Konser Virtual, Inspirasi agar Anak Tetap Berkarya
Konser virtual menjadi alternatif hiburan bagi anak selama pandemi. Lebih dari itu, konser diharapkan menjadi penumbuh semangat agar anak tidak berhenti berkreasi.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah konser virtual diselenggarakan dalam rangka Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli 2020. Ada puluhan hingga ratusan anak dari seluruh daerah yang terlibat. Konser itu bukan sekadar hiburan, melainkan diharapkan jadi inspirasi agar anak terus berkarya di rumah.
Salah satu yang akan digelar adalah Konser konser virtual Di Atas Rata-Rata: Kami Anak Indonesia. Konser ini disiarkan melalui kanal Youtube Indonesiakaya, Sabtu (25/7/2020) pukul 15.00.
Di Atas Rata-Rata (DARR) merupakan proyek besutan Erwin Gutawa dan Gita Gutawa yang dibentuk pada 2011. DARR mewadahi anak-anak Indonesia untuk bermusik. Anak-anak tersebut diaudisi dan dilatih, kemudian tampil bersama.
Erwin mengatakan, ada 150 anak yang terlibat dalam konser virtual ini. DARR menyasar anak yang punya kemampuan bermusik ”di atas rata-rata” dari anak-anak seusianya. Konser ini menampilkan beragam genre musik, mulai dari pop, jazz, rock, hingga musik tradisional.
”Konsep konser dikerjakan selama sekitar 1,5 bulan. Sementara itu, proses mencari anak-anak berlangsung tahun ini, yaitu ketika DARR mulai merambah platform digital. Kami beri challenge (tantangan) musik lewat media sosial. Di situ kami mengintip bakat yang ada dan ’mengincar’ mereka (untuk bergabung dengan DARR),” kata Erwin pada konferensi pers virtual, Jumat (24/7/2020).
Tantangan di media sosial diikuti oleh lebih dari 1.000 anak di Indonesia. Beberapa di antara mereka diaudisi dan dilatih oleh pembina untuk mengasah bakatnya.
Gita mengatakan, 150 anak terpilih merupakan anak usia 6 tahun hingga belasan tahun. Mereka bisa menyanyi dan bermain alat musik, seperti suling, bas, gitar, drum, dan piano.
”Melihat kondisi sekarang, tampaknya anak-anak cukup bingung mau berbuat apa. Mereka butuh kegiatan positif lain di rumah selain bersekolah. Saya harap konser ini memberi manfaat positif ke anak-anak yang terlibat. Saya juga harap agar para penonton di rumah terhibur dan terinspirasi,” kata Gita.
Sembilan lagu
Ada sembilan lagu yang akan dibawakan pada konser berdurasi sekitar sejam ini. Beberapa di antaranya ”Janji untuk Mimpi” yang diciptakan Erwin dan Gita Gutawa, ”Tanah Airku” ciptaan Ibu Sud, ”Tak Perlu Keliling Dunia” ciptaan Mira Lesmana dan Erwin Gutawa, serta ”Aku Anak Indonesia” ciptaan AT Mahmud.
Lagu akan dibawakan dalam beberapa segmen. Setiap segmen punya nuansa berbeda, seperti nuansa band, klasik, RnB, dan lainnya. Gita menambahkan, ada pula paduan suara virtual persembahan 100 anak.
Bekerja sama dengan Unicef, konser itu membuka donasi untuk anak-anak yang terdampak Covid-19. Donasi akan digunakan untuk menyediakan fasilitas pendidikan bagi anak-anak di pelosok Indonesia.
Konser virtual anak juga diselenggarakan Kompas Gramedia melalui Dendang Sejuta Anak, Kamis (23/7/2020). Konser diselenggarakan dengan menggabungkan 273 video dari anak-anak di sejumlah daerah.
Pada video itu, anak-anak bebas menyanyi 10 lagu anak pilihan yang merupakan karya dari para guru pada acara Lomba Cipta Lagu Anak Dendang Kencana 2017. Konser ini merupakan hasil kerja sama Bentara Budaya, Universitas Multimedia Nusantara, majalah Bobo, majalah Mombi, Bobo.id, dan Komunitas Dongeng Kukuruyuk.
Ketua Panitia Dendang Sejuta Anak Dinartisti mengatakan, konser ini bertujuan untuk membuat anak gembira dan bisa menceritakan dunianya melalui lagu. Kegiatan ini juga untuk menambal kurangnya lagu anak-anak saat ini.
”Selain mendengarkan nyanyian yang menggugah hati, konser juga dirajut dengan cerita narasi terkait pengalaman bersekolah daring di masa pandemi Covid-19. Selain keceriaan, di dalamnya terkandung pula pesan kepedulian tentang bagaimana anak-anak dapat berempati kepada kawan serta lingkungan sekitarnya,” ujar Dinartisti.