45 Hektar Lahan Gambut dan Hutan Lindung di Aceh Terbakar
Sebanyak 20 hektar lahan gambut di Kabupaten Nagan Raya serta 25 hektar hutan pinus dan ilalang di Aceh Tengah terbakar. Penyebab kebakaran belum diketahui.
Oleh
ZULKARNAINI MASRY
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Sedikitnya 45 hektar lahan di Aceh terbakar. Kebakaran melanda lahan gambut di Desa Puloe Kruet, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya, seluas 20 hektar. Selain itu, hutan lindung di tepi Danau Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah, seluas 25 hektar juga dilalap api.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Ilyas dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/10/2021), mengatakan lahan gambut di Puloe Kruet memang masih membara, tetapi diperkirakan 70 persen titik api telah berhasil dipadamkan. Pemadaman dilakukan oleh petugas gabungan, personel BPBA, TNI, Polri, dan warga. Hujan pada Sabtu sore turut mempercepat proses pemadaman.
Pemadaman lahan gambut sukar dilakukan karena kondisi lahan yang kering. Lahan tersebut milik warga yang dibuka untuk ditanami kelapa sawit.
”Pemadaman terkendala karena terbatasnya sumber air, kondisi lahan gambut, dan akses jalan ke lokasi sukar dilalui,” kata Ilyas.
Nagan Raya merupakan daerah di mana paling sering terjadi kebakaran lahan. Di kabupaten itu terdapat lahan gambut yang cukup luas. Kebakaran lahan gambut paling parah di kabupaten itu terjadi pada 2010.
Sementara itu, di Kabupaten Aceh Tengah, hutan lidung di Desa Mendele, Kecamatan Kebayakan, terbakar. Lahan itu berada di tepi Danau Laut Tawar. Kebakaran berdampak buruk pada keindahan pemandangan kawasan danau dan dapat mengancam tata air danau.
Dihubungi terpisah, Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) II Anbiya mengatakan, api sudah berhasil dipadamkan pada Kamis malam. Namun, pihaknya belum mengetahui pemicu kebakaran. ”Masih kami dalami apa penyebab kebakaran. Diduga ada orang yang sengaja membakar,” ujar Anbiya.
Diduga ada orang yang sengaja membakar.
Hutan yang terbakar itu berisi pohon pinus dan ilalang. Daun pinus dan ilalang yang kering mempercepat api menjalar. Pemadaman sukar dilakukan karena titik kebakaran terletak di lereng yang terjal.
Kebakaran lahan dan hutan menjadi salah satu bencana rutin di Aceh. BPBA mencatat, pada 2018 terjadi 33 kali kebakaran hutan dan lahan seluas 777 hektar dengan nilai kerugian Rp 51,3 miliar. Pada 2019, kebakaran hutan dan lahan terjadi sebanyak 220 kali dengan nilai kerugian mencapai Rp 2,7 miliar.
Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh Muhammad Nur mengatakan, sosialisasi dan antisipasi kebakaran lahan minim dilakukan. Selain itu, penegakan hukum tidak berjalan tuntas sehingga tidak memberikan efek jera bagi pelaku pembakaran lahan.
Nur mengatakan, selain mengancam kesehatan dan kehidupan manusia, kebakaran hutan dan lahan juga mengancam kehidupan satwa yang berada di habitat itu.