Desa Nusa di Aceh Percaya Diri Pacu Kemandirian Ekonomi Warga
Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 diikuti 1.831 desa dari seluruh Indonesia. Dewan juri kemudian mengurasi menjadi 300 besar, 100 besar, dan terakhir 50 yang terbaik.
Oleh
ZULKARNAINI MASRY
·3 menit baca
JANTHO, KOMPAS — Desa Nusa, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, mendapatkan Anugerah Desa Wisata Indonesia tahun 2021. Pengakuan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia itu diharapkan memicu tumbuhnya ekonomi dan sumber daya manusia.
Desa Nusa terletak di tepi jalan nasional Banda Aceh-Meulaboh. Jaraknya hanya 9,5 kilometer dari Banda Aceh, ibu kota Aceh. Desa ini berada di kaki bukit dan tidak terlalu jauh dari laut. Saat tsunami 2004 melanda Aceh, separuh desa juga terkena tsunami.
Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 diikuti 1.831 desa dari seluruh Indonesia. Dewan juri kemudian mengurasi menjadi 300 besar, 100 besar, dan terakhir terpilih 50 terbaik.
Menteri Parekraf Sandiaga Salahuddin Uno bersama tim kurator dan dewan juri sempat berkunjung ke Gampong Nusa. Dari hasil penilaian langsung tersebutlah Gampong Nusa kemudian dipilih dan ditetapkan sebagai salah satu pemenang.
Kepala Desa Nusa, Yasin, Rabu (8/12/2021), mengatakan, anugerah tersebut adalah capaian tertinggi sejak mendeklarasikan diri sebagai desa wisata pada 2013. Gerakan itu lahir dari inisiatif beberapa perempuan desa. Sebagai desa yang miliki akar budaya yang kuat dan alam yang indah, mereka menawarkan paket liburan kepada wisatawan Nusantara dan asing.
”Kami sangat bahagia, kerja keras warga mulai berbuah hasil. Desa kami semakin dikenal warga luar, artinya tanggung jawab kami semakin besar,” kata Yasin.
Menurut Yasin, atas anugerah desa wisata itu, pihaknya mendapat uang tunai pembinaan Rp 30 juta. Menurut rencana, dana itu akan digunakan untuk melengkapi fasilitas, seperti kantin dan penghijauan. Tahun 2022, Desa Nusa juga mendapatkan suntikan anggaran Rp 200 juta dari Pemprov Aceh.
Yakin optimistis setelah pandemi Covid-19 berakhir kunjungan wisatawan ke Nusa akan ramai kembali setelah pada tahun 2020 nyaris tidak ada pengunjung akibat pandemi.
Sebelum pandemi, dalam setahun, jumlah kunjungan mencapai 8.000 orang. Sebagian pengunjung menginap di desa membayar homestay (rumah tinggal). Kini mereka punya 42 kamar homestay bertarif Rp 60.000 per malam per orang di luar makan. Biaya makan disesuaikan dengan menu yang diinginkan oleh wisatawan.
Dari biaya tersebut Rp 50.000 untuk pemilik rumah dan Rp 10.000 untuk lembaga pengelola wisata desa. Diperkirakan, perputaran uang di desa itu mencapai Rp 100 juta dalam setahun.
Bupati Aceh Besar Mawardi Ali mengatakan, penghargaan itu adalah buah kerja keras warga Desa Nusa. Dia berharap desa itu akan menjadi tujuan wisatawan dan menjadi contoh bagi desa-desa lain di Aceh.
Sebelumnya, saat berkunjung ke Desa Nusa, Sandiaga Uno mengatakan, minat warga desa mengelola wisata sungguh besar. Pilihan itu membuka peluang bagi desa untuk mandiri.
”Wisata desa bisa menjadi andalan menarik wisatawan mancanegara. Wisatawan ingin merasakan eloknya alam, permainan tradisional, dan kuliner lokal,” ujar Sandiaga.