Festival Literasi Sekolah Wadah Evaluasi Literasi Anak Indonesia
Oleh
Yovita Arika
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS—Festival Literasi Sekolah merupakan momentum untuk evaluasi keberhasilan gerakan literasi sekolah yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2015. Festival yang akan dilaksanakan pada 28-31 Oktober 2018, di Jakarta, ini juga bertujuan menggugah kesadaran masyarakat bahwa literasi adalah bagian dari kehidupan masyarakat setiap hari.
Hal ini mengemuka dalam acara taklimat media Festival Literasi Sekolah (FLS), Jumat (26/10/2018), di Jakarta. Festival itu bertajuk Literasi Membangun Pembelajar Sepanjang Hayat.
“Saya melihat hampir semua daerah itu yang namanya literasi mulai menggeliat. Terutama sekolah-sekolah yang mempunyai akses buku dan internet,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Hamid Muhammad, Jumat (26/10/2018), di Jakarta.
Menggeliatnya literasi di tingkat sekolah tidak lepas dari upaya pemerintah untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia melalu gerakan literasi sekolah. Gerakan yang dimulai sejak akhir 2015 itu mewajibkan setiap siswa, guru, dan tenaga kependidikan membaca buku nonpembelajaran selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai.
Kebijakan ini mengacu pada Peraturan Mendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Dalam peraturan tersebut, mengharuskan siswa, guru, dan tenaga kependidikan melakukan kegiatan yang dapat menumbuhkan kebiasaan baik dan membentuk generasi berkarakter positif. Setelah hampir 3 tahun gerakan literasi dijalankan, FLS merupakan momentum yang tepat untuk mengetahui keberhasilan dari program tersebut.
“Puncaknya harus ada wadah. Kalau tidak ada wadah seperti FLS, kita tidak tahu prestasi yang sudah dikerjakan anak-anak,” ujar Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Pendidikan Dasar dan Menegah Purwadi Sutanto.
Untuk mengukur perkembangan literasi siswa sekolah, Kemdikbud akan mengadakan lomba literasi di beberapa lokasi yang ada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Adapun bidang yang dilombakan antara lain menulis cerpen, puisi, cipta pantun, cipta syair, dan mendongeng. Festival ini juga akan diadakan kegiatan diskusi interaktif, pelatihan literasi, peluncuran buku, dan pemutaran film.
Tangkal informasi bohong
Hamid menambahkan, kegiatan ini melibatkan masyarakat luas yang tergabung dalam berbagai forum atau komunitas. Tujuannya agar kesadaran masyarakat terus digugah untuk menjadikan literasi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Masyarakat yang memiliki literasi yang tinggi diyakini mampu mengkritisi setiap informasi yang menyebar di media sosial. Hal ini akan berdampak pada perilaku masyarakat untuk tidak mudah menyebarkan informasi yang tidak benar atau bohong.
FLS juga akan menjembatani relasi antara sekolah, masyarakat, dan keluarga dalam sebuah gerakan bersama, yaitu gerakan literasi. Melalui gerakan bersama dan kolaborasi di antara berbagai pegiat literasi diharapkan peradaban negeri ini menjadi lebih maju dan sejahtera. (STEFANUS ATO)