Pembelajaran jarak jauh semestinya menjadi momentum menggairahkan produksi konten edukasi dengan memanfaatkan medium penyiaran publik. Agar produksi konten menarik dan sesuai kebutuhan, instansi pendidikan dilibatkan.
Oleh
Mediana
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS—Pembelajaran jarak jauh selama pandemi Covid-19 perlu dilihat sebagai momentum untuk menggairahkan konten siaran pendidikan di ruang penyiaran publik. Sumber daya manusia, teknologi, dan teknik produksi konten memegang peranan kunci dalam menghasilkan konten berkualitas.
Hal itu mengemuka dalam Diskusi daring "Kontroversi Siaran BDR (Belajar dari Rumah) di Era Pandemi" yang diselenggarakan Pemantau Regulasi dan Regulator Media (PR2Media), Jumat (26/6/2020), di Jakarta. Hadir sebagai pemateri yakni Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Mimah Susanti, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada Rahayu, dan anggota Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik TVRI Pamungkas Trishadiatmoko.
Rahayu memandang, industri konten kreatif lokal, khususnya menyangkut pendidikan, perlu mendapat dukungan penuh pemerintah. Misalnya, investasi konten harus bersifat jangka panjang.
Selama ini kebijakan penyiaran konten pendidikan, terutama di ruang penyiaran publik seperti di TVRI dinilai kurang fokus, konkret, dan operasional. Hal yang semestinya dilakukan adalah pengembangan kebijakannya bersifat nasional, multi pendekatan, dan multi platform.
Rahayu lantas mencontohkan pengalaman beberapa negara maju yang punya lembaga penyiaran publik. Komisi Komunikasi Federal (FCC) di Amerika Serikat menyerukan media penyiaran lokal bekerja sama dengan sekolah - sekolah untuk merancang konten program pendidikan.
industri konten kreatif lokal, khususnya menyangkut pendidikan, perlu mendapat dukungan penuh pemerintah. Misalnya, investasi konten harus bersifat jangka panjang.
Sementara di Inggris, BBC melalui program "Bitesize Daily" menyiarkan konten pelajaran sesuai kurikulum setiap hari bagi siswa. Konten tersebut merupakan hasil kerja sama dengan guru dan pakar pendidikan. Konten disediakan secara gratis di multi platform, seperti televisi, daring, dan BBC iPlayer.
Adapun di Finlandia, penyiaran publik nasional Finlandia Yleisradio (YLE) dikabarkan mempunyai tim khusus untuk mempersiapkan program konten pendidikan. Tim itu melibatkan guru dan ahli pendidikan. Pendistribusian layanannya melalui medium televisi, radio, dan "podcast".
Pemerintah setempat menjadikan belajar virtual melalui multiplatform sebagai kebiasaan. Oleh karena itu, konten pendidikan disimpan secara digital dan perpustakaan daring dioptimalkan.
Investasi besar
Berangkat dari pengalaman sejumlah negara maju tersebut, Rahayu menganggap, investasi konten pendidikan di ruang penyiaran publik tidak bisa dianggap main-main. Apalagi jika berbicara industri konten lebih umum dan luas, dia mengamati, kompetisi antar pemain industrinya pun sudah sengit. Ditambah lagi, sesama pemain industri konten beradu pemanfaatan teknologi.
Mimah Susanti menambahkan, kondisi itu turut dipicu kemunculan aplikasi video berbasis permintaan ("video-on-demand/VOD") yang mendisrupsi industri penyiaran dan telekomunikasi, seperti Netflix.
Jauh sebelum kontroversi penyiaran film dokumenter Netflix original melalui TVRI untuk program Belajar dari Rumah, dia mengatakan kehadiran Netflix di Indonesia dalam konteks luas telah memicu polemik. Beberapa isu yang jadi polemik meliputi, antara lain legalitas badan hukum dan kewajiban setor pajak.
Pamungkas Trishadiatmoko menjelaskan, sesuai pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik TVRI, TVRI mempunyai tugas memberikan pelayanan informasi, pendidikan, hiburan sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat.
Jika mengacu kepada pasal ini, TVRI berperan penting dalam menyiarkan konten pendidikan. Contohnya, konten Belajar dari Rumah yang merupakan hasil kerja sama TVRI dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).
"Dalam Surat Keputusan Dewan Pengawas Nomor 1/2018, penekanan fungsi pendidikan juga disebutkan. Setiap pengembangan konten melibatkan publik yang berkaitan langsung," ujarnya.
Selain dengan Kemdikbud, TVRI menjalin kerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk menyiarkan konten - konten yang dibutuhkan khalayak luas di bidang kesehatan.
Pernah dirintis
Manajer Program Rumah Perubahan Lembaga Penyiaran Publik, Darmanto, mengatakan, kepedulian terhadap konten pendidikan di ruang penyiaran publik pernah dirintis ketika era pemerintahan Orde Baru, yaitu sekitar tahun 1980 - 1990. Pada tahun-tahun itu sempat muncul gagasan televisi pendidikan. Pemerintah melalui Kemdikbud sempat mengirim sumber daya manusia untuk belajar desain konten pendidikan ke luar negeri.
Namun, setelah masa itu berlalu, upaya menggairahkan konten pendidikan di ruang penyiaran publik berkurang. Kalaupun ada, masing - masing lembaga -- lembaga penyiaran publik dan Kemdikbud -- berjalan sendiri.
Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemdikbud Evy Mulyani saat dikonfirmasi, menjelaskan, Kemdikbud telah dan akan terus merespons tantangan kegiatan belajar mengajar selama masa pandemi Covid-19. Caranya, dengan memberikan layanan kepada pemangku kepentingan melalui berbagai program, kemitraan, dan kanal.
Beberapa program meliputi, antara lain penyediaan sumber pembelajaran melalui aplikasi Rumah Belajar, materi cetak yang dapat diunduh dari laman bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id, dan penayangan konten Belajar dari Rumah di TVRI.
Terkait program Belajar dari Rumah di TVRI, khususnya, selama 70 hari penayangan sampai Minggu 21 Juni 2020 telah ditayangkan sekitar 311 jam konten lokal dan hanya 3 jam 40 menit konten asing. Berkaca dari data ini, 99 persen konten Belajar dari Rumah sampai saat ini diproduksi dalam negeri.
Secara desain, program konten Belajar dari Rumah di TVRI diinisiasi Kemdikbud untuk membantu peserta didik, orang tua, dan guru yang mengalami keterbatasan akses terhadap internet, karena kendala ekonomi maupun geografis. Kemendikbud membagi tayangan Belajar dari Rumah menjadi konten pembelajaran dan kebudayaan.
Konten pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi, numerasi, dan penumbuhan karakter. Sementara konten kebudayaan bertujuan untuk memperluas wawasan dan apresiasi terhadap kebudayaan Indonesia dan nilai-nilai Pancasila.
Evy menerangkan, Pustekkom (Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi) Kemdikbud juga berkontribusi besar terhadap konten tayangan Belajar dari Rumah melalui sejumlah program pembelajaran dari TV Edukasi Kemdikbud dan produksi konten baru.
Sebagai contoh, seri bina keluarga di masa krisis "Beranda Pak RT" dengan pembawa acara Cak Lontong dan Asri Welas, dan seri seputar pekerjaan masa kini dan kebutuhan industri "Vokasi Kini".