Memperkenalkan Budaya Indonesia Melalui Lakon “Kresna Duta”
Oleh
Yovita Arika
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Untuk mengenalkan kebudayaan Indonesia ke dunia internasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Yayasan Pramarta Karya Budaya akan mengadakan pergelaran wayang orang di Jerman pada Mei 2019. Wayang orang yang dipentaskan bersumber dari cerita Mahabrata dengan lakon Kresna Duta.
Penulis naskah lakon Kresna Duta, Undung Wiyono, saat acara temu media, Rabu (14/11/2018), di Jakarta, mengatakan, Kresna Duta dipilih dalam pergelaran di Jerman karena sosok Kresna sangat populer di kalangan pewayangan Indonesia.
“Ini merupakan pertunjukan yang sangat komplit, mulai dari musik, tari, seni rupa, seni pentas, dan seni rias. Semua itu dikemas dalam sebuah pementasan dan dibingkai dalam sebuah cerita yang menunjukkan kekhasan budaya tradisional Indonesia,” katanya.
Lakon kresna Duta mengisahkan sosok Kresna yang diutus Pandawa untuk merundingkan perdamaian dengan Kurawa. Kresna diutus setelah dua duta sebelumnya, Kunti Talibrata dan Drupada, gagal merundingkan perdamaian.
Kresna merupakan duta terakhir yang diutus Pandawa sebelum terjadi perang besar Baratayuda antara Pandawa dan Kurawa. Perang itu terjadi ketika upaya perundingan yang dilakukan Kresna tidak menemukan solusi untuk berdamai.
Kresna selain dikenal sebagai duta, ia juga simbol dari Dewa Wisnu, sosok yang menjaga kedamaian dan keharmonisan di dunia. “Kresna sebagai seorang diplomat ini menjadi simbol kita untuk mengenalkan budaya Indonesia melalui diplomasi budaya ke luar negeri,” tutur Undung Wiyono.
Kresna sebagai seorang diplomat ini menjadi simbol kita untuk mengenalkan budaya Indonesia melalui diplomasi budaya ke luar negeri.
Menurut Ketua Penyelenggara Kresna Duta Prasti Racmadi Pomarios, wayang orang dinilai mewakili keberagaman budaya Indonesia, terutama dari pakaian, alat musik, bahasa, dan juga tariannya.
“Pergelaran ini tetap dalam bentuk teater klasik. Iringannya gamelan, bahasa pengantarnya bahasa Jawa, tetapi ada narator bahasa Jerman untuk kepentingan penonton Jerman,” kata Teguh “Kenthus” Ampiranto, sutradara pergelaran wayang orang Kresna Duta.
Libatkan diaspora
Pementasan Kresna Duta akan melibatkan 40 pemain wayang dari Solo dan Jakarta, dan kurator Hermann J Sattler asal Jerman yang berpengalaman di dunia seni pertunjukan berskala Internasional. Pertunjukan ini juga melibatkan Ikatan Ahli dan Sarjana Indonesia Jerman dan Diaspora Indonesia di Bremen, Jerman.
Kepala Seksi Diplomasi Budaya Internasional, Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kemdikbud Darwin Tampubolon mengatakan, pergelaran Kresna Duta merupakan bagian dari program rumah budaya yang digagas Direktorat Warisan dan Diplomasi Kebudayaan untuk mengenalkan kebudayaan Indonesia ke masyarakat internasional. “Mulai tahun depan kita lebih banyak melibatkan diaspora yang ada di luar negeri,” tuturnya.
Prasti mengatakan, sebelum pementasan di Jerman, pihaknya akan mementaskan Kresna Duta di Gedung Kesenian Jakarta pada 16 November 2018. Pementasan itu bertujuan untuk melestarikan kebudayaan tradisional di Indonesia yang kian tergerus dengan kesenian modern.
Pergelaran itu bagian dari persiapan atau uji coba sebelum penampilan puncaknya di Jerman nanti. Prasti pun berharap penonton yang hadir dapat memberi masukan dan membuka ruang diskusi untuk dijadikan bahan evaluasi.
“Kami yakin pementasan ini akan menjadi tontonan menarik bagi warga Indonesia maupun warga negara asing yang ada di Jakarta untuk mengapresiasi kebudayaan nasional yang kuno, unik, dan potensial,” ujar Prasti.