Keuskupan Timika Gelar Pameran Olahan Sagu Suku Kamoro
Oleh
Fabio Costa
·2 menit baca
TIMIKA, KOMPAS - Keuskupan Timika, Papua, menggelar pameran produk olahan sagu dari lima kampung suku Kamoro di Kabupaten Mimika pada 23-27 Oktober 2018. Kegiatan ini untuk memperingati hari pangan sedunia yang jatuh pada 18 Oktober 2018.
Hadir Sekretaris Daerah Pemkab Mimika Ausilius You. Ia didampingi Uskup Mimika Mgr John Philip Saklil dan sejumlah pihak membuka pameran yang bertema "Melindungi dan Mengelola Sagu sebagai Pangan Lokal yang Sehat".
Kegiatan pada Selasa (23/10/2018), berlangsung sekitar pukul 15.00 WIT dan dihadiri ratusan warga Timika. Lima kampung dari Suku Kamoro yang menampilkan aneka olahan sagu, yaitu Nawaripi, Nayaro, Koperapoka, Ayuka, dan Tipuka.
Sekitar 10 olahan kuliner sagu yang ditemukan dalam pameran tersebut, antara lain sagu bakar, ulat sagu, sagu bola dan olahan sagu dengan siput. Para pemuda dan pemudi setempat juga menampilkan tarian seka khas suku Kamoro yang turut memeriahkan pameran tersebut.
John mengatakan, sagu adalah anugerah besar dari Tuhan untuk masyarakat Papua khususnya di Kabupaten Mimika. Karena itu, masyarakat setempat jangan mengorbankan lahan sagu untuk pembangunan infrastruktur dan perkebunan sawit.
"Sagu adalah makanan pokok yang menopang kehidupan masyarakat Papua selama ini. Dengan pameran, kami ingin mengajak masyarakat tetap menjaga lahan sagu miliknya dari kegiatan eksploitasi yang merugikan, " kata John.
Ia pun mengakui, tingkah konsumsi sagu di tengah masyarakat Papua semakin menurun. Masyarakat lebih dominan mengonsumsi beras bersubsidi dari pemerintah pusat.
"Salah satu penyebab krisis pangan di Asmat karena berubahnya pola konsumsi dari sagu ke beras. Padahal, salah satu areal hutan sagu terbesar di Papua berada di Asmat hingga Mimika, " tambahnya.
Ia berharap, adanya regulasi dan bantuan dari Pemda setempat agar mampu mengelola sagu menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi.
Ausilius mengatakan, total luas lahan sagu yang telah dikembangkan masyarakat saat ini mencapai 1.042 hektar. "Mimika memiliki 19 varietas sagu dan menghasilkan 2.800 ton sagu basah per tahun. Namun, potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal," ujarnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat suku Kamoro, Seprianus Operawiri menegaskan, pihaknya mendukung penuh Keuskupan Timika dalam aksi perlindungan hutan sagu dari kegiatan eksploitasi.
"Kami bertekad tak akan menyerahkan hutan sagu kepada pihak perusahaan mana pun. Sebab, sagu adalah kekayaan yang diwariskan bagi suku kami, " tutur Seprianus.