Seseorang yang belum saya kenal menyeru di media sosial: ”Mas André, tolong bantu lacak asal kata pramugari/pramugara.” Secara instingtif saya langsung menduga bahwa pramugari berasal dari bahasa Sanskerta, terdiri dari pramu dan gari. Ternyata, si penyeru memiliki garizah yang sama. Dia lanjutkan: ”Arti gari itu ’borgol’ atau ’belenggu tangan’. Kok begitu disambung (pramu dan gari yang dikiranya asal-usul pramugari) jadi elok banget?” Tanyaan yang masuk akal, saya kira.
Bahasa Indonesia mengenal sejumlah kata yang berawalan pramu-: pramudapur (’karyawan yang melaksanakan berbagai tugas terkait pelayanan peralatan makanan’), pramuniaga (’karyawan perusahaan dagang yang bertugas melayani konsumen; pelayan toko’), dan pramugolf (’orang yang pekerjaannya membantu pegolf memunguti bola dan membawakan peralatan olahraga golf; kedi’). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga menjelaskan awalan pramu- sendiri sebagai: ’bentuk terikat yang bekerja di bidang jasa’. Dengan definisi ini, terasa wajar kami menduga bahwa pramu- ini yang berperan aktif dalam bagian awal pramugari. Hanya saja, tidak cocok dengan gari ’borgol’.
Baca juga : Memperdebatkan ”Normal Baru”
Lantas, apa gari atau gara ini? Awalnya saya mencari-cari dengan dugaan ini adalah bahasa Sanskerta, kemudian Jawa (Kuno), dan terakhir Melayu, tapi saya tak menemukan yang terasa pas. Dalam karya Russell Jones, Loan-Words in Indonesian and Malay (2007), terdapat sejumlah kata berawalan pramu- dan semuanya dikatakan terdiri dari pramu dan satu kata lagi, seperti pramubakti, pramuwisata, dan pramusahwat. Kata terakhir ini—diartikan sebagai pelacur—malah tak tersua di KBBI. Jones tak mencantumkan pramugari; juga tak menjelaskan arti dan asal awalan pramu-.
Kemudian saya teringat buku James Sneddon, The Indonesian Language: It’s history and role in modern society (2003). Berhubungan dengan pramugari, saya menemukan poin mengejutkan. Sneddon mengatakan bahwa awalan tuna-, swa-, pra-, dan antar- merupakan ”pinjaman baru” dari bahasa Sanskerta. Walau juga terdapat dalam beberapa kata kuno, kebanyakan bentuk yang menggunakan awalan itu hasil pinjaman dan pembentukan dalam zaman modern. Nah, khusus mengenai pramugari, Sneddon mengatakan bahwa terdapat beberapa pendapat berbeda ihwal kata ini. Dia menarik kesimpulan bahwa asalnya adalah mugari yang ada lema bahasa Jawa Kuno dengan arti kira-kira ’pengelolaan urusan’. Meski begitu, katanya, pramugari zaman sekarang paling sering diartikan dari pramu dan gari (yang rupanya tak memiliki arti tersendiri). Ini, menurut Sneddon, adalah inovasi kebahasaan, dan melalui ”analisis palsu” telah terciptakan lema baru. Seperti pramuniaga dan pramuwisma. Jika uraian Sneddon ini benar, KBBI, Jones, dan kebanyakan pemakai bahasa Indonesia keliru mengenai kata pramugari.
Baca juga : Mudik, Pulang Kampung, dan Makna Kata yang Hampir Sama
Kembali sebentar ke KBBI. Di sana, saya menemukan yang menggelikan hati: pramutamu ’petugas kantor bagian depan hotel yang tugas utamanya mengantarkan tamu ke kamar’. Jika kita menerima pramu- sebagai awalan, ini masuk akal. Nah, lihat lema di atasnya: pramutama. Apa itu? Itu ’kepala pramutamu’. Pramutama mengepalai para pramutamu karena ia pramutamu utama. Jadi ingat kuku kaki kakekku….