Budaya Ganesha ITB. Sementara vaksinasi kepada mahasiswa, ITB menunggu perkembangan kebijakan dari pemerintah pusat.
Baca juga: Perguruan Tinggi Mengembangkan Kuliah Daring Terbuka
PPKM mikro
Sebelumnya, Jumat (19/3/2021), Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah kembali memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro pada 23 Maret sampai 5 April 2021. Cakupan wilayah PPKM mikro diperluas dari 10 menjadi 15 provinsi. Provinsi-provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Banten, Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Utara. Kemudian, pemerintah menambahkan provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
Airlangga menyampaikan, secara umum, aktivitas yang dibatasi masih sama dengan sebelumnya, misalnya pembatasan kegiatan perkantoran sebesar 50 persen, makan di restoran dibatasi 50 persen dengan membolehkan layanan pesan antar, dan fasilitas umum dibatasi maksimal 50 persen. Kemudian, pusat perbelanjaan atau mal beroperasi hingga pukul 21.00, sektor esensial, dan konstruksi beroperasi 100 persen dengan protokol kesehatan.
”Perbedaan signifikannya adalah pemerintah mulai mengizinkan kegiatan belajar-mengajar dilakukan secara tatap muka,” ujar Airlangga.
Di Sulawesi Selatan, Direktur Komunikasi Universitas Hasanuddin, Makassar, Suharman Hamzah menceritakan, semester genap tahun akademik 2020/2021 baru berjalan dua bulan. Hasil konsultasi Unhas dengan Satgas Covid-19 daerah memutuskan perkuliahan tatap muka belum bisa dilakukan. Sebab, Makassar masih masuk zona merah Covid-19.
Kegiatan kuliah tatap muka dikecualikan bagi mahasiswa yang membutuhkan praktikum atau penelitian lapangan yang mendesak.
Meski demikian, kata Suharman, Unhas sudah merancang rencana perkuliahan tatap muka terbatas untuk tahun akademik 2021/2022. Misalnya, jumlah peserta didik dibatasi sehingga kampus tetap menyediakan model pembelajaran daring dan tes Covid-19 rutin sebagai bagian penerapan protokol kesehatan ketat.
”Beban anggaran kemungkinan akan bertambah karena kami berencana rutin mengadakan tes Covid-19 untuk menekan penyebaran. Rencana ini kemungkinan besar menyasar ke mahasiswa sebab jatah vaksinasi buat mereka belum jelas,” katanya.
Adapun sekitar 3.500 sivitas akademika Unhas yang terdiri dari dosen dan tenaga kependidikan sudah tuntas menerima vaksin Covid-19. Sekitar 1.500 mahasiswa yang berkecimpung sebagai tenaga kesehatan pun sudah mendapat vaksin.
Di Aceh, Rektor Universitas Syiah Kuala Samsul Rizal, saat dihubungi dari Jakarta, mengatakan, perkuliahan tatap muka terbatas sudah berjalan di USK dan masuk minggu keenam. Persiapan butuh waktu dua bulan.
Menurut dia, keputusan menerapkan perkuliahan dengan model itu dilatarbelakangi oleh perkembangan kasus Covid-19 yang terus menurun di Banda Aceh. Pihak USK berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 daerah sampai ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud terlebih dulu.
Baca juga: Tak Sabar Berkuliah Tatap Muka
Sasaran perkuliahan tatap muka terbatas baru mahasiswa yang masuk tahun 2019 dan 2020. Angkatan 2019 dikhususkan kepada program studi yang banyak membutuhkan praktikum. Untuk angkatan 2020, perkuliahan model itu karena mereka belum pernah tatap muka fisik.
”Kami buat prosedur standar operasi perkuliahan tatap muka terbatas ketat. Mahasiswa harus dapat izin dari orangtua. Kami sediakan tes Covid-19 rutin sehingga ketahuan juga ada mahasiswa-mahasiswa yang positif Covid-19,” katanya.