Menulis Novel Remaja Harus Masuk ke Kehidupan Remaja
Oleh
Prayogi Sulistyo
·1 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menulis tentang dunia remaja menjadi tantangan tersendiri bagi seorang penulis novel fiksi remaja. Mereka harus masuk dan menjadi bagian dari kehidupan remaja.
”Menulis novel remaja seperti kita masuk pada masa-masa seorang remaja tumbuh. Masa saat seseorang mengalami situasi psikologi yang krisis,” tutur Annisa Ihsani, penulis novel Teka Teki Terakhir dan A untuk Amanda dalam acara Writing Workshop Gramedia Pustaka Utama yang bertajuk ”Eksplorasi Tema Novel Remaja”, Kamis (3/8) di Museum Wayang, Kawasan Kota Tua, Tamansari Jakarta Barat.
Hal serupa juga dialami Clio Freya penulis novel E’ffel Tolong! Ia mengatakan, menulis novel remaja tumbuh karena kebiasaannya berkhayal sehingga proses itu tumbuh secara alami. Selain itu, menonton film membantunya dalam memperoleh inspirasi.
Bagi seorang yang dewasa, menulis dunia remaja bukanlah sesuatu yang sulit. Hal itu diungkapkan Novera Kresnawati, Editor Senior Bidang Fiksi Remaja Gramedia Pustaka Utama.
”Kita sebagai orang yang sudah dewasa akan lebih mudah menulis tentang dunia remaja karena kita sudah mengalami masa itu. Tentu saja akan lebih sulit seorang remaja yang menulis dunia orang dewasa,” tutur Vera.
Acara dengan topik pembicaraan ”Tema Cerita Remaja yang Nggak Biasa” itu dimoderatori Yusri Fajar, dosen prodi Sastra Inggris Universitas Brawijaya, Malang. Workshop itu diikuti 30 peserta remaja hingga orang dewasa.