Pulang dari Luar Kota, Belasan Kepala Sekolah di Tegal Terpapar Covid-19
Sedikitnya 12 kepala sekolah di Kota Tegal, Jawa Tengah terpapar Covid-19 seusai melakukan perjalanan ke Banyumas. Satu di antara 12 orang itu meninggal dan sisanya menjalani isolasi mandiri.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Sedikitnya 12 kepala sekolah di Kota Tegal, Jawa Tengah, dinyatakan positif Covid-19 setelah melakukan perjalanan dari luar kota. Dari jumlah tersebut, satu di antaranya meninggal.
Kasus tersebut terungkap ketika salah satu dari mereka mengeluhkan pusing, mual, dan muntah setelah kembali dari Kabupaten Banyumas. Karena tak kunjung membaik, pasien berusia 55 tahun tersebut memeriksakan diri kemudian dirawat inap di Rumah Sakit Islam Harapan Anda Tegal mulai Selasa (15/9/2020).
Semua pasien positif dalam kondisi yang baik. Saat ini, mereka menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing (Primawati Indraswari).
Setelah mengetahui pasien memiliki riwayat perjalanan dari luar kota, pihak rumah sakit memutuskan untuk melakukan tes usap kepada pasien tersebut. Berdasarkan tes usap, kepala sekolah di salah satu SD di Kecamatan Tegal Timur itu dinyatakan positif Covid-19.
Lima hari setelah dirawat pasien tersebut meninggal. Pasien diketahui memiliki penyakit penyerta seperti, hipertensi dan diabetes.
”Penelusuran kontak telah dilakukan kepada sepuluh orang yang bekerja di tempat yang sama dengan pasien. Sepuluh orang itu dites usap dan satu di antaranya positif Covid-19,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal Sri Primawati Indraswari, Sabtu (3/10/2020).
Selain itu, kepada teman satu kantor pasien, tes usap juga dilakukan kepada belasan kepala sekolah yang turut serta dalam rombongan perjalanan dengan pasien. Berdasarkan hasil tes tersebut, sebelas orang dinyatakan positif Covid-19.
”Semua pasien positif dalam kondisi yang baik. Saat ini, mereka menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing,” ujar Prima.
Sebelumnya, kasus positif Covid-19 ditemukan di SMP Negeri 19 Kota Tegal. Di sekolah tersebut, 1 guru dan 3 siswa dinyatakan positif Covid-19 setelah mengikuti tes usap massal. Tes usap massal dilakukan lantaran salah satu orangtua siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka dinyatakan meninggal karena Covid-19.
Hingga Sabtu petang, jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Tegal sebanyak 268 orang. Dari jumlah tersebut, 102 orang masih dirawat dan menjalani isolasi mandiri. Adapun sebanyak 32 orang meninggal.
Tes massal
Sementara itu, di Kabupaten Tegal ratusan guru dan kepala sekolah menjalani tes usap massal, Sabtu siang. Tes itu dilakukan sebagai upaya deteksi dini potensi penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.
”Kami melakukan tes usap massal secara acak kepada 170 pendidik di Kabupaten Tegal. Prioritas kami adalah mengetes tenaga pendidik yang bekerja desa zona merah Covid-19,” ucap Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Eko B P Prabowo.
Pekan lalu, sebanyak empat guru di SMA Negeri 1 Slawi dinyatakan positif Covid-19. Hal itu diketahui setelah mengikuti tes usap karena salah satu guru lebih dulu dinyatakan positif Covid-19.
Selain itu, salah satu pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal juga dinyatakan positif Covid-19. Pegawai itu kemudian dinyatakan meningga. Untuk melacak penularan, orang-orang yang berkontak erat dengan pegawai tersebut dalam kurun waktu 2 pekan terakhir dites usap.
”Sebanyak 119 orang yang bekerja di kantor kami menjalani tes usap beberapa hari lalu. Alhamdulillah, hasilnya semua negatif. Artinya, pegawai itu bukan terpapar Covid-19 dari sini,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal Ahkmad Wasari.
Pekan lalu, Kabupaten Tegal memecahkan rekor penambahan kasus positif harian tertinggi selama pandemi. Penambahan kasus tertinggi itu terjadi pada Sabtu (26/9/2020) dengan jumlah penambahan 50 kasus. Dari jumlah tersebut, 11 di antaranya meninggal.
Hingga Sabtu petang, jumlah kasus positif Covid-19 di Kabupaten Tegal sebanyak 325 orang. Dari jumlah tersebut, 101 orang masih dirawat dan menjalani isolasi mandiri. Sementara itu, 33 orang meninggal dan 191 orang sembuh.