Tren harga rumah di pasar perumahan sekunder meningkat. Hal itu dinilai mencerminkan pasar properti yang terus menggeliat.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Harga rumah seken di pasar sekunder mulai merangkak naik. Flash Report Pasar Properti di Indonesia yang dirilis 99 Group memperlihatkan harga rumah di pasar sekunder pada September 2021 rata-rata meningkat 2,4 persen dibandingkan September 2020. Tercatat 13 kota di Indonesia mengalami peningkatan harga secara tahunan, dengan peningkatan harga tercepat terjadi di Kota Yogyakarta sebesar 8,6 persen.
Harga rumah di pasar sekunder di Jakarta secara tahunan juga naik 2,8 persen, Bogor 0,6 persen, Depok 0,7 persen, Tangerang 5,7 persen, dan Bekasi 3,1 persen.
Deputy CEO 99 Group Indonesia Wasudewan mengemukakan, survei cepat ”Flash Report” properti bulan September 2021 dilakukan pada 2 Oktober 2021. ”Tren pasar properti nasional terus mengalami perubahan yang dipengaruhi berbagai faktor,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (26/10/2021).
Harga rumah seken pada September 2021 itu juga meningkat 0,8 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sembilan dari 13 kota mengalami peningkatan harga secara bulanan. Kota Medan mencatat pertumbuhan harga tercepat, yakni 5,2 persen. Adapun di Jakarta rumah seken naik 0,3 persen, Depok 4,3 persen, Tangerang 0,5 persen, dan Bekasi 1,4 persen.
Sementara itu, suplai rumah di pasar sekunder pada September 2021 tercatat turun 10 persen dibandingkan September 2020. Lokasi pencarian rumah yang paling populer mencakup Tangerang dengan persentase 13,7 persen, Jakarta Barat 12,6 persen, dan Jakarta Selatan 10,2 persen.
Sebelumnya, Indonesia Property Watch merilis tekanan pada pasar perumahan sekunder (rumah seken) selama pandemi Covid-19 cenderung lebih tinggi dibandingkan pasar perumahan primer (rumah baru). Beberapa rumah seken dijual di bawah harga pasar, bahkan di wilayah-wilayah elite di Jakarta. Namun, sejak awal 2021, koreksi harga pasar sekunder mulai mereda (Kompas, 12/7/2021).
CEO dan Pendiri Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda, memproyeksikan pasar properti terus membaik hingga akhir tahun jika pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) terus berlanjut. Bangkitnya sektor ekonomi akan mendorong pergerakan pasar properti.
Dari data Indonesia Property Watch, sepanjang 2020 harga rumah terkontraksi rata-rata 2,85 persen. Koreksi tertinggi terjadi di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Utara. Tipe rumah segmen besar terkoreksi rata-rata 5,55 persen. Koreksi harga paling tinggi mencapai 27,99 persen atau paling tinggi dalam kurun 10 tahun terakhir.
”Tidak sedikit pembeli yang menunggu untuk membeli harga rumah dengan harga yang terkoreksi,” kata Ali.