Siswa Berprestasi Internasional Belum Dioptimalkan
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Prestasi pelajar Indonesia dalam berbagai kompetisi bidang keilmuan di tingkat internasional menunjukkan para pelajar sebenarnya berdaya saing. Namun, hingga kini peta jalan yang sistematis untuk mengoptimalkan anak-anak cerdas yang potensial ini belum jelas.
Prestasi terbaru dibuktikan empat pelajar Indonesia yang tergabung dalam Tim Olimpiade Komputer Indonesia (TOKI). Mereka yang baru kembali ke Tanah Air pekan lalu mempersembahkan tiga medali perak dan satu medali perunggu dalam kejuaraan International Olympiad in Informatics (IOI) ke-30 yang berlangsung di Tsukuba, Jepang, pada 1-8 September 2018.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hamid Muhammad, di Jakarta, Selasa (11/9/2018), mengatakan, peta jalan untuk mengoptimalkan anak-anak cerdas yang mampu meraih prestasi tingkat internasional masih diintegrasikan dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Pemerintah sedang menyiapkan rancangan (grand design) mengenai pembinaan siswa berprestasi di tingkat internasional. Kelak kelanjutan pendidikan mereka di perguruan tinggi terjamin, baik di dalam maupun luar negeri. Juga akan dibahas penyaluran anak muda berbakat yang sudah selesai dari perguruan tinggi agar bisa berkarya di dalam negeri, baik sebagai tenaga profesional yang akan bekerja di perusahaan-perusahaan maupun sebagai akademisi dan peneliti. (Kompas, 11/5/2018)
"Tampaknya target mundur dari yang direncanakan," kata Hamid.
Pendidikan difasilitasi
Menurut Hamid, Kemdikbud mengusulkan agar anak-anak terbaik ini bisa difasilitasi untuk melanjutkan pendidikannya sampai tingkat tertinggi yang bisa mereka raih. Selain itu, mereka bisa bekerja di dalam atau luar negeri yang bisa berkontribusi bagi pembangunan dan kemajuan bangsa.
Kepala Subdirektorat Peserta Didik Kemdikbud Suharlan mengatakan, prestasi pelajar Indonesia di tingkat internasional mulai merata dari anak-anak di daerah. Hal ini karena ada sistem penjaringan yang terstruktur dari tingkat sekolah, daerah, dan nasional lewat kompetisi bidang keilmuan yang juga ada kompetisi tingkat internasionalnya.
Di Olimpiade Informatika internasional beberapa waktu lalu, misalnya, tim Indonesia yang meraih medali berasal dari pusat dan daerah. Mereka adalah medali perak diraih Steven Wijaya (SMA Kanisius Jakarta), Abdul Malik (SMA Semesta BBS Semarang), dan Ahmad Yoga (SMA Taruna Nusantara Magelang) yang meraih medali perak di ajang tersebut, serta Muhammad Salman (SMA Taruna Nusantara Magelang) yang meraih medali perunggu di ajang tersebut.