Perusahaan P&G Indonesia memulai program Indonesia Volunteers Community Impact (CommPact) sebagai sarana untuk pelatihan dan berbagi ilmu bagi guru dan orangtua.
Oleh
Soelastri Soekirno
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Untuk membantu para guru dan orangtua siswa sekolah menengah pertama mengatasi masalah pembelajaran jarak jauh dan menghindari kejadian kekerasan atas anak, sebanyak 90 sukarelawan dari Procter & Gamble atau P&G Indonesia, Selasa (10/11/2020), memulai program bernama Indonesia Volunteers Community Impact yang disingkat CommPact. Program bagi 300 guru dan orangtua siswa di Kabupaten Bandung dan Cianjur, Jawa Barat, tersebut dilakukan dengan cara memberi pelatihan dan berbagi pengetahuan.
Semua peserta akan mengikuti empat kali pelatihan secara daring dengan topik pembahasan seputar pembelajaran jarak jauh dan kiat menghadapi tantangan selama pandemi. Ada pula topik mengenai mentoring soal literasi digital, pembelajaran kreatif, eksplorasi media sosial, pemahaman terhadap standar kebersihan sekolah dan rumah, pola asuh positif dan kedisiplinan, hingga eksplorasi terhadap berbagai komunikasi visual. Semua topik itu sesuai dengan kebutuhan para orangtua dan guru di dua kabupaten tersebut.
Kegiatan pelatihan itu diadakan setelah baru-baru ini pihak P&G bersama mitranya, Save The Children, mengadakan survei mengenai kondisi pelajar, orangtua, dan guru pada masa pandemi. Hasil survei, antara lain, menunjukkan, 85 persen orangtua dan anak mengalami kendala dalam pembelajaran jarak jauh. Satu dari lima orangtua (persentasenya mencapai 22 persen) menyatakan tidak memiliki fasilitas pendukung berupa telepon seluler, terutama bagi mereka yang memiliki lebih dari satu anak.
Hampir putus asa
Sementara hasil survei terhadap para guru menyatakan, tiga dari empat guru tidak memiliki akses ke website atau aplikasi pembelajaran daring. Di antara para responden, baik orangtua, siswa, maupun guru mengalami tekanan psikologis karena, antara lain, jenuh dan adanya masalah dalam pembelajaran jarak jauh. Keadaan itu kemudian mulai memunculkan potensi semakin banyak terjadi kekerasan atas anak (siswa).
Tuti Sopiah Susiliawati dari SMP Negeri 1 Gekbrong, Kabupaten Cianjur, dalam konferensi pers peresmian program pada Selasa (10/11/2020) sore menceritakan, para guru sudah merasa sangat jenuh. Demikian juga dengan siswa. ”Sudah tujuh bulan tidak ada tatap muka, guru dan siswa sama-sama jenuh. Hampir putus asa, menunggu kapan normal lagi,” kata Tuti.
Ia menambahkan, tak semua sekolah melakukan pembelajaran daring karena sarana tak memadai. Hal itu terjadi karena kemampuan ekonomi orangtua kurang. ”Rata-rata orangtua tidak mampu dan tidak punya wawasan soal kondisi sekarang. Mereka tak sabar dan tak punya kemampuan membimbing secara online sehingga melakukan tindak kekerasan ke anak,” ujarnya.
Melihat keadaan itu, P&G bersama Save The Children merancang program mentoring tersebut. Tujuannya agar guru dan orangtua memiliki kemampuan dan pengetahuan soal belajar jarak jauh, bisa memakai aplikasi, sampai mampu membimbing anak mereka. Langkah selanjutnya, menurut Head of Corporate Communication P&G Indonesia Dinda Kusumawardhani, berdasarkan kondisi orangtua dan guru di dua kabupaten itu, pihaknya lalu membuka lowongan bagi para mentor dari kalangan intern.
”Ternyata, sambutannya luar biasa. Banyak kawan, bahkan dari partner distributor ingin ikut menjadi mentor,” katanya. Setelah lewat seleksi, ada 90 mentor, yang terdiri dari 60 orang dari karyawan perusahaan tersebut dan 30 orang dari distributor. Mentoring dilakukan secara daring selama empat minggu atau 1.000 jam belajar. Para peserta mulai Selasa sore sudah mulai belajar secara daring di bawah bimbingan para mentor dari Palembang dan Jakarta.
”Drop out”
Mengenai pemilihan Jawa Barat sebagai tempat proyek, Dinda menjelaskan, antara lain karena provinsi itu memiliki angka drop out sekolah yang tinggi dan banyak kasus pernikahan dini. Dua keadaan itu saling berkorelasi sehingga memerlukan upaya, yakni lewat pendidikan untuk memangkas kasus pernikahan dini.
Pada kesempatan tersebut, President Director Procter & Gamble IndonesiaLV Vaidyanathan mengatakan, CommPac merupakan program untuk membuka akses serta membantu para guru dan orangtua untuk mentoring pembelajaran jarak jauh terhadap siswa, terutama anak perempuan. Ia berharap, lewat program itu pihaknya bisa meminimalisasi dampak pandemi agar siswa tetap bisa mengakses pendidikan secara lebih baik.
Sebelum mengadakan program itu, pihaknya bekerja sama dengan Save The Children mengadakan program mempromosikan kesetaraan jender di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat melalui intervensi nilai-nilai #WeSeeEqual. Kabupaten Cianjur dan Bandung menjadi tempat penyelenggaraan program itu sejak tahun 2018. Selain program kesetaraan jender, para siswa dan guru juga mendapat pembelajaran tentang kebersihan dan tindak antikekerasan, baik di sekolah maupun di rumah.