Protokol Kesehatan Kendur, Penularan di Kabupaten Tegal Capai Angka Tertinggi
Dua bulan terakhir, sedikitnya tiga pedagang pasar di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, terpapar Covid-19. Kendati demikian, kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan, khususnya di pasar, masih rendah.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
SLAWI, KOMPAS — Seiring meluasnya penularan Covid-19 di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan justru mengendur. Ketidakpatuhan warga menerapkan protokol kesehatan di pasar tradisional, misalnya, menyebabkan sedikitnya tiga pedagang terpapar Covid-19. Pada Agustus, penularan Covid-19 di Kabupaten Tegal mencapai angka tertinggi.
Gugus Tugas Pecepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal pertama kali mengumumkan kasus Covid-19 pertama di daerahnya, Maret 2020. Sejak saat itu, peningkatan kasus terus terjadi dan tertinggi terjadi pada Agustus.
Sepanjang Agustus, tercatat 41 kasus baru yang dicatatkan gugus tugas setempat. Sebelumnya, penambahan kasus bulanan tidak pernah lebih dari 20 kasus. Hingga pekan kedua September, jumlah kasus Covid-19 baru sebanyak 13 kasus.
Kendati jumlah kasus terus menanjak, penerapan protokol kesehatan di sejumlah tempat justru mengendur. Di Pasar Trayeman, Kecamatan Slawi sejumlah orang beraktivitas tanpa memakai masker dan aturan jaga jarak, Rabu (9/9/2020) siang. Padahal, di pasar itu sudah ada tiga pedagang yang diketahui terpapar Covid-19.
”Di Pasar Trayeman, ada tiga pedagang yang terkonfirmasi positif, salah satunya meninggal dunia. Tiga orang itu adalah T (80), ARH (50), K (63),” kata Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Eko B P Prabowo.
Menurut Eko, pasien T meninggal akhir Agustus setelah menjalani perawatan di sebuah rumah sakit. Sementara ARH dan K, yang dinyatakan positif pekan lalu, masih dirawat di dua rumah sakit berbeda.
Mendapati tiga pedagang terkonfirmasi positif, Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal melakukan tes usap kepada 69 pedagang yang berkontak erat dengan pasien di Pasar Trayeman. Tes usap itu digelar selama dua hari, yakni Selasa-Rabu (8-9/9/2020).
”Sampel usap akan kami kirim ke laboratorium kesehatan di Semarang. Karena antrean menumpuk, hasilnya baru akan keluar dalam 1-2 pekan ke depan,” kata Eko.
Tak hanya pedagang, keluarga pasien positif juga dites usap untuk mendeteksi penyebaran. Istri dan dua anak pasien ARH dinyatakan positif Covid-19. Ketiganya kini menjalani isolasi mandiri di rumah.
Kabar terkait pedagang yang positif Covid-19 tidak mengganggu aktivitas Pasar Trayeman. Hingga Selasa siang, pasar itu tidak ditutup. Aktivitas jual beli pun berjalan normal. Pasar baru akan ditutup apabila jumlah pedagang yang terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah berdasarkan hasil tes usap.
”Kalau ditanya takut tertular atau tidak, jawabannya takut. Upaya yang saya lakukan adalah memakai masker dan mencuci tangan. Tetapi, saya masih sering melepas masker karena kesulitan bernapas kalau pakai masker,”kata Tiur (44), pedagang di Pasar Trayeman.
Di dua pasar lain, yakni Pasar Pepedan Kecamatan Dukuhturi dan Pasar Banjaran Kecamatan Adiwerna, masyarakat juga berkerumun. Sebagian orang di dua pasar tersebut tidak memakai masker. Beberapa orang hanya membiarkan masker mereka tergantung di leher.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal Joko Wantoro mengatakan, secara umum, tingkat kepatuhan masyarakat Kabupaten Tegal dalam menggunakan masker baru 78 persen. Padahal, pemerintah sudah berulang kali menyosialisasikan pentingnya penggunaan masker untuk mencegah penyebaran Covid-19.
”Pemerintah selalu berupaya mencegah dan menanggulangi Covid-19. Namun, upaya yang dilakukan pemerintah tidak akan berhasil jika masyarakat belum disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan,” ujar Joko.
Hingga Rabu malam, jumlah kasus positif Covid-19 di Kabupaten Tegal sebanyak 107 orang. Dari jumlah tersebut, 15 orang dirawat, 81 orang sembuh, dan 11 orang meninggal dunia.
Kasus penularan Covid-19 di pasar tradisional pernah terjadi di wilayah lain di pantura barat Jateng, yakni Kabupaten Batang. Dari kluster pasar tradisional, puluhan orang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.