Wali Kota Surabaya Menyemangati Ribuan Pelajar Kelas III SMP
Sebagai seorang ibu dari anak-anak se-Kota Surabaya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini merasa kangen kepada pelajar kelas III SMP yang sudah dua bulan belajar di rumah.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·5 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Sebagai seorang ibu dari anak-anak se-Kota Surabaya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini merasa kangen kepada pelajar kelas III SMP yang sudah dua bulan belajar di rumah. Dalam pertemuan melalui telekonferensi, Risma melepas kangen sekaligus memotivasi ribuan pelajar yang segera akan mengakhiri pendidikan di SMP.
Ketika wajah Wali Kota Risma tampak di aplikasi telekonferensi, para pelajar tersebut langsung riuh memanggil nama Wali Kota Surabaya itu. ”Halo sayangku semuanya... haloo,” kata Risma, lantas disambut dengan kata ”Halo juga Bu Risma” oleh para pelajar tersebut.
Wajah dan senyum ibu dari dua anak yang sudah hampir dua bulan berkantor di Taman Surya, sebagai dapur umum sekaligus posko utama penanganan Covid-19 Kota Surabaya, itu begitu ceria. Risma seakan benar-benar melepas kangen kepada anak-anaknya tersebut.
Ia pun lantas menanyakan kabar mereka semuanya dan berdoa semoga selalu diberikan kesehatan. ”Apa kabar kalian semuanya? Tidak bosan, kan, kalian di rumah terus? Tetap semangat, ya, anak-anakku semuanya, I Love You. Anak-anakku, ibu kangen kalian semuanya, maka ibu adakan kegiatan seperti ini,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma kemudian memberikan motivasinya kepada para pelajar tersebut. Menurut dia, kondisinya saat ini memang berubah karena anak-anak itu harus belajar di rumah dengan didampingi oleh orangtua dan gurunya.
Kendati situasi masih mengharuskan anak-anak belajar di rumah, Risma meminta semangat mereka tidak boleh berubah. ”Meski kondisi kurang baik, semangat tidak boleh berubah. Tidak boleh malas-malasan dan tidur-tiduran terus kalau di rumah. Kalian harus selalu semangat belajar seperti di sekolah sebelum ada Covid-19 ini,” katanya.
Presiden Asosiasi Pemerintah Daerah (UCLG) Asia Pasifik ini memastikan bahwa para pelajar itu adalah masa depan bangsa sehingga semua pihak mengharapkan anak-anak itu berhasil dan sukses di kemudian hari. Bahkan, Wali Kota Risma memastikan bahwa semuanya itu sangat mungkin terjadi jika mereka mau berusaha dan terus rajin belajar.
”Harus ditanamkan dalam diri kalian. Aku tidak boleh kalah. Semuanya akan aku lawan. Tidak peduli dari Indonesia ataupun luar negeri. Aku akan menjadi kebanggaan Indonesia. Kalian pasti bisa karena kalian anak-anaknya Bu Risma. Ayo, semangat,” katanya.
Setelah selesai memberikan motivasi, Wali Kota Risma memberikan kesempatan untuk bertanya. Mereka pun banyak yang bertanya, termasuk ada pertanyaan tentang belajar di rumah hanya menyelesaikan tugas guru. Akhirnya, Wali Kota Risma pun kembali memberikan motivasinya.
”Kalian belajar itu bukan untuk siapa-siapa, untuk kalian sendiri dan masa depan kalian. Jadi, mulai sekarang harus berjuang sendiri untuk masa depan kalian sendiri. Bukan hanya untuk menyelesaikan tugas, tapi tujuannya untuk menyelamatkan masa depan kalian sendiri,” imbuhnya.
Seusai memberikan motivasi, Wali Kota Risma mengatakan bahwa telekonferensi dengan para pelajar itu untuk memberikan semangat supaya daya kompetisinya tetap terjaga dan tidak turun. Sebab, mereka sudah tidak bertemu di dalam kelas sehingga ada kemungkinan daya kompetisinya semakin menurun. ”Nah, saya ingin menjaga semangat mereka itu supaya tidak turun,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo mengatakan, telekonferensi kali ini diikuti ribuan pelajar se-Kota Surabaya, khususnya kelas III SMP. Memang yang ikut telekonferensi via aplikasi Zoom terbatas 250 siswa, sedangkan pelajar lain melalui streaming Youtube dan aplikasi lainnya.
Supomo menjelaskan bahwa pemberian motivasi via online atau dalam jaringan itu merupakan permintaan langsung dari Wali Kota Risma. Sebab, ia ingin memberikan motivasi dan semangat kepada anak-anak di tengah pandemi ini. Bahkan, Wali Kota Risma juga ingin memberikan gambaran singkat tentang pandemi ini sehingga harus dilawan bersama-sama sesuai dengan protokol yang ditetapkan pemerintah.
Pada kesempatan itu, Supomo juga mengatakan, akibat pandemi Covid-19, ada sekitar 12.000 siswa SD dan SMP swasta di Surabaya yang kesulitan membiayai pendidikannya. Untuk itu, Dinas Pendidikan Kota Surabaya terus mencari bantuan dari berbagai lembaga dan perusahaan.
Sampai hari ini sudah hampir 6.000 dari 12.000 siswa itu telah mendapat bantuan biaya uang sekolah yang rata-rata sebulan Rp 250.000 dari beberapa lembaga dan perusahaan. Perusahaan umumnya bersedia membiayai pendidikan pelajar dari keluarga kurang mampu dari pos tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR).
Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) juga sudah siap membantu siswa yang menjalani pendidikan di sekolah swasta. ”DKK sudah siap membantu biaya beruapa uang sekolah siswa tersebut,” ujar Supomo.
Ciptakan lagu
Semua lapisan masyarakat di Kota Surabaya bahu-membahu dan bergandeng tangan melawan pandemi Covid-19. Mereka mengirimkan banyak bantuan kepada Pemerintah Kota Surabaya untuk menangani dan mencegah penyebaran wabah ini.
Beda halnya yang dilakukan oleh seorang seniman sekaligus pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, MT Agus. Demi memberikan dukungan kepada bangsa ini, ia pun menciptakan lagu berjudul ”Bersatu Melawan Virus Corona”. Karya ini bisa diunduh di kanal Youtube mt agus.
”Lagu yang dibuat dengan tujuan untuk menghibur masyarakat Indonesia di tengah pandemi korona yang sedang melanda. Memberikan support agar apa pun yang sedang menimpa bangsa ini, kita bersatu hadapi bersama,” kata pencipta lagunya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan, setelah mendengar syair dan lagunya sangat bagus, dia senang karena hal itu bisa sebagai media sosialisasi. ”Ke depan saya akan terus mendorong teman-teman untuk berkarya semacam ini. Sesuai dengan tugas kita untuk membina dan mengembangkan seni budaya, maka akan dilakukan penguatan di internal staf Disbudpar yang memiliki talenta,” kata Antiek.
Ia juga mengaku sebenarnya tidak ada perintah langsung kepada Agus untuk menciptakan lagu ini. Namun, karena dia memang seniman dan ingin memberikan kontribusi terkait penanganan Covid-19, maka dia pasti tergerak hatinya untuk menuangkan dalam sebuah karya seni.